8 ● MENCOBA LARI DARI KENYATAAN

39.9K 1.3K 19
                                    

BAB 8 ● MENCOBA LARI DARI KENYATAAN

Terkadang kita selalu berpikir, dengan menjaga jarak semua masalah bisa terselesaikan, namun semua itu hanyalah alasan licik untuk dapat menghindarinya. Sebab menjaga jarak tidak akan pernah menyelesaikan masalah, hanya akan menambah beban saja.

"Damn! Kenapa kejadian tadi pagi masih saja terus berputar di kepalaku!"

"Dan bagaiman bisa dia mengacuhkan kejadian tadi malam seperti itu?!" Kesal Dhika berulang kali.

'Kamu benar-benar serius dengan ucapanmu? Baiklah, jika itu yang kamu mau akan kulakukan, walau rasanya akan sangat menyakitkan!'

Dhika kembali mengingat ucapannya tadi pagi, ucapan yang ia lontarkan pada Cinta. Ucapan yang pada akhirnya membuat ia frustrasi saat ini.

Kejadian tadi pagi benar-benar membuat Dhika harus melupakannya, melupakan semua perasaannya dan mengubur semua rasa yang ia punya untuk adiknya itu, sebab itulah yang diinginkan oleh Cinta.

Falshback ….

"Pagi Yah, pagi Bun … pagi Kak Dhika…."

Pagi ini Cinta terlihat sama seperti biasanya, tidak ada perubahan sikap yang ia tunjukan pada Dhika, bahkan tidak ada rasa canggung yang gadis itu tunjukan pada Dhika ketika ia menyapanya sambil memberikan ciuman manja di pipinya.

Apakah semudah itu kamu melupakannya? batin Dhika lirih menatap sikap gadis yang dicintainya itu.

"Aku sudah selesai. Aku berangkat duluan ya, takut telat. Soalnya jam pertama hari ini gurunya killer."

"Kalau begitu biar Mang Asep yang antar kamu hari ini," ujar Sang Ayah. Cinta pun mengangguk.

"Hati-hati ya, Sayang."

"Eum, dah Bunda…."

Setelah berpamitan Cinta pun segera bergegas, namun tak lama langkahnya terhenti tepat di depan pintu saat Dhika memanggilnya. "Taa!"

"Ada apa, Kak?" sahut Cinta, gadis itu tersenyum manis.

"Ini … tadi malam ketinggalan di gazebo," terang Dhika sambil memberikan sebuah ponsel yang sudah pasti itu adalah miliknya yang tertinggal semalam di gazebo taman belakang.

Kejadian malam itu membuat Cinta tanpa sadar meninggalkan ponsel-nya. Ponsel itu menjadi alat rekam saat mereka meng-cover lagu bersama tadi malam.

Cinta sempat menatap nanar ponsel-nya, sebab ia tahu jika kejadian tadi malam pasti sudah terekam jelas di dalam media audio ponsel-nya. Percuma saja ia mencoba melupakan kejadian semalam, sebab saat ini bukti dari kejadian itu terpampang jelas di depan matanya.

"Soal kejadian tadi malam—"

"Makasih ya, Kak," sergah Cinta sambil tersenyum, gadis itu mengambil ponsel itu lalu memasukannya kedalam tas.

Dhika mengerutkan keningnya, sepertinya Cinta sedang menghindari kejadian tadi malam. Kenapa kamu bisa melakukan semua hal ini? Kenapa kamu berpura-pura seperti tidak pernah terjadi apa pun?

"Aku berangkat dulu…."

Langkah Cinta terhenti saat Dhika mencekal pergelangan tangan kanannya. "Aku antar kamu ke sekolah!"

"Tapi, kita beda arah Kak."

Jadi kamu benar-benar mau menghindariku? Nggak akan kubiarkan! Batin Dhika kesal.

"Kakak yang antar kamu hari ini!" Tegas Dhika.

"Tapi—"

"Kamu mau membantah Kakakmu ini, huh?"

I Love My Little SisterWhere stories live. Discover now