7. Americano

431 79 19
                                    

"Jadi Renjun beneran keterima di Harvard?" Tanya Jessica ketika aku dan dirinya sedang makan siang bersama dicafe sekolah.

Aku mengangguk pelan sambil mengunyah sandwich tuna ku. "Sebelumnya aku gak pernah kepikiran kalo dia mau kuliah di Harvard, dia cuman bilang kalo dia bakal kuliah disatu negara denganku. Dan sekarang aku tau, kalo ternyata dia milih kuliah di Harvard yang jaraknya gak begitu jauh dari sini"

"Dia memang pintar" lanjutku lagi setelah menyelesaikan makanan ku.

Jessica tersenyum. "Kamu beruntung Nana, dalam keadaan seperti ini kamu masih bisa buat ketemu sama Renjun. Kamu harus berusaha buat dia kembali lagi ingat sama kamu, jangan menyerah"

"Tau gak sih kalo Tuhan itu udah ngerencanain skenario yang indah buat kita? Jadi tinggal kitanya aja yang ngejalaninnya seperti apa. Kalo kamu ada usaha buat suatu hal pasti kedepannya bakal indah, tapi kalo kamu cuman diem aja kayak batu mau sampe kiamat juga kedepannya bakal gitu-gitu aja"

"So, you have to fight for your future and for his future Nana. You're a strong girl, I'm sure for that"

Aku tertawa kecil. "You're a grown woman, Jessica. I like that about you. By the way thanks, you're listening to my grievance, you're a caring person" ucapku tulus kepadanya.

"Hahahaha no problem, i like being friends with you" balesnya langsung kepadaku. "Oh ya, terus dia bakal tinggal dimana nanti? Jangan bilang kalo nanti tinggal satu ruangan sama kamu"

"Ya, jangan macem-macem kamu! Mana mungkin kita tinggal disatu ruangan yang sama, aku juga gak bakal mau kali"

"Heh kamu lupa sekarang ada dimana? Disini tuh pergaulannya bebas, mana tau kan kalo nanti tiba-tiba kalian berdua—"

"Stop! Jangan dibahas lagi, kamu tuh pikirannya kenapa sih? Nyebelin banget tau gak?" Kataku sambil menyubit lengan kiri Jessica.

"A-aww sakit Nana, yaudah iya maaf. Kan aku cuman ma—"

"I saw you two fighting all day, what's wrong?" Tanya Chen yang tiba-tiba saja datang dan duduk dikursi kosong meja kita sambil membawa segelas cappuccino digenggamannya.

"Gak usah pake bahasa Inggris lah, pake bahasa kita aja biar orang-orang gak denger pembicaraan kita" sahut Jessica langsung.

Chen tertawa. "Bahasa China?"

"Yang mana aja lah, bahasa hewan juga boleh"

Aku menggelengkan kepalaku pelan. "Stupid girl"

⸙⸙⸙

Sepulang dari sekolah aku langsung mampir ke Flour Bakery untuk membeli roti dan americano, mengingat besok pagi tidak ada sarapan yang bisa kumakan jadi aku menyempatkan diriku kesini untuk membeli beberapa roti untuk sarapan besok.

"Welcome to Flour Bakery, there is something you want to order?" Sapa Barista itu dengan ramah.

"I'll have a three honey doughnut, one chicken sandwich, and three americano's"

"In whose name?"

"Nana"

"Okay please hold on, i'll prepare your order"

"Okay, thanks" jawabku yang kemudian pergi kesalah satu meja kosong yang ada didekat pintu masuk.

Sambil menunggu pesananku selesai, aku pun memainkan handphone-ku yang ternyata ada pesan masuk dari Bunda dan tante Wendy secara bergantian.

Quit | Renjun ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora