"Gpp."

"Wah Rey lo apain anak orang sampe nangis gitu." Dhafi memicing curiga sedangkan Rey hanya menatap sinis kedua sahabat nya itu. Dhafi yang melihat itu hanya bisa nyengir tanpa merasa bersalah.

"Gue duluan ya." Pamit Sheila yang hanya di balas anggukan oleh tiga orang lelaki itu.

Sepeninggalan Sheila Dhafi dan Revan menatap Rey meminta penjelasan mereka berdua penasaran sangat mengapa Sheila menangis?

"Nanti." Ucap Rey seolah mengerti tatapan kedua sahabatnya itu.

Sedangkan Sheila? Ia berada di kantin sekarang. Bukan nya ia mau membolos tapi jika ia masuk akan banyak pertanyaan yang di lontarkan oleh gurunya dan Sheila malas menjawab.

Sepuluh menit kemudian, Bel pertanda istirahat berbunyi nyaring. Kantin yang tadinya sepi sekarang sudah di padati oleh manusia yang kelaparan.

"Dih cepet amat lo udah di sini aja." Ucap Alifa pada saat ia sudah duduk di samping Sheila sedangkan Tasya? Ia sudah beranjak untuk memesan tanpa bertanya terlebih dahulu tentunya karena pasti mereka akan menjawab 'samain aja'.

"Gue ga masuk kelas tadi."

"Ha?! Yang bener lo?!" Tanya Alifa heboh seketika semua pandangan tertuju ke arah meja Alifa dan Sheila, Alifa hanya meringis melihat kelakuan nya sedangkan Sheila sudah meminta maaf atas kelakuan sahabatnya.

"Biasa aja bego!" Sheila menoyor kepala Alifa.

"Ada apaan dah? Suara lo sampe ke stand nya mba Siti."

"Au dah temen lo tuh." Ucap Sheila sedangkan Alifa sedang sibuk mengusap kepalanya.

Tak ada lagi yang membuka suara mereka sibuk dengan makanan masing masing. Sampai akhirnya Bel pertanda berakhirnya istirahat berbunyi.

"Gue duluan ya." Ucap Sheila saat mereka sudah berada di depan kelas nya.

"Oke."

Sheila sudah duduk di tempatnya kemana Rey? Ah apa jangan jangan ia masih di rooftop? Tadi ia tak ke kantin. Sheila memilih untuk menelfon Rey.

"Lo dimana?" Tanya Sheila pada saat telfon sudah tersambung.

"Rooftop."

"Ck udah bel! Ke kelas kuda! Tadi lo bolos."

"Iya." Suara lelaki membuat Sheila terperanjat.

"Sialan! Abisin pulsa gue aja lo!"

Baru saja Rey mau membalas ucapan Sheila guru seni budaya sudah masuk.

Bel pertanda pulang sudah berbunyi. Siswa siswi SMA merdeka berhamburan di segala penjuru seperti lautan manusia. Knalpot motor bersahut sahutan di parkiran membuat bising. Keenam remaja yang masih duduk manis di kelas meringis karena area parkir dan kelas 11 IPA 1 lumayan dekat.

"Skuy pulang." Ucap Dhafi yang sudah lebih dulu berjalan.

Keenam remaja itu sedang berjalan bersama di koridor yang sepi hanya ada beberapa orang yang masih berada di sekolah. Sebentar lagi mereka sampai di parkiran tiba tiba ponsel Rey bergetar.

"Halo."

"..."

"Ya udah bentar."

Bip!

"La gue emm gue..." Ucap Rey terbata.

"Lo mau pergi? Mau jemput pacar lo? Gpp pergi aja gue minta jemput Bang Andra nanti." Ucap Sheila seperti tau apa yang akan Rey ucapkan.

"Gue tungguin sampe Andra jemput."

"Ga usah nanti pacar lo marah gara gara lama."

"Lo sama Revan aja dia bawa mobil ko."

"Ga. Sana kalian pulang gue minta jemput abang aja."

"Lo yakin? Bareng gue aja yo." Ajak Revan.

"Yakin."

Akhirnya mereka meninggalkan Sheila di depan gerbang. Merasa cuaca sangat panas Sheila memilih untuk menunggu angkot di halte. Loh? Andra mana? Tadi ia sudah menelfon abang nya tapi ia bilang tak bisa, ntah apa yang membuat abang nya tak bisa menjemput.

Dua puluh menit kemudian tapi angkot belum juga ada yang lewat Sheila menunduk melihat ujung sepatunya. Tepukan kecil di pundaknya membuat ia tersentak kaget.

"Apa?" Tanya Sheila pada seseorang yang menepuk pundaknya.

"Lo kenapa? Lo nangis?" Tanya seseorang itu.

"Engga." Jawab Sheila sembari mengusap air matanya yang ntah sejak kapan mengalir. Sejak kapan ia menangis?

"Gue bisa tau kalo lo boong." Ucap seseorang itu dengan tatapan horror.

"Lo cenayang?" Tanya Sheila bergidik ngeri.

"Gue bisa liat apa yang ga bisa lo liat." Ucap seseorang itu sembari duduk di samping Sheila.

"Apaan?" Mendadak bulu kuduk Sheila meremang.

"Haer."

"Aaa." Sheila menjerit karena kaget.

"Hahahaha." Tawa lelaki itu pecah karena melihat muka Sheila yang lucu saat kaget.

"Sialan! Lo nakutin gue?"

"Engga gue beneran." Ucap lelaki itu meyakinkan.

"Btw lo siapa? Ko seragam kita sama?" Tanya Sheila saat melihat seragam lelaki itu sama.

"Gue? Oiya kita belum kenalan." Ucap seseorang itu heboh sedangkan Sheila hanya memutar bola mata malas.

"Kenalin gue Kenzo Gilbert Aditama gue murid baru gue kelas 12 IPA 5." Ucap Kenzo sembari menyodorkan tangan.

"Gue sheila fitri winata kelas 11 IPA 1." Sheila menjabat tngan kenzo.

"Lo ga nanya gue pindahan dari mana?"

"Ga."

"Yaudah pulang yo gada angkot jam segini."

Setelah Sheila menimbang nimbang akhirnya ia ikut. Sheila mengarahkan rumahnya sedangkan Kenzo hanya diam mengikuti, sampai akhirnya motor ninja putih miliknya berhenti di depan rumah besar.

"Mau mampir dulu?" Tanya Sheila saat sudah turun dari motor Kenzo.

"Ga usah gue langsung pulang aja udah sore."

"Ya udah makasih ya Ka."

"Sama sama."

Setelah motor Kenzo hilang di makan jalanan Sheila memilih untuk masuk ke dalam rumah tanpa menyadari ada yang melihat mereka berdua di balkon.







Woiiiii!!!!!
Gimana gimana? Sheila sama Rey udah baikan tuuu.
Siapa kenzo? Nanti kita bakal lebih mengenal kenzo mangkanya jangan lupa vote dan komen biar aku semangat hwhwhw

Temen Apa Temen✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt