XXI... Everything Will Be Ok

3.8K 336 5
                                    

Selama empat hari, hubungan jarak jauh telah dilalui oleh kedua pasangan ini. Hanya untuk sekadar komunikasi lewat ponsel, harus mencuri-curi waktu dan tempat.

Berbeda dengan kekasih yang menjalin hubungan LDR pada umumnya, yang alasannya karena beda negara atau kota. Keduanya masih dalam satu negeri yang sama dan kotanya hanya bersebelahan. Keduanya mengalami hubungan LDR, karena Noura yang kekuatannya melemah, membuat ia tidak boleh pergi ke mana-mana oleh Raja Carlen.

Hari Selasa, jam 4 sore dengan cuaca yang sedikit mendung, terlihat seperti akan turun hujan. Orlan datang ke cafe, dengan memakai kemeja putih yang digulung dan jeans biru toska. Sementara, ia melepaskan jas kebesarannya, meninggalkan di dalam mobil sport hitam metalic yang terparkir gagah di parkiran. Tidak lupa membawa jaket berwarna abu-abu yang tersampir di bahunya --belum berniat untuk dipakai.

Noura tersenyum melihat kedatangan Orlan. Lelaki itu, sama sekali tidak menyia-nyiakan waktu yang sangat terbatas ini. Karena mungkin bisa jadi, hari-hari selanjutnya, hubungan jarak jauh akan kembali berlanjut, sampai waktu yang tak dapat ditentukan.

Arva tersenyum kecut, melirik kakaknya jengkel. Hari ini, ia juga ingin menghabiskan waktu bersama sahabatnya. Mengganggu saja. Padahal ia sudah berniat mengajak Noura nonton film di bioskop. Tapi kakaknya itu ngotot dan gak mau kalah. Alhasil, ia mengikhlaskan Noura pergi bersama kakaknya yang menyebalkan itu. Ya, ia sangat tahu. Kakaknya itu tersiksa selama empat hari tidak bertemu dengan Noura. Tidak seperti dirinya dan Leon, yang sudah terbiasa dan tahan banting.

Orlan duduk di depan Noura. Ia tertegun, saat melihat penampilan gadisnya ini. Biasanya Noura hanya menggerai rambutnya, sekarang rambut cokelat kemerahan itu dikepang --yang entah model apa. Noura juga memakai sweater, biasanya hanya memakai baju lengan panjang. Ah, Orlan juga penasaran. Kenapa gadisnya ini, selalu memakai yang lengan panjang, alih-alih lengan pendek.

"Kita berangkat sekarang saja." Noura sudah siap. Orlan tersontak, masalahnya ia baru saja duduk, belum ada lima menit.

Arva tersenyum miring. "Semangat sekali, kencan pertamanya." Ia tertawa melihat Orlan yang memelotot dan Noura tersenyum malu-malu.

"Ayo." Orlan berjalan menuju luar. Arva tertawa melihat wajah kedua pasangan itu yang terlihat malu-malu kucing.

*****

"Kenapa kamu mengajak aku ke sini?" Noura melihat antrean yang sangat panjang, hanya demi dapat menikmati permainan roller coaster.

Orlan telah memakai jaket, musim gugur udara sangat sejuk dan sedikit terasa dingin --walau tidak sedingin, saat musim dingin.

Orlan terdiam sejenak. Sebenarnya, salah satu alasannya ialah, karena ia bingung mau mengajak Noura ke mana. Biasanya manusia mengajak kekasihnya dinner ke restoran yang romantis. Lah, masalahnya kekasihnya ini vampire. Tidak bisa makan, maksudnya, tidak dapat merasakan rasa makanan. Jadi percuma rasanya melakukan acara dinner seperti itu.

Walaupun dalam hati paling terdalam, ia ingin seperti itu. Dengan ditemani oleh ratusan lilin yang membentuk rangkaian kata I Love You; bunga mawar merah dan biru yang bertaburan di atas lantai; diiringi musik piano dan biola. Intinya, romansa cinta ala-ala manusia.

"Orlan?" Noura melambaikan tangannya di depan wajah Orlan. Kenapa Orlan sampai melamun begitu? Apa pertanyaannya susah sekali? Atau Orlan tidak ada alasan khusus, hanya ingin ke sini saja?

My Mate is a Vampire Princess (TAMAT)Where stories live. Discover now