4. It's not fine, but i'm fine

546 80 19
                                    

"Renjun mengalami gangguan ringan pada daya ingatannya, atau bisa dibilang Renjun mengalami amnesia"

"Renjun bisa mengalami hal seperti ini karna ada benturan keras yang terjadi pada saat ia mengalami kecelakaan kemarin"

"Untuk jenis amnesia yang dialaminya yaitu amnesia global sementara, jadi hanya beberapa ingatannya saja yang menghilang. Termasuk, ingatan tentang Nana"

"Penyakit amnesia memang belum ada atau bahkan tidak ada obatnya, tapi untuk kembali lagi ingatannya bisa dilakukan dengan cara terapi atau menggunakan alat bantu. Contohnya foto, tempat-tempat yang sering dikunjungi, atau buku catatan"

"Waktu lamanya Renjun mengalami amnesia ini tergantung dari lingkungannya, jika lingkungannya mendukung maka kemungkinan besar ingatannya akan cepat kembali"

"Saya harap kalian tidak berkecil hati atas apa yang terjadi dengan Renjun, justru saya berharap untuk orang terdekatnya untuk selalu mendukung Renjun dan memberikannya semangat"

⸙⸙⸙

Boston, 9:12 A.M

"Nana..."

"Nana..."

"Ouyang Nana!" Panggil Mrs. Vanessa lagi sedikit tegas.

Aku tersadar dari lamunanku lalu kembali melihat kearahnya yang sempat aku hiraukan penjelasannya, semua orang menatap kearahku.

"Are you okay?" Tanya Mrs. Vanessa. "Don't daydream Nana, later your time is just wasted" tegurnya langsung.

"Y-yah... i'm fine, sorry i'm sleepy"

"Go and wash your face" ucapnya lagi.

Aku pun berdiri dari dudukku lalu pergi kearah toilet perempuan untuk membasuh wajahku seketika.

Lagi lagi aku memikirkannya.

Sudah ku katakan Renjun akan baik-baik saja, tapi kenapa aku masih terus memikirkannya? Menyedihkan.

Ya Tuhan... tolong aku, kenapa ini sungguh merumitkanku? Rasanya sakit sekali ketika mengetahui Renjun lupa ingatannya bersamaku, dunia memang tidak adil!

Aku ingin bunuh diri saja seperti Hye Na dan Jessy.

"Kamu fikir bunuh diri itu menyenangkan?" Ucap seseorang tiba-tiba.

"Siapa kamu?!" Kagetku langsung ketika melihat sosok perempuan berambut panjang berdiri tepat dibelakangku, aku hanya menatap dirinya dari kaca washtafel toilet.

Sungguh menyeramkan. Berambut panjang, kulit putih pucat, baju penuh darah, dan sayatan pisau dikedua tangannya.

Perempuan itu tertawa. "Benar dugaanku, kamu bisa lihat bangsa kami. Siapa namamu?"

"Lupakan, kamu keliatan menyeramkan. Apa kamu gak bisa berubah jadi sedikit lebih cantik?" Jawabku langsung.

"Kenapa? Kamu takut keadaanku kayak gini?"

Aku menggelengkan kepalaku pelan. "Aku gak ada waktu, aku harus kembali kekelas" jawabku lagi yang kemudian aku pergi meninggalkannya.

Perempuan itu masih mengikutiku, tapi sesampainya didepan pintu kelas perempuan itu langsung pergi menghilang dari hadapanku.

Setelahnya aku pun masuk kedalam kelas lalu memulai kembali pelajaranku yang sudah lumayan banyak yang tertinggal.

Masih ada lima belas menit lagi untuk Mrs. Vanessa mengajar dikelasku, dan selanjutnya kelas pun selesai.

Quit | Renjun ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora