XIV... Pergi Ke Mana? (Versi Revisi)

4.5K 378 3
                                    

Demi menempati janjinya dengan Orlan yang tidak pernah lupa mengingatkan dirinya akan jalan-jalan pertama mereka. Mengantisipasi takut Carlen secara tiba-tiba datang ke kafe dan tidak menemukannya, akhirnya Noura memutuskan meminta izin Carlen. Butuh waktu selama tiga puluh menit untuk Carlen memperbolehkannya pergi.

Tentunya Noura tidak bilang akan jalan-jalan bersama Orlan. Karena Noura sedikit curiga, sepertinya kakaknya itu tahu tentang cincin hitam pemberian Orlan. Noura harus berhati-hati.

Apalagi sekarang sepertinya putra mahkota Vander telah menjadi mata-mata untuk selalu mengawasi Noura. Siapa lagi yang menyuruh kalau bukan Raja Carlen.

Sejak menjejakkan kakinya ke dunia manusia. Noura tidak pernah lupa menggunakan kekuatannya, yaitu mengedapkan suara supaya kakaknya itu tidak mendengar pada siapa saja dia berbincang. Karena kemampuan Raja Carlen yang dapat mendengar suara dari jarak ratusan kilometer itu, sungguh membuatnya kerepotan.

Noura mengenakan kaos polos lengan panjang berwarna biru muda yang dipadukan dengan jeans. Rambut cokelatnya selalu dia gerai.

Sekitar dua menit menunggu, sebuah mobil berwarna silver berhenti di depan Noura. Keluarlah Orlan dengan menampakkan senyuman lebar.

"Maaf, sudah membuatmu menunggu." Orlan mengenakan kemeja. Lebih terlihat santai, biasanya Orlan selalu memakai setelan jas-jika datang ke kantor.

"Tidak, aku juga baru datang." Noura tersenyum. Dia segera masuk ke mobil. Dia tidak mau lama-lama di luar, bahaya jika ada vampir yang melihat mereka. Terlebih lagi, mata-mata Carlen ada di mana-mana untuk mengawasinya. Andai Noura mempunyai kekuatan agar tidak dapat dilihat, dia tidak perlu merasa ketakutan ketika bersama Orlan.

Orlan memutar balikkan mobilnya.

Noura memelotot. Menerka-nerka ke mana kiranya Orlan membawanya pergi?

Jalannya familier. Batin Noura. Selama lima menit menggali ingatannya. Satu tempat terlintas di pikirannya. Noura melebarkan matanya, lalu dia menggeleng. Daripada menebak-nebak, lebih baik dia bertanya. "Orlan, sebenarnya kita mau ke mana?"

"Redwood Pack. Kedua orang tuaku ingin bertemu denganmu," jawab Orlan santai. Berbanding terbalik dengan reaksi Noura yang sangat syok, ternyata dugaannya benar.

"Kedua orang tuamu sudah tahu tentang kita?" Noura tidak percaya. Mudah sekali bagi Orlan untuk memberi tahu kedua orang tuanya. Berbeda dengan dirinya yang harus sembunyi-sembunyi supaya tidak tertangkap radar pantauan kakaknya.

Orlan menghela napas panjang. Kalau bukan karena ayahnya melihat dia dan Noura di kafe, dan kedua orang tuanya tidak bertanya. Orlan juga tidak tahu, kapan dia akan memberi tahu hal ini kepada kedua orang tuanya. Ini diluar perkiraannya!

Namun, Orlan bersyukur karena kedua orang tuanya sudah tahu dan mereka menerima kehadiran Noura. Akhirnya Orlan tahu, ke mana dia akan mengajak Noura pergi yaitu, Redwood Pack. Itu pun atas usul kedua orang tuanya.

"Waktu itu papa melihat kita di kafe. Lalu cerita ke mama. Terus mereka bertanya padaku dan aku mengakuinya. Jadi mereka ingin bertemu denganmu." Orlan menjelaskan secara garis besar apa yang telah terjadi.

Noura mengangguk paham. "Mereka menerimaku?" Raut wajah Noura tampak keheranan sekaligus terkejut. Orlan mengangguk. Noura semakin heran. Andai reaksi kakaknya seperti itu dan sepertinya mustahil. Meskipun terlihat baik, Carlen itu agak sensitif dengan bangsa werewolf.

**

Perjalanan dari Hutan Appalachia menuju Redwood Pack memakan waktu hampir satu jam. Untung jalanan tidak terlalu macet.

Mereka tiba di rumah Orlan yang sangat megah. Di halaman rumah terdapat air mancur. Jarak antara pintu gerbang dengan rumah lumayan jauh. Noura selalu iri dengan siapa pun itu yang memiliki rumah. Dia ingin sekali tinggal di rumah. Karena dari lahir sampai sekarang, dia selalu tinggal di istana yang membosankan.

My Mate is a Vampire Princess (TAMAT)Where stories live. Discover now