Kesempatan (Cerita Rissa)

26.3K 241 0
                                    

Bagian II

Kesempatan (Cerita Rissa)

"ring,,, ring.. ring"

Pagiku dimulai dengan nada handphone ku yang berbunyi dan itu ternyata telpon dari Bima. Tidak biasanya ia menelponku sepagi ini kecuali jika ada tugas kuliah yang ia lupa kerjakan dan minta tolong aku untuk mengerjakannya.

"hmm... kenapa dia nelpon pagi-pagi kan hari ini tidak ada jadwal kuliah" ucapku dalam hati. Aku ragu untuk mengangkat telponnya, semenjak kejadian kemarin aku ragu untuk menemuinya. Nada dering itu pun berhenti. Tak lama kemudian, sebuah pesan masuk dan masih dari Bima.

"pagi sayang, kamu sudah bangun apa belum?
Kamu masih marah ya soal kemarin, maafkan aku yaa..
aku janji nggak bakal gituin kamu lagi deh
oh ya sayang, kamu ada kegiatan gk hari ini
kalau nggak ada, aku mau ajak kamu jalan-jalan
sekalian ada yang mau ku bicarakan kepadamu tentang aku

Balas ya sayang".

"hmm... dia mau bicarakan tentang apa ya? Jangan-jangan dia mau meninggalkan aku. Oh tidak! Jangan sampai, aku kan masih sayang sama dia dan dia pun yang pertama kali menciumku kemarin. Seenaknya aja mau meninggalkanku!" ucapku yang terus mengoceh sendirian, jari jemari masih sibuk mengetik balasan chat Bima.

"Baik, aku bisa
jemput aku 15 menit lagi ya" pesan terkirim ke Bima.

15 menit kemudian....

"Assalamu'alaikum"

Terdengar suara lelaki dari pagar diluar. Ku lihat dari jendela kamarku, ternyata itu Bima. "Ya Ampun, kenapa Bima tampan banget sihh.. kalau bisa aku disini saja untuk menatap wajahnya yang tampan itu. Adem bangett" kataku sambil senyum-senyum sendiri.

"aduh! Ngelamun lagii.. sadar Rissa jangan ngelamun terus!" sontak aku berlari keluar kamar dan membuka pagar rumah.

"hmm.. hy rissa" salam bima dengan grogi

" hy bima, kita.. kita mau kemana nih?" tanyaku berusaha menghilangkan rasa grogi.

"kamu naik aja dulu ke motorku, ikuti saja kemana aku pergi yaa" jawabnya yang mulai santai.

Semenjak kejadian itu, aku menjadi ragu untu berkata yang lebih leluasa dengan bima. Tidak seperti biasanya, sepanjang perjalanan aku dan Bima lebih menikmati perjalanan itu sendiri-sendiri. Tanpa sepatah kata pun yang terkeluarkan dari kedua bibir kami. Disisi lain, disepanjang perjalanan aku selalu berpikir apa yang akan dibicarakan Bima kepadanya? Soal dia? Apakah dia akan meninggalkanku?.

"kita sudah sampai, ya sayang" sahut Bima yang berusaha memulai percakapan

" wah!! laut.. aku suka, aku mau main air. Bolehkan bim?" tanyaku dengan senangnya.

" nanti yaa sayang kita main airnya, kita berehat dulu dipondok kecil ini, kamu mau minum apa sayang?" ucap Bima

"hmm.. es kelapa aja deh tapi nggak pakai gula ya sayang, yang murninya aja"

Bima mengangguk, berlalu begitu saja menuju ke kedai pemilik pondok yang ia sewa itu. Aku tetap memandang lautan diluar sana, "cantik sekali".

"Bahhh"

" Aaaa... ish bima, usil banget ya kamu... sini duduk sebelahku, lihat lautnya cantik banget kan?" kataku berusaha mengalihkan pandangannya yang dari tadi memperhatikan bibirku.

" iya cantik, tapi lebih cantikan kamu, sayang" balas Bima sambil memegang lembut wajahku. Geli sih, tapi aku tetap saja diam ketika ia memegang lembut wajahku.

"permisi mas, ini es kelapanya dan kembalian uangnya." ucap pelayan kedai.

"terima kasih ya mbak" balas bima.

Love and LustWhere stories live. Discover now