"Memangnya siapa yang kalian curigai?"

"Gak tahu."

"Kalau penasaran, cari tahu saja."

Lucia menatap Orlan sangat datar. Orlan jadi dingin cuma gara-gara Lucia juga bertanya pendapat Dafa? Lucia tidak memedulikan Orlan, ia menoleh pada Dafa yang masih menundukkan kepala.

"Menurut Anda?"

Dafa perlahan mendongak, tidak mungkinkan ia tidak menjawab pertanyaan Luna-nya? Meskipun Alpha-nya memberikan tatapan tajam, Dafa akan pura-pura tidak lihat.

"Menurut saya, perlu dicari pelakunya Luna. Tidak adil rasanya, bila pelakunya tidak diadili. Karena pelaku lainnya saja telah dihukum."

Lucia bergumam, "tapi siapa?"

Terdengar suara ketukan pintu. Dafa berjalan menuju pintu dan membukanya. Ia terkejut melihat Teo, salah satu warrior yang menjaga gerbang masuk pack.

"Ada apa?"

"Ada dua wanita yang mencari Alpha dan Luna, sepertinya bukan manusia biasa. Keduanya sudah saya usir, tapi mereka tetap memaksa ingin bertemu Alpha dan Luna."

"Hah? Bukan manusia biasa?"

"Iya, penampilannya mirip manusia, tapi bau badannya tidak terdeteksi."

Kening Dafa berkerut dalam. Bukan manusia biasa? Bau badannya tidak terdeteksi? Apakah makhluk jenis baru?

"Siapa?"

Dafa menjawab, "Teo, Alpha. Katanya ada dua wanita bukan manusia biasa yang bau badannya tidak terdeteksi, ingin bertemu Alpha dan Luna."

Orlan dan Lucia saling bersitatap. Siapa dua wanita itu?

"Apakah Azzura?"

"Tapi dua wanita."

"Aku yakin dia Azzura dan mungkin bersama temannya?" Lucia sangat yakin, Orlan menghela napas panjang.

"Suruh mereka kemari."

"Baik, Alpha." Dafa keluar dari ruangan kerja Alpha-nya mengikuti Teo.

➡️

Orlan dan Lucia memandangi kedua wanita berambut putih dan beriris mata ungu yang duduk di depan mereka.

"Mereka berdua yang kamu lihat waktu perang itu?"

"Iya." Lucia menunjuk salah satu wanita yang memakai jaket berbulu dan topi. "Kau yang memanahku waktu itu, bukan?"

Orlan yang tadinya matanya menatap penuh selidik, sekarang berganti menyorot tajam. "Dia." Orlan ikutan menunjuk wanita yang ditunjuk Lucia. Wanita ini harus dimusnahkan karena telah melukai Lucia!

Lucia menatap Orlan. "Jangan berbuat macam-macam." Lucia ngeri, tatapan Orlan sarat akan dendam.

"Saya tidak akan membunuh Anda, tapi jelaskan kenapa Anda memanah Luna saya. Kalau alasannya tidak kuat-"

"Orlan." Lucia memotong ucapan Orlan dan memelototi lelaki yang ada di sebelahnya itu.

"Dia-"

Lucia meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Orlan. "Kita dengarkan saja penjelasannya, tidak usah mengancam-ngancam seperti itu!"

My Mate is a Vampire Princess (TAMAT)Where stories live. Discover now