11. Her name is...

433 82 18
                                    

Seperti biasa, aku melakukan rutinitasku setiap pagi seperti biasanya.

Mulai dari bangun pagi, mandi, sarapan, lalu berangkat sekolah. Tidak ada yang berubah sampe akhirnya aku sendiri kembali pulang ke apartementku.

Untungnya hari ini Mrs. Vanessa tidak masuk karna izin ada urusan dari sekolah, jadi hari ini aku bisa pulang lebih cepat dan istirahat dengan tenang didalam apartementku.

Tenang? Aku rasa tidak, karna aku harus memikirkan orang itu yang menyangkut kehidupanku.

Semenjak ada dia disini, sekarang pikiranku jadi tidak hanya terfokuskan untuk belajar. Tapi juga harus memikirkan kesembuhan untuk dirinya.

Ya, siapa lagi kalo bukan Renjun.

Dia sudah menjadi bagian dalam hidupku, jadi mau tidak mau aku harus menjaganya selama dia masih dalam penyembuhan.

Ngomong-ngomong soal Renjun, gimana kabar dia dikampusnya ya? Apa dia punya banyak teman juga?

Renjun belum pernah cerita sama sekali tentang kuliahnya, tapi aku yakin kalo dia akan baik-baik saja selama dia ada disana. Jadi aku tidak terlalu memikirkan itu tentang kehidupan kuliahnya.

"Heh bengong aja dari tadi, itu minumannya gak diambil? Buat aku aja ya?" Sahut Jessica yang seketika membuatku tersadar dari lamunanku.

Ah iya lupa, aku kan membeli minuman di vending machine. Kenapa tiba-tiba aku jadi sibuk dengan pikiranku? Hhh memang aneh.

"Oh iya maaf lupa" jawabku sambil mengambil minumanku dari dalam vending machine.

"Ketauan pasti lagi mikirin sesuatu, hayo mikirin apa?" Tanya Jessica sambil menoel pipi kiriku.

Aku menggelengkan kepalaku pelan sambil membuka tutup minum kalengku. "Gak ada, cuman mikirin Renjun doang"

Jessica tertawa. "Tumben jujur, biasanya diumpetin. Kenapa lagi dia? Makin lupa sama kamu?"

"Enggak, cuman mikirin doang" jawabku lagi.

Jessica menghela nafasnya pelan. "Gak bakal lama kok Na. Semasih Renjun bisa deket sama kamu, pasti dia gak bakal lama buat ngelupain kamu. Percaya deh"

"Tapi kayaknya percuma aja Jes, dia tetep gak bakal inget walau aku udah ceritain semuanya ke dia"

"Ya gak bakal inget lah kalo diceritainnya cuman sekali, harus berkali-kali baru inget. Tapi kalo dia juga ada usaha buat pengen inget lagi sih ya itu lebih bagus"

"Ahh tau deh, pusing kepala aku. Habis ini mau langsung pulang?" Tanyaku kepada Jessica.

"Enggak deh kayaknya, mau kerumah sakit dulu. Kalo mau ikut pulang bareng ayo, nanti aku anterin sampe depan apartement" jawab Jessica langsung.

Aku mengangguk semangat. "Boleh deh, semoga aja Renjun gak kesini lagi"

⸙⸙⸙

Cklekk...

"Renjun, ka—mu"

"Hai" sapa seorang perempuan yang baru saja datang bersamaan dengan Renjun.

Aku hanya diam lalu tersenyum simpul. "O-oh hai" balesku singkat.

Tidak lama setelah itu, Renjun pun berjalan kearahku lalu menunjukkan sebuah kantong plastik putih berukuran besar kehadapanku.

"Ini belanjaannya yang kamu minta, tapi masih ada sebagian yang belum aku beli. Jadi besok aku mau coba pergi lagi ke supermarket" jelas Renjun sambil melihat isi dari kantong plastik belanjaannya.

Quit | Renjun ✔Where stories live. Discover now