chapter 04

91 61 16
                                    

Duh author balik lagi..
Happy reading

***

Woy pembawa sial
Cowok macam apa lo? Jadi bener yang mereka semua bilang kalau lo itu cowok playboy yang bisanya modalin tampang doang?"

"Bacot!"

Cowok itu pergi dari hadapan Ara dan meninggalkan gadis yang masih menangis menutup wajahnya tersebut.

"Lo gk pp kan? Buka tangan lo
Si brengsek Noval udah pergi"
Ucap Ara pada wanita di hadapannya.

"Apa lo bilang? 'Brengsek'," cewek itu mengangkat kepalanya "punya mulut di jaga, lo jelek-jelekkin Noval di hadapan gue supaya gue putusin dia terus lo bisa leluasa dapatin Noval.
Cih cara lo itu murahan, Noval kayak gini itu gara-gara dekat sama lo."

"Gue udah ngebelain lo depan Noval dan ini balasan dari lo buat gue? Dasar manusia gak tau terimakasih"

Setelah mengucapkan itu Ara masuk kedalam mobil meninggalkan Yana sendiri di sana.

"Guys... Cepetan masuk"

"Lo dari mana aja si Ra, kita sampe karatan nungguin lo dari tadi, terus knp muka kusut banget gitu? Mobil ayah lo ada masalah?

Nesa sangat kesal dengan Ara
Menunggu selama itu, terik matahari yang menembus kulit mereka. Tania hanya diam dia tak ingin berbicara dengan Ara
Terlanjur marah dengan temannya ini.
Apalagi si Maria yang tidak bnyk bicara ini seketika bisu. Hanya Nesa yang mengeluarkan kekesalannya.

"Iya nih mobil ayah gue tadi ada sedikit masalah tapi udah bisa jalan kok, sekarang kita jalan".

Ara tak ingin menceritakan kejadian tadi pada sahabat2nya apalgi sama Nesa. Kalau dia sampe tau! Nesa akan pergi melabrak Yana memarahinya dengan kata-kata pedas yang menusuk ke tulang-tulang. Pantas saja Kevin kapok berantem dengan Nesa, 3 hari 3 malam gk akan selesai

Tring...

Tring....

Tring....

Dering handphone dalam saku baju Ara terus saja berbunyi.

"Ra meningan lo berhenti di pinggir angkat dulu tlpn nya siapa tau penting" ucap Mira, Nesa dan Tania masih dalam mode marah pada Ara.

Ara menepikan mobilnya, mengangkat telpn yg dari tadi terus berbunyi.

"Iya halo Bang, kenapa nelpon Ara?" ucap Ara pada orang yg menelponnya dan tadi tiada lain tiada bukan dia adalah Rega abangnya Ara.

........

"Apa? Abang berangkat sekarang, kok mendadak bukanya nanti sore bang. Oke Ara ke kesana sekarang".

Ara melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia hanya ingin cepat sampai di bandara sebelum abangnya berangkat ke Australia. Ara terus saja menangis Tania, Nesa dan Mira bingung knp temannya itu menangis. Nesa sudah berulangkali bertanya kenapa tapi Ara tidak menjawab sama sekali.

"Ra pelan-pelan nyetirnya bahaya, lo kenapa sih? Tadi siapa yang nelpon?" Nesa khawatir Ara dari tadi tidak berbicara satu katapun.

"ARABELLA REVALINO LO KENAPA? JANGAN DIAM LO MAU KITA MATI, ARA JAWAB......." teriak Tania tak peduli dengan kedua temannya yg berada di samping dirinya.

Nesa dan Mira menutup telinga, suara Tania sudah seperti Toa Masjid.

Tak terasa mereka sampai di bandara. Ara segera memarkirkan mobil dan berlari masuk ke dalam bandara tak peduli teriakan teman2nya yg terus memanggil namanya.

----

"Abang......." Ara langsung memeluk sang kakak.
Menangis menyalurkan segala perasaannya. Tak ingin berada jauh dari Rega, begini jadinya kalau sudah sangat dekat dengan saudara dimanja dan di sayang oleh mereka setiap hari, bertengkar layaknya anak kecil.
Lalu mereka tiba-tiba pergi jauh dari kita, meninggalkan segala kenangan yang tersimpan. Berat melepaskan orang2 yg begitu kita sayangi.

"Duh adek gue yang kebo ini ternyata cengeng banget" Rega mencoba menghibur sang adik berusaha tegar di hadapan Ara meski hatinya juga sedih sama seperti yg di rasakan Ara.

"Sayang abang Rega kan pergi ke sana buat kuliah, mama janji nanti pas Ara libur kita jenguk abang atau abang yg ke sini ketemu Ara, iya kan bang?" mama Ara mencoba menenangkan putri satu-satunya itu.

"Iya abang bakal sering ke sini ketemu Ara, abang janji kok
Jangan nangis lagi dong.
Oh iya Novel yang Ara minta udah ada di kamar Ara, jangan sedih lagi okay!"

"Ara lebih butuhin abang ketimbang novel itu, pasti nanti Ara kesepian di rumah. Yang bakal nemenin Ara siapa?"

"Kamu jangan kayak anak kecil gitu dong Ra, abang kamu itu pergi kuliah, Nanti pas kamu lulus ayah juga akan kirim kamu kuliah di sana" Ucap Lino pada anak perempuanya itu.

"Iya dek, jangan sedih lagi yah abang sayang adek" Rega menyium kening Ara lama hingga ucapan ayah menyudahinya.

"Rega pesawat sudah siap berangkat"

"Iya yah, dek jaga diri baik-baik mah Rega pergi"

Setelah Rega pergi Ara langsung di ajak pulang oleh sang mama sedangkan teman2nya memilih naik taxi online saja.
Berhubung kondisi Ara yang tengah sedih di tinggal pergi oleh Rega jadi mereka tidak ingin merepotkan Ara.
Semuanya meniggalkan bandara dan kembali ke rumah masing-masing.
_____________________

Minggu pagi Noval sudah siap dengan kaos angka 03 di punggungnya di sertai tulisan NOVAL ANDRS , kali ini dia memilih bermain sepak bola di lapangan depan perumahannya.
Subuh tadi setelah sholat dia sudah mengajak ke lima temannya untuk ikut bermain dengannya. Mereka adalah Raja, Kevin, Nichol, Rian dan Dhani.
Siapa lagi yang akan di ajak Noval selain mereka.

"Mama....Noval keluar latihan bola bareng teman-teman di lapangan depan assalamualaikum"

"Iya... Walaikumsalam" jawab Ana mama Noval.

"Mah coba kasih pengertian sama anak kamu itu, jangan bola mulu yang di perhatiin nilai akademik juga penting" ujar Andreas papah Noval.

"Bukan anak aku doang yah anak kamu juga, lagian Noval itu keras kepala sama kayak kamu Susah di bilangin. Capek aku kasih tau sampe mulut mama berbusa"

Andreas tertawa mendengar ucapan Ana, mengadu betapa Noval sangat keras kepala dan susah di atur. Dia berjalan menghampiri sang istri memeluknya dari belakang.

"Istriku sayang yang cantik nan jelita papah keras kepala tapi mama tetap cinta kan sama papah"

"Ndre udah tua punya anak dua masih aja kayak bocah SMA, sana ih aku mau masak. Semoga playboy dan kepintaran kamu menggombal gk nurun ke Noval ataupun Rivan"

Duh tante, udah telat kali si Noval udah playboy duluan sebelum tante berdoa- author

Orang tua Noval ini emang udah Romantis dari mereka jaman SMA. Andreas juga termasuk cogan sekolah dulu, dia banyak di gemari para siswi. Satu lagi jangan lupakan pintarnya dia menggombal hingga Ana mamah Noval termakan rayuan maut dari Andreas dan sekarang menurun ke anak kedua mereka siapa lagi kalau bukan Noval Andreas. Emang benar pepatah mengatakan buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

.
.
.
.
.
.
.
.


Pendek banget yah?
Lagi gak mood nulis maafkan author yang tak berdaya ini
Huaa...

Oh iya kalo ada kritik dan saran buat ARNOV bisa langsung coment yah.

Dan yang paling penting jangan lupa votment! Aku tunggu

See you next part...
Love you💜

ARNOV [ON GOING]Where stories live. Discover now