10. Abang-Adek

3.6K 301 43
                                    

"Sudah selesai dek?"

"Astaga!!!" Joanna terlonjak kaget, matanya membelalak dan refleks menampar keras lengan si tersangka. "Bodat ini copot jantungku ya Tuhan." Gerutunya sambil mengusap-usap dadanya.

"Kan udah lupa aku tadi apa yang abang bilang."

"Udah selesai dek?" Tanya Ayden lagi.

"Ha?"

Ayden menghela nafasnya, "udah mau pulang?" Pria itu mengganti pertanyaannya berharap kali ini Joanna bisa mengerti maksudnya.

"U-udah." Bukan karena pria itu tiba-tiba menegurnya yang membuat otaknya mendadak tumpul, akan tetapi perubahan panggilannya itu loh.

"Sejak kapan pakai abang-adek?" Gumamnya.

"Sejak hari ini."

Joanna membeo.

"Adek belum jawab pertanyaan abang."

Joanna menahan tawanya, telinganya geli dan tak terbiasa mendengar panggilan baru dari bule tampan ini, "Ppft. Iya bang, ini mau pulang."

"Sama abang aja ya?"

Joanna menunjukkan helm yang sedari tadi dipegangnya, "sama teman bang."

"Sama abang aja. Naik motor panas, nanti adek gosong."

"Iya juga. Aku kan udah lama gak perawatan. Nanti makin mahal pula biayanya kalo gosong muka sama badanku." Pikirnya.

"Tunggu sebentar ya, bang!" Joanna berlari menghampiri Fathir yang baru sjaa berhasil mengeluarkan motornya dari parkiran yang padat merayap itu.

Dengan tidak tahu dirinya, Joanna menyerahkan helm yang khusus dibelikan Fathir itu untuknya. "Duluan aja ya, Thir! Aku masih harus menjenguk saudaraku yang kebetulan dirawat di sini." Dustanya.

Fathir menatapnya prihatin, "kukawani kau ya?"

Joanna gelagapan, "mampus kau Jo!"

"Ng-ng kayaknya gak jadilah aku menjenguk saudaraku. Aku mau beli kue dululah sebelum ke sana, segan pula ya kan kalau datang dengan tangan kosong?"

Fathir mengangguk paham, "ya udah. Kita belinya di mana?"

"Ki-kita?"

"Iya, kita. Siapa lagi? Kok mendadak bodoh kau Jo?"

Tiba-tiba Ayden datang dan merangkul bahu Joanna, "kita udah bisa jalan sekarang dek?"

"Mampus."

Tidak ada tampang terkejut di wajah Fathir. Dia memang sudah mengetahui bahwa Joanna sedang mencari-cari alasan untuk menolak pulang bersamanya tadi. Dia hanya ingin menunggu gadis itu berkata jujur saja. Namun dia tidak mengharapkan pria ini datang dan menjadi alasan Joanna berbohong kepadanya.

"Oh. Mau pulang sama dia? Kenapa gak bilang daritadi? Buang-buang waktuku aja." Ketusnya sebelum kemudian menyalakan mesin motornya dan pergi begitu saja. Fathir tidak berniat sama sekali berpura-pura manis di depan keduanya.

A Unique Girl for The Playboy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang