6 || Usaha

2.2K 146 0
                                    

Agnan melempar tas punggungnya ke sembarang arah tepat ketika cowok itu baru saja memasuki kamarnya. Melepas sepatu, kaos kaki dan menanggalkan seragam putih khas Star High terlebih dahulu, Agnan berjalan menuju sudut kamarnya dimana kulkas mini terletak di sana.

Cowok yang memiliki tinggi hampir 180 cm itu memang sengaja menyuruh Bundanya untuk menyediakan kulkas di kamarnya. Alasannya jelas karena ia sering haus dan malas kalau harus turun tangga lagi.

Setelah meraih sekaleng soft drink, Agnan langsung meneguk minuman itu sampai tandas setengahnya. Sedang sibuk-sibuknya menuntaskan dahaga, tiba-tiba saja pintu kamarnya dibuka dengan kasar.

"Kalau buka pintu yang sopan dong, Cha. Ketuk dulu, ucapin salam baru buka. Jangan langsung dobrak aja, gimana kalo gue lagi ganti baju?" tegur Agnan kala melihat sosok Icha berjalan memasuki kamarnya.

"Tinggal teriak terus nimpuk lo pake batu bara," sahut Icha ngawur. Membuat Agnan geleng-geleng mendengarnya.

"Gue kesini mau minjem laptop buat bikin laporan Biologi," lanjut Icha lagi, mengatakan tujuannya.

"Lah, laptop punya lo kenapa?"

"Rusak. Males servis, mahal. Mama sama Papa belum kirim uang lagi."

Agnan menghela napasnya. "Lo kan punya cowok tajir yang bisa dimanfaatin."

"Norak dan najis." Icha berujar dengan nada malasnya membuat Agnan mau tak mau terkekeh juga.

"Tuh, di meja. Lagian laporan Biologi terlambat amat baru dikerjain. Praktiknya aja udah berminggu-minggu lalu."

"Telinga lo budeg ya? Gue bilang laptop gue rusak!" ketus Icha, kini gadis yang tengah menguncir rambutnya itu mengambil laptop milik Agnan di atas meja belajar.

"Kenapa baru ngomong? Kan gue bisa pinjemin jauh-jauh hari, Cha."

"Baru kepikiran."

"Bukan karena kita baru jadian, kan?" goda Agnan.

Icha mendengkus sebal. "Sedang menahan diri untuk tidak menendang makhluk astral."

Agnan tertawa kecil mendengarnya. "Seriusan, Cha. Kenapa baru minjem?"

Gadis yang sekarang duduk di kursi meja belajar Agnan menghela napasnya sejenak. Tadinya ia tidak ada rencana meminjam laptop milik Agnan. Tapi setelah tahu kalau laptopnya emang beneran nggak bisa dipake lagi dan Icha nggak tahu juga musti minjem dimana. Punya Ibel kemarin juga dipinjam sama Kakaknya, jadi jelas Icha nggak mungkin minjam punya dia. Jadilah ia pinjam laptop punya Agnan.

"Karena laptop gue rusak dan nggak tau musti minjem kemana lagi," ujar Icha ketus. Hal itu membuat Agnan terkekeh.

"Eh iya, Cha, soal taruhan itu lo tenang aja. Lo jadi pacar gue nggak lama kok. Nanti kalo kita udah naik kelas 12, lo bisa mutusin gue."

Icha yang mendengar kalimat itu sontak mengernyitkan keningnya. Ia baru ingat ada sesuatu hal yang harus ia bicarakan dengan Agnan menyangkut 'mereka'.

"Naik kelas 12 masih lama, Nan," keluh Icha.

"Konsekuensi. Siapa suruh berani nantangin gue."

"Tau ah, yang penting kabar ini jangan sampe ke telinga Arby," ujar Icha melas. Tadi sebelum ke rumah Agnan ia sempat dapat telpon dari Elsa kalau Arby dan teman-teman olimpiade Matematikanya lagi ada di Jakarta. Mengikuti sebuah pelatihan antar SMA. Dan kabar itu merupakan sedikit keberuntungan untuk Icha.

"Hampir seluruh murid Star High tau, jadi si Arby mau nggak mau pasti tau juga dong, Cha." Agnan berujar dengan gemas.

"Hari ini Arby lagi ada di Jakarta, jadi dia nggak tau. Dan dia bakalan pulang besok lusa, dan lo jangan macem-macem!" peringat Icha tegas.

All About Us [Terbit]Where stories live. Discover now