22 || PMS Day

1.6K 115 1
                                    

Bel istirahat berbunyi tepat ketika Pak Reza, selaku guru Biologi keluar dari kelas 11 IPA 2. Membuat para murid mulai berhamburan untuk keluar dari kelas.

"Kantin, kuy!" ajak Ibel pada Icha dengan nada riang.

"Gak ah males," jawab Icha santai. Membuat Ibel sontak saja mengerucutkan bibirnya. "Ayo dong! Jangan males! Gue udah laper banget, Cha."

"Kalo laper, ya, makan!"

"Temenin dong."

"Males, Bel. Gue lagi PMS hari pertama, jadi mager banget."

Ibel yang semula merengek-rengek akhirnya terdiam mendengar ucapan Icha. Gadis itu cukup paham untuk tak mengganggu Icha di kondisi seperti ini.

"Perut lo aman-aman aja, 'kan?" tanya Ibel perhatian.

"Lumayan melilit sih, tapi gue oke kok."

"Mau dibeliin sesuatu?"

"Gak perlu. Lo mending keluar sana, liat muka lo tuh bikin gue kayak pengen nendang orang, Bel," ujar Icha sadis.

Ibel mengusap dada pelan, menyabarkan dirinya. "Cha, lo kalo PMS gini mulutnya gak ada akhlak banget, ya."

"Hm, ya begitulah."

"Ya udah gue mau ke kantin, kabarin kalo butuh sesuatu."

"Iya."

"Babay, Honey, gue pergi dulu," pamit Ibel sembari bangkit dari kursinya dan melenggang keluar dari kelas.

Kini ruangan itu hanya menyisakan Icha dan juga Nara yang sedang sibuk menonton drama di laptopnya. Perempuan penggemar Oppa-oppa Korea itu tampak khusyu' dengan kegiatannya.

Icha hanya menggeleng maklum melihat pemandangan tersebut. PMS hari pertama memang selalu membuatnya tersiksa seperti ini. Jiwa magernya keluar dan seluruh badannya remuk seperti habis dipukul orang.

Untuk menetralisir sakit perutnya yang mulai terasa melilit, Icha memilih menelungkupkan kepala pada meja dengan tangan yang memegang perutnya.

Cukup lama Icha bertahan pada posisi itu, tiba-tiba saja sekotak susu berperisa vanila diletakkan di mejanya oleh seseorang. Icha lantas meluruskan badannya melihat hal tersebut.

"Kalo sakit itu gak usah sekolah," ujar Agnan. Cowok itu yang tadi meletakkan susu kotak di meja Icha.

"Gue gak sakit kok."

"Lah, kata Ibel lo sakit."

Icha memutar bola mata, lantas ia mengambil susu kotak tadi dan meneguknya menggunakan pipet.

"PMS hari pertama, ya?" tanya Agnan basa-basi. Karena sebenarnya ia sudah tahu hal tersebut dari Ibel tadi.

"Hooh, sakit banget perut gue," balas Icha dengan nada merengek. Bibirnya terlihat pucat dan Agnan sedikit tak tega melihatnya.

"Emang kalo cewek PMS gak ada obat buat redain sakit perut gitu?" tanya Agnan, kini ia duduk di bangku milik Ibel.

"Ada sih, tapi gue biasanya males minum gituan. Rasanya pahit banget kayak kisah hidup lo."

"Lo kalo ngomong suka bener, ya," sindir Agnan menahan kesal. Sedangkan Icha hanya mengerjapkan matanya polos.

"Emang kapan sih gue salah?"

"Bodo amat, serah lo dah," sahut Agnan kesal.

Ucapan itu tak mendapat tanggapan lagi dari Icha. Malah sekarang ia bangkit dari kursinya dan hal itu tak luput dari penglihatan Agnan.

All About Us [Terbit]Where stories live. Discover now