17. The Reason

367 83 12
                                    

"Akhh"

"Finish" kata perawat kemarin setelah ia menyelesaikan kegiatannya untuk menggantikan perban dilukaku.

Hari ini aku tidak menjerit lagi seperti kemarin, karna aku sadar kalau aku sudah cukup besar untuk melakukan hal seperti itu lagi dihadapannya.

Memalukan memang, tapi rasa mual ku masih sama seperti kemarin ketika aku melihat benda itu lagi dihadapanku. Ya, aku masih trauma terhadap sebuah gunting.

Bagiku sekarang gunting adalah sebuah benda yang mematikan bagiku, walaupun sebenarnya aku tau masih ada benda lain yang lebih mematikan lagi dari pada sebuah gunting.

Sudahlah, jangan bahas itu. Aku sudah muak dengan kejadian kemarin.

Aku sangat bersyukur kalau ternyata aku masih bisa hidup lagi didunia ini, coba kalau tidak? Pasti aku akan menemani Hyunjin, Hye Na, dan Jessy dialam sana.

Oh ya, ngomong-ngomong soal Hye Na dan Jessy. Mereka berdua memang sudah tidak tinggal lagi disini sejak lama, atau lebih tepatnya lagi sudah pulang ke negara asalnya.

Hahaha lucu sekali memang, mungkin mereka berdua merasa asing ketika tinggal disini sehingga membuat mereka ingin pulang ke tempat asal mereka.

Sebenarnya aku cukup kesepian karna tidak ada mereka disini, tapi setelah ku pikir-pikir lagi aku disini tidak sendirian. Karna ada Renjun yang akan selalu menemaniku didalam keseharianku.

"Is he your boyfriend?" Tanya perawat itu tiba-tiba.

"Who?" Tanyaku balik.

"The man you're with"

Aku terdiam. "Hmm, he's my boyfriend. What's wrong?"

"No, you guys look cute together. He's nice to you, stay with him" ucap perawat itu kepadaku.

"Thank you. By the way, what's your name?"

Perawat itu tersenyum. "My name is Isabella, just call me Bella. I think my work is done, can I go?"

"Hmm, of course. Thank you for taking care of me" jawabku langsung sambil tersenyum kepadanya.

"You're welcome, call me if you need me. See you" pamit Bella yang tidak lama kemudian ia pergi dari ruang inapku sedangkan Renjun kembali datang sambil membawa plastik putih besar digenggamannya.

"Udah selesai diobatinnya?" Tanya Renjun sambil meletakkan plastik putihnya diatas meja makan.

Aku mengangguk pelan. "Habis dari mana?" Tanyaku balik.

"Habis dari bawah, beli sarapan sekalian beli jajanan" jawab Renjun sambil berjalan kearahku lalu ikut duduk disampingku.

"Gak kuliah?" Tanyaku lagi.

"Ini mau berangkat, tapi gak tega ninggalin kamu sendirian"

Aku tertawa. "Gapapa kali, gih sana berangkat nanti keburu telat lagi" suruhku kepada Renjun.

"Yaudah aku berangkat dulu ya? Kalo ada apa-apa langsung minta tolong perawat atau gak langsung telfon aku, oke?"

"Oke"

"See you" ucap Renjun sebelum akhirnya ia pergi meninggalkanku sendirian untuk berangkat ke kampusnya.

Aku tersenyum lalu melambaikan tanganku kearahnya. "See you too"

***

B: "Sayang, kamu gak kenapa-napa kan? Kamu sehat-sehat aja kan? Gimana kabar kamu sekarang, hmm? Bunda khawatir banget sama kamu"

Quit | Renjun ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt