D12

1.5K 44 1
                                    

📌Vote, comment dan share cerita ini ke teman dekat kalian📌

-Happy Reading-
🍃🍃

Waktu sudah menunjukkan pukul 20.37 tetapi Natasha masih berada di dalam kamarnya yang berada dirumah orang tuanya. Ia sedang membaca novel yang baru saja ia beli sebelum ia melaksanakan acara pernikahan kemarin, ia membaca sampai tidak sadar kalau sudah larut malam.

"Ah iya kan gue punya suami ya? Kenapa gue pulang kesini? Aduh mati gue! Mana belum ngabarin lagi! Kalo bunda tau bisa habis gue!!"

Natasha segera mencari handphone yang entah berada dimana. Ia mengeluarkan semua isi tas nya tapi ia tak kunjung menemukannya. Lalu mata Natasha beralih ke nakas yang berada di samping tempat tidurnya, tetapi tidak ada juga. Kemana perginya handphone Natasha?

Ia terus mencari dimana letak handphone nya berada dan seketika kamarnya yang tadinya rapi menjadi kapal pecah.

"Dah ah gue capek!"

Saat Natasha duduk ia tak sadar rada memasukkan tangan kanannya ke dalam selimut dan merasakan adanya benda padat di dalamnya.

"Apanih?!"

Natasha membuka selimutnya dengan kasar dan menemukan handphone yang sedari tadi ia cari. "Anjir akhirnya lo ketemu juga!! Capek-capek gue nyari lo tau-taunya ada dibawah selimut?!" Ucap Natasha dengan geram sambil menatap handphone nya itu.

Baru saja ia ingin mengabari Daniel bahwa ia sedang berada di rumah orang tuanya, tetapi layar handphone nya mati karena kehabisan baterai.

"Demi apapun lo nyusahin banget hari ini!"

Natasha menghentakkan kakinya menuju sebelah kanan tempat tidur untuk men-charge handphone nya sambil mencolok chargeran dengan kasar. Lalu ia membereskan segala kekacauan yang ia buat tadi.

"Duh capek tiduran bentar ahh badan gue pada pegel semua."

Mata Natasha semakin lama semakin berat dan tak lama ia sudah memasuki alam mimpi.

🍃🍃🍃

Setelah mengisi perutnya, Daniel beranjak dari kursi meja makan yang berada di dapur dan menaiki anak tangga satu persatu ingin kembali ke kamar untuk mengecek apakah istrinya itu sudah membalas chat darinya atau belum.

Gak dibales, di read aja engga, dia kemana? Batin Daniel.

Entah ide dari mana sekarang ini Daniel sudah berada didepan rumah orang tua Natasha. Setelah me-lock mobilnya ia berjalan menuju pintu utama rumah orang tua Natasha.

Tok tok tok
Cklekk

"Assalamualaikum bunda," ucap Daniel sambil mengulurkan tangannya ke Ashley untuk salim.

"Waalaikumsalam, eh.. ada menantu, masuk-masuk," ucap Ashley. "Kamu pasti nyari Natasha kan? Ada dikamarnya tuh, kamu langsung kesana aja ya."

Daniel hanya mengangguk dan melenggang pergi ke kamar Natasha.

Setibanya Daniel di kamar disuguhkan dengan wajah polos nan damai milik Natasha yang sedang memeluk guling sambil menghadap ke arah pintu kamar.

Dengan pelan-pelan Daniel menutup pintu lalu melepaskan jaket yang sedang dipakainya dan langsung memasuki selimut menyusul Nata yang sudah menjelajah alam mimpi.

🍃🍃🍃

"Nat! Ganti baju ayok! Tinggalin aja si lemot," ajak Bita sambil melirik Aira disampingnya.

"Apa lo liat-liat?!"

"Bapak lo jago silat, tainya bulat-bulat, seperti kue donat," jawab Bita sambil dinyanyikan dengan wajah mengejek ke arah Aira.

"BITAAA!!!"

Sebelum Aira mengejarnya Bita sudah lari terlebih dahulu dengan membawa baju olahraganya dengan tergesa-gesa. Disusul Aira yang sudah berlari mengejar Bita yang sudah jauh di depannya.

"BITA JANGAN KABUR LO!!"

Natasha hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kedua sahabatnya itu. Lalu ia melangkahkan kakinya menuju ruang ganti baju yang berada di lantai 1 tepat di sebelah lapangan indoor di sekolahnya.

🍃🍃🍃

Daniel sedang berada di kelasnya yang berada di lantai 2. Ia sedang menelungkupkan kepalanya diatas meja karena mengantuk mendengarkan ocehan Pak Endang yang sedang menjelaskan materi di pelajaran sejarah.

Untung saja Pak Endang ini tidak terlalu peduli sama sekitarnya, jadi jika ada anak-anak yang tidak memperhatikan tidak akan ditegur.

"Daniel, lo gak bosen apa? Gak ada niatan mau cabut ke kantin gitu?" Tanya Bima.

Daniel duduk tegak sambil melepaskan earphone di telinganya dilanjut dengan memasukan handphone ke dalam saku celananya kemudian menyisir rambutnya kearah belakang lalu berdiri mendadak yang menyebabkan bunyi decitan kursi yang bertabrakan dengan tembok di belakangnya.

Semua pasang mata dikelas menoleh menatap ke arah sumber suara.

"Pak izin ke toilet."

"Mantap sahabat gue gercep banget buset," ucap Bima pelan.

"Iya silahkan," jawab Pak Endang.

"Pak saya ikut Daniel ya, saya juga kebelet banget ini udah diujung."

"Yaudah sana-sana cepat, repot nanti kalo keluar disini," balas Pak Endang sambil mengibaskan tangannya.

Dimana Cello? Ah dia sudah tertidur nyenyak sejak Pak Endang belum memasuki ruang kelas.

Saat melewati lapangan indoor Daniel melihat istrinya yang sedang bermain basket dengan cekatan men-dribble dan mengoper bola orange itu hingga akhirnya masuk ke dalam ring basket. Rambut yang biasanya tergerai indah saat ini dikuncir kuda memperlihatkan lehernya yang jenjang mengkilap karena adanya keringat. Rasanya Daniel tidak rela leher istrinya diperlihatkan seperti itu.

"Woy bos lo ngapain malah diem disini bukannya ke kantin?" Tanya Bima dengan kepo.

Tanpa menjawab Daniel langsung berjalan meninggalkan lapangan indoor menuju kantin untuk mengisi kegabutannya saat ini.

"Hadeh pengen tak hih rasanya, gue dikacangin teroooss," dumel Bima sambil berlari kecil menyusul Daniel yang sudah cukup jauh di depannya.

🍃🍃🍃

Tbc

Terima kasih yang sudah membaca!❤️
Don't forget to vote⭐️ and comment 💭 ya guyss

Love, Nara.

DANATAWhere stories live. Discover now