Tamu Tak diundang!

7.6K 63 3
                                    

Bagian IX

Tentang apa yang kau lihat, belum tentu itu benar adanya. Tentang apa yang kau dengar belum tentu jua itu kenyataannya. Telusurilah sebelum kau menilai benar atau salah. Karena, itu akan menyesatkanmu dikemudian hari.

"Assalamu'alaikum, bima"sahut seseorang dari luar.

Ku bukakan pintu,

"wa'alaikumussalam" aku terperingah melihat siapa yang datang disiang bolong ini kerumahku. Ada apa ini? Kenapa dia harus datang ke tempat ini?

"Hy, Bima. Kok kamu ngelamun sih? Seharusnya kalau ada tamu datang itu di sambut dengan hangat. Bukan malah ngelamun, hahah"sahutnya sambil menerobos masuk kedalam rumahku.

"eh... ngapain masuk aja... kayak nggak ada sopan santun aja!" ucapku dengan kasar.

" kenapa kamu kesini? Aku kan sudah bilang sama kamu, jangan ganggu hidupku lagi!"ucapku dengan marah.

"suka-suka Rifa ya mau datang apa nggak, kan Rifa juga pernah ada dulu dihati Bima." katanya dengan belagu.

aku tak menyangka dia seberani itu datang ke tempat yang lusuh seperti ini. Jika Rissa melihat dan tahu akan kacau semuanya. Kenapa dia harus datang? Apa tujuan Rifa kesini?. dasar wanita aneh!.

"Rifa, ada apa kamu kemari? Jangan buat ulah lagi kamu ya, fa"tanyaku dengan penasaran.

Seketika itu ia memegang tanganku dan membuat ia lebih dekat denganku saat itu. Rifa menatap mataku dengan dalam. Aku mencoba menyangkal tatapannya, namun tidak bisa. Kedua matanya penuh hasrat untuk menatapku.
"aku kesini, karena rindu padamu Bima. Sudah hampir 5 tahun aku tidak bertemu denganmu. Dan kini saatnya aku menemuimu untuk melepaskan rindu padamu"ucapnya dengan menggenggam tanganku dengan erat.

Aku melepaskan genggamannya, aku tidak ingin lagi mengulang kesalahan yang sama.
"kamu kenapa, Rifa! Aku sudah bahagia dengan Rissa. Kenapa kamu datang kesini dan mengatakan bahwa kau rindu padaku. 5 tahun yang lalu kamu kemana saja, kenapa kamu pergi disaat aku telah tulus mencintaimu"ucapku dengan kesal.

"aku menyesali perpisahan kita waktu itu, Bima. Aku menyesal telah meninggalkanmu dan pergi jauh ke kota besar. Aku ingin memperbaiki segala kesalahanku padamu, Bima. Izinkan aku untuk mendapatkan hatimu kembali. Aku tidak peduli kamu dengan siapa dan apakah bahagia atau tidak! Aku hanya peduli dengan perasaanku saat ini, itu aja" ucapnya sambil bersedih tersedu-sedu.

Dia menangis lalu berlutut dihadapanku. Aku tidak tega, hatiku sakit melihatnya menangis. ku lihat ia begitu menyesali segala keputusannya. Namun, aku harus tahu bahwa semua ini telah berlalu. Dan ia seharusnya tidak sepantasnya ada disini, berdua denganku.

"berdirilah, Rifa"ucapku dengan pelan.

" aku tidak lagi menyesali segala yang telah terjadi waktu itu. Dan kamu tidak perlu menyesalinya, apalagi memohon padaku untuk bisa bersamaku. Rasaku itu dulu ada padamu, namun saat ini Rasaku hanyalah untuk ku cinta saja yaitu Rissa. Ku harap kamu mengerti fa, sekarang kamu pulanglah!"ucapku sekali lagi.

Kemudian, aku berbalik meninggalkannya di ruang tamu.

"tidak! Aku tetap akan berjuang mendapatkanmu kembali" sahutnya dengan tegas.

Langkahku terhenti dengan keinginan kerasnya. Disaat aku membalikkan badanku ke belakang, Rifa menarik kedua tanganku. Dan membuat kedua tanganku memeluknya. Ia pun memelukku dengan erat, sehingga membuat desiran napas diantara kami berdua terdengar dekat. Rifa ternyata lebih kuat dalam memelukku, ku rasanya dua buah bola pada dadanya. Begitu kenyal. Dia menatapku dengan dalam, kemudian ia mendekati kedua bibirku. Semakin mendekat dan mendekat.

Love and LustWo Geschichten leben. Entdecke jetzt