BAB EXTRA 14 ● DIMAS & KARINA

24.9K 989 8
                                    

BAB EXTRA 14 : DIMAS & KARINA

Sore hari mulai menjelang dan sinar senja mulai menampakan cahayanya dari balik awan mendung. Terlihat tanah yang masih basah karena air hujan, udara pun terasa semakin segar dan juga dingin. Villa yang terletak di sekitar perkebunan teh, menyuguhkan pemandangan indah dimana sekelilingnya dapat dilihat seperti hamparan permadani hijau yang begitu luas.

Rombongan itu muali melanjutkan kegiatan mereka, terlihat Dimas dan Rio sedang membangun tenda bagi mereka para kaum lelaki muda, sedangkan Cinta, Risa, dan Karin sedang berusaha mencoba membangun tenda bagi mereka sendiri, namun para gadis itu terlihat cukup kesulitan, dan pada akhirnya Dhika ikut membantu mereka hingga tenda mereka bisa berdiri.

Sejak awal mereka memang sudah memutuskan untuk berkemah di luar vila, mereka ingin menikmati suasana malam di puncak dengan berkemah. Para orangtua sendiri lebih memilih tetap tinggal di dalam vila yang cukup hangat, karena mereka tahu, berkemah bukan lagi menjadi pilihan yang tepat bagi tubuh tua mereka.

"Beres! Sudah selesai," ujar Dhika setelah selesai memasang pasak pada keempat sisi tenda yang ia bangun. Terlihat kedua tangannya pun kotor akibat tanah yang sedikit basah.

"Terima kasih," ucap Karin.

"Untung ada Kak Dhika," sambung Risa.

"Sama-sama…."

Dhika memasang senyum termanisnya, namun di sisi yang berbeda Cinta mencibirnya sambil bersedekap dada. Gadis itu mencebikkan bibirnya kesal ke arah Dhika.

Cinta masih merasa kesal terhadap Dhika, karena ulah Dhika tadi, sampai sekarang ia masih bisa merasakan ngilu di ibu jarinya. Ibu jari Cinta terpukul martil saat Dhika sengaja mengejutkannya ketika sedang memasang pasak, dan olah karena itulah mau tidak mau Dhika harus menuruti kenginginan Cinta.

"Sudah selesai … apa Tuan Putri sudah puas?" Cinta mencebik dan di saat itulah Dhika mengacak-acak rambut Cinta dengan tangannya yang masih kotor.

"Kakak!" Kesal Cinta pada Dhika ketika tahu tangan Dhika masih kotor dan belum di cuci.

Dhika menjulurkan lidahnya, "itu balasan atas cubitan yang kamu berikan padaku."

"Kak Dhika nyebelin!" Dhika beranjak tanpa mau peduli akan umpatan-umpatan yang Cinta lontarkan padanya.

"Kelihatannya kalian masih sangat akrab ya, aku kira kalian akan canggung satu sama lain," ujar Risa yang tiba-tiba saja sudah ada di belakangnya.

"Risa! Kamu ngagetin deh," ucap Cinta. Risa tersenyum.

"Apa hubungan kalian baik-baik saja setelah kejadian itu? Aku lihat sikap kalian sepertinya biasa-biasa saja."

Cinta menjawab ucapan Risa sambil menatap kearah Dhika yang sedang bercanda dengan Dimas. "Sejujurnya aku merasa canggung dan juga risih, tapi sikap Kak Dhika nggak menunjukan hal yang sama sepertiku. Dia masih memperlakukanku seperti adiknya."

Risa hanya tersenyum dan bergumam dengan batinnya. Seperti adik kah … kurasa bukan, karena kakakmu itu terlihat sedang mengekspresikan perasaannya padamu, Cinta….

●●●●●

Karin melihat Dimas di sekitar sungai yang berada tidak jauh dari tempat mereka berkemah. Pria itu sedang mencuci kedua tangannya yang kotor sehabis membangun tenda, tanah yang sedikit lembab akibat hujan tadi siang membuat tangannya berlumuran lumpur.

"Hai...."

Dimas menoleh dan saat itulah ia mendapati Karin tengah berdiri sambil menenteng ranting-ranting kering di kedua tangannya, ranting itu mungkin akan dipergunakan sebagai bahan membuat api unggun untuk nanti malam.

I Love My Little SisterWhere stories live. Discover now