Permainan Fantasi yang seru

11.4K 77 0
                                    


Bagian XI

Rissa mengangkat panggilan dari Rifa, saat itu Rissa hanya diam saja tak berbicara entah itu ia sengaja atau bukan yang jelas Rissa diam saat itu.

Kemudian, Rissa melotot tajam ke arahku.

"Ada apa sayang?" Tanyaku
" Dia rindu kamu. Hampir setiap malam dia mengingat kejadian itu, dia benar-benar rindu sama kamu" sahutnya dengan berpaling dariku.

Aku pun melangkah menghadapnya. Kemudian menatap mata yang indah itu.
"Sayang, sudah ku bilang. Itu hanya bagian dari rencana busuknya. Dia memang seperti itu, dia tidak akan pernah berhenti untuk menggangguku sebelum dia dapatkan aku." Jawabku sambil memegang kedua pipinya yang berisi itu.

Dia pun melepaskan kedua tanganku dari pipinya. Dia mengabaikan ucapanku. Sepertinya Rissa hanya butuh bukti yang nyata dariku.

"Sayang, aku mau pulang dulu. Nggak apa-apa kan sayang?" Kataku.

Matahari mulai terbit, kenapa Rissa lama sekali didalam kamar mandi?. Ku ketuk pintu kamar mandinya, ia tidak mendengar atau memang ia hiraukan. Baik ku tunggu beberapa menit lagi.

Ada apa ini? Rissa tak kunjung keluar dari kamar mandi. ku ketuk pintunya, ia tak kunjung membukanya. Lalu ku dorong badanku untuk mendorong pintu itu dengan sekuat tenaga.

Brushhh!

"Rissaaa!!" Teriakku.

Rissa tergeletak dikamar mandinya. Ia tak sadarkan diri. Tangannya pucat dan dingin. Ku gendong ia menuju.tempat tidurnya. Ku selimuti badannya yang saat itu sedang tidak memakai sehelai baju, sepertinya saat itu Rissa hendak mau mandi.

2 jam sudah ia tidak sadarkan diri. Ku tatap ia. Pegang tangannya yang perlahan sudah tidak pucat lagi. kemudian, ia perlahan kembali membuka matanya. Yang dia lihat pertama kali adalah diriku. 

"Aku kenapa Bima?" Tanyanya dengan lesu dan lemah itu.
"Kamu tadi pingsan dikamar mandi sayang. Kamu kenapa, apa yang sakit sayang?" Ucapku.

Ia pun memegang tanganku seolah-olah dia berusaha untuk bangkit dan duduk ditempat tidurnya.

"Aku tidak apa-apa sayang, mungkin aku kelelahan saja" sahutnya sambil memegang kepalanya.
"Aku buatin teh dulu ya sayang" ajakku.

Ia pun memegang tanganku, dan berkata

"Tidak usah, sayang. Aku bisa sendiri" balasnya sambil memegang erat tanganku.
"Tapi, badan kamu tadi pucat sayang. Aku khawatir" ucapku sambil menatapnya dengan tulus.
"Aku tidak apa-apa sayang. Oh ya, kamu tidak pulang? Nanti keburu warga ramai dilingkungan ini" tanyanya.

Aku pun berpikir panjang. Aku khawatir dengan keadaannya saat itu, jika aku pulang bagaimana kalau terjadi apa-apa dengannya nanti.

"Tidak sayang, aku mau menginap semalam lagi disini. Bolehkan sayang?" Pintaku.
"Hmm" dia menganggguk.

Ku belai rambutnya, ku sandarkan ia dibahuku.  Sesekali ku elus pipinya dengan lembut. Ia tampak menyukainya.

"Sayang, aku baru sadar daritadi aku nggak pakai baju" ucapnya.
" Hahaha kirain aku kamu udah tau sayang " jawabku sambil tertawa kecil.

Dia pun memelukku dengan erat. Kemudian ia menatapku dan memegang bibirku dengan lembut. Ia memainkan jarinya pada bibirku. Kemudian tangannya mengelus lembut rambutku, pipiku dan leherku. Ah, aku dibuatnya terangsang saat itu. Lalu ia bergaya seperti doggie style dihadapanku dengan kedua buah dadanya yang bergelantung disana. Ia terlihat sangat hot dengan gaya seperti itu.

Aku pun menerkamnya seperti singa yang sedang kelaparan. Aku remas payudaranya yang kenyal dan besar itu. Lalu ku jilati seluruh anggota badannya termasuk vaginanya. Dia mengerang dengan penuh kenikmatan.

Love and LustWhere stories live. Discover now