Siapapun yang melihatnya akan mengira kalau Andreas masih muda dan belum menikah. Tak jarang juga di sekolah dia di kagumi banyak siswi, tidak mau kalah dengan sang anak, Noval dan Rivan yang sama-sama memiliki beratus-ratus fans di sekolah.

Rivan, Noval dan ayah mereka Andreas memiliki banyak kesamaan. Bukan hanya kegantengannya tapi tingkah konyol dan lucu ada pada diri mereka. Kalau sudah berkumpul mereka akan seperti bayi kecil di hadapan Ana.
Ada-ada aja tingkah anak dan ayah ini.

"Widih... Ada yang sok kegantengan nih, ayah mau kemana? Jangan-jangan ayah mau kencan sama cewek lain ya!"
Ucap Noval penuh selidik.

"Kalo iya kenapa? Lagian ayah udah bosan sama mama kamu". Jawab Andreas dengan senyum liciknya.

"Hahahahaha... Sejak kapan ayah bisa selingkuh? Mama pergi keluar aja sering ayah ikutin saking takut mama di godain sama cowok lain" Noval menepuk pundak Andreas.

"Seorang Andreas perwita akbar selingkuh? Sampe lebaran monyetpun gak akan bisa" ucap Noval dengan penuh keyakinan.

Noval berbicara seperti itu karena dia tau sifat sang ayah.  cinta Andreas kepada Ana sangatlah besar. Dia tak akan menyakiti istri yang sangat dia cintai lebih dari dirinya sendiri.

"Udah-udah tujuan ayah ke sini mau bilang besok setelah jam istirahat kamu ke ruangan ayah, ada yang ingin ayah bicarakan" nada bicara Andreas berubah serius, suasana yang hangat tadi kini berganti dengan hawa dingin.

Tatapan Andreas pada putranya membuat Noval bergidik ngeri. Apa yang sebenarnya ingin di bicarakan sang ayah padanya.

"Yah, biasa aja dong natapnya kayak mau nelan aku hidup-hidup aja. Iya Noval keruangan ayah besok meningan ayah keluar Noval mau tidur."

Andreas akhirnya keluar dari dalam kamar Noval. Kesal juga dengan anaknya itu bisa-bisanya dia mengusir dirinya.

________________________

Dilain tempat Ara bersama ketiga sahabatnya tengah asik mengobrol, membicarakan hal-hal yang mereka sukai. Namun suasana berubah saat Tania melontarkan pertanyaan pada sahabatnya Ara.

"Ra.. Lo gak niat buat pacaran gitu?" tanya Tania.

"Ya allah Tan, udah yang keberapa kalinya lo nanyain pertanyaan yang sama. Dan lo udah tau jawabannya." ucap Ara heran dengan sahabatnya yang ini, di setiap waktu pasti pertanyaan itu terus saja masuk jadi topik pembicaraan dan ujungnya juga diem-dieman.

"Belum siap dan takut patah hati.
Dan yang lebih parahnya lagi belum ada cowok yg bisa buat lo luluh gitu? Iya gue tau ini jawabannya."

"Lah terus? Kenapa lo nanya kalau udah tau?."

Hening, Mira dan Nesa hanya diam. Tak ingin ikut memperkeruh suasana yang baru saja di datangi hawa panas.
Mereka juga tau niat Tania itu baik. Biar Ara gak terus-terusan sendiri kayak gini, mereka Ada tapi gak mungkin bisa bareng terus. Semua juga punya kesibukan sendiri, apalagi orang tua Ara jarang di rumah karena pekerjaan mereka. Ara tentu butuh pendamping, berada di dekatnya di saat sahabat-sahabatnya tidak bisa ada untuknya.

"Ra semua orang juga takut patah hati, tapi gak dengan lo jauh dari cinta. Dan bagaimana lo bisa dapat seseorang yang bisa buat hati lo luluh sedangkan lo aja belum buka hati lo buat laki-laki." Tania memegang tangan Ara menatap mata indahnya. "Please buka hati lo, siapa yang bakal ada buat lo ketika gue, Nesa dan Mira gak ada."

Ara menangis segitu peduli Tania padanya hingga urusan cinta dia pun ikut campur.

"Iya Ra, kalo kita gak ada gimana? Seenggaknya kalau lo udah dapatin seseorang yg tulus sayang sama lo, kita bisa tenang."

Nesa ikut mengeluarkan suara, mencoba memberi pengertian kepada sahabatnya itu.

"Emang kalian mau kemana? Kalian mau ninggalin gue?
Kalian udah janji bakal selalu ada buat gue dan gak ninggalin gue" ucap ara sesegukan benar-benar takut sahabatnya pergi meninggalkannya seperti abangnya kemarin.

"Enggak Ra, kita gk ninggalin lo maksud gue tu__, gini yah lo kan tau kita punya kesibukan masing-masing dan gak bakal bisa terus di sini." jelas Tania.

"Oke guys gue dari tadi cuman diam sekarang giliran gue. Maaf Tan tapi kita gak bisa paksa Ara buat pacaran karena itu hak pribadinya dia. Nyatanya gue sama Nesa juga masih jomblo meski udah pernah pacaran." ucap Mira, di saat kayak gini memang dia yang terus jadi penengah.

"Tapi Mir gue gak ada niatan buat paksa Ara buat jalin hubungan. Gue cuman ngasih pengertian ke dia biar gk kayak gini terus. Biar dia bisa secara perlahan ngebuka hati dia buat cowok. Lo mau punya sahabat lesbyan?".

"Ya enggak gitu juga kan gue cum___"

"Sorry Ra gue cabut duluan dhani udah jemput gue di depan" potong Tania, dia langsung bangkit dan pergi begitu saja.

____________________

Oke guys maaf part pendek lagi.
Sebelumnya gue dan ARNOV mau ngucapin Minallaidzinwallfaidzin mohon maaf lahir dan batin.

Maaf up nya lama banget
Dan part yg ini rada gimana gitu
Jujur gue lagi sibuk banget banget banget. Jadi sorry banget part yang ini gak sesuai sama keinginan kalian.

Tapi tetep aja jangan lupa VOTMENT ya readers

_YANA YUANA PICTURE_

_NOVAL ANDREAS PICTURE_

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_NOVAL ANDREAS PICTURE_

_NOVAL ANDREAS PICTURE_

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

See you next chapter..

ARNOV [ON GOING]Where stories live. Discover now