XXXVI...Not Over Yet

3.4K 329 12
                                    

Selama bulan puasa aku nggak akan update cerita ini. Setelah lebaran baru akan update.
Niatnya, sebelum puasa aku akan post sampai chapter 38 (ini masih rencana)

Jadi, selama bulan puasa jangan menunggu cerita ini, ya🙂



"Kau tahu, kenapa vampire Appalachia tidak menerima kehadiran Ratu Letizia?" Darren menghadang Lucia yang baru memasuki mansion dan berjalan menuju ruang kerja Orlan.

"Karena dia dahulu manusia yang dijadikan vampire oleh Raja Carlen." Mata Lucia memincing. "Kenapa kau bertanya seperti ini? Apa sebenarnya yang ingin kau tanyakan?" Ini merupakan pembicaraan yang sangat tidak disukai oleh Carlen. Bila ada yang membicarakan tentang ini dan Carlen mendengarnya, Carlen akan memberikan hukuman.

Darren tersenyum tipis. "Apa kau pernah menjadikan manusia menjadi vampire?"

Lucia tersentak kaget. Ia bungkam.

"Apa aku salah dengar?" Lucia dan Darren menoleh. Orlan berjalan mendekat. "Jadi benar, rumor yang beredar itu?"

"Iya." Lucia mengangguk. Orlan membelalak terkejut. "Kamu sudah selesai? Katanya kamu mau menunjukkan sesuatu padaku."

"Iya, sudah selesai."

"Ayo, aku sudah tidak sabar ingin melihat sesuatu itu."

Orlan tersenyum.

"Lucia, kau belum menjawab pertanyaanku." Darren menyindir keras.

Lucia menoleh pada Darren. "Iya, aku pernah melakukannya dan aku tidak tahu di mana dia sekarang."

Mata Darren melebar. "Apa? Itu sangat berbahaya."

"Aku tahu itu."

Kening Orlan berkerut dalam. Dia mengingat pertanyaan apa yang Darren ajukan pada Lucia? Matanya sontak melebar, saat berhasil mengingat. Jadi Lucia pernah menjadikan manusia menjadi vampire? "Kamu ...?"

Lucia menggenggam tangan Orlan. "Iya, aku pernah menjadikan seorang manusia menjadi vampire. Waktu itu aku hanya ingin menolongnya." Lucia kembali menoleh pada Darren. "Tapi aku tidak pernah menyesal telah melakukannya." Lucia dan Orlan pergi meninggalkan Darren yang berdiri mematung.

***

Orlan membawa Lucia ke taman belakang ruang kerjanya yang terdapat hamparan padang rumput. Ada dua pohon beringin yang berjejeran menyamping yang berdiri kokoh tepat di dekat pintu menuju taman.

Dahulu di taman ini tidak ada apa-apa. Orlan hanya dapat melihat burung-burung yang bertengger dan membuat sarang di pohon beringin lewat jendela yang berada di belakang kursi kebesarannya.

Sekarang, karena Orlan tahu Lucia menyukai tanaman hias. Ia menanam banyak tanaman hias beraneka macam, ada bunga mawar, bunga dahlia, bunga anyelir, bunga matahari, dan tidak lupa menanam pohon apel yang kebetulan sedang berbuah.

Taman ini sama dengan taman yang berada di halaman belakang rumah orang tua Orlan, dilapisi ilmu sihir. Taman ini telah diatur supaya selalu berada di musim panas, tapi terkadang sihirnya melemah dan akhirnya mengikuti musim yang ada pada saat itu.

My Mate is a Vampire Princess (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang