"Jangan gila aku tidak mungkin melakukannya"

"hei jika kau melakukannya pun tidak ada yang dapat menyalahkan mu karena mencoba"

Aku tertawa kecil membenarkan dalam hati perkataannya, semua pria normal pasti bilang jika dia cantik dan semua pria yang mengenalnya pasti tau betapa mengagumkannya dia namun aku berusaha menekan itu semua, Aku masih butuh pekerjaan ini ada tanggung jawab yang harus kupenuhi.

-------------------------

"Astaga Lily apa kabar?" Tanya perias wajah keluargaku, Aku memeluk wanita paruh baya itu dengan sayang.

"Baik Bi, bagaimana kabar anak-anakmu?"

"sudah bukan anak-anak lagi, yang paling tua akan masuk kuliah bulan depan"

Kami bercakap santai selama dia merias wajahku membuat syaraf-syarafku sedikit tenang. Dari semalam aku sulit tidur sebenarnya memikirkan hari ini entah mengapa aku punya firasat buruk, aku yakin akan ada beberapa orang yang berbicara di belakangku.

Setelah selesai aku kemudian memakai gaunku. Ibuku bilang gaun ini berwarna merah muda lembut dengan untaian kristal imitasi si bawahnya. Aku menyentuh gaun itu dengan senyum di wajahku, kainnya lembut dan halus membuatku nyaman berada di dalamnya.

Saat aku berjalan aku menyadari gaun ini menjuntai kebawah namun tidak sampai menyentuh lantai dan aku dapat berjalan dengan baik di dalamnya.

"Kau baik-baik saja" Tanya Ibuku yang melihatku mondar mandir di ruangan.

"Ini nyaman Bu" Balasku sambil sedikit berputar.

"gaun itu mengembang, kau terlihat sangat cantik sayang" Ibuku memelukku lalu mencium keningku membuatku makin mencintainya.

"Oke waktunya turun"

"oh ya, Bisakah Dom yang mengantar kita?" Aku menggigit bibirku takut Ibuku akan bertanya macam-macam.

"memang dia yang mengantar kita nak, aku sudah memberitahunya untuk mengambil limosin dan menunggumu di bawah"

Aku menghembuskan nafas lega perlahan agar Ibuku tidak tahu seberapa gugupnya aku.

Aku memanggil Gypsy lagi lalu berpegangan padanya memintanya untuk membawaku ke pintu depan. Aku berpegangan di tangga dengan tangan kananku sementara Gypsy dengan tangan kiriku. Gypsy turun perlahan membuatku yakin aku tidak akan terjatuh.

Aku terdiam di bawah tangga merasa bingung karena ruangan yang sedikit sunyi, bukankah harusnya Dom ada disini?

"Dominic?"

"Yes my lady"

Aku sedikit berjingkat mendengar suara dia di sampingku, apa selama ini dia hanya diam?

"kau mengejutkanku!"

"maaf"

Aku menarik nafas untuk menormalkan jantungku sebelum mengangguk padanya.

"Ibu dan Ayahku akan turun sebentar lagi kau yang akan mengantar kami dengan limosin"

"baik"

Lalu aku mendengar dia berjalan keluar membuatku semakin bingung, kenapa dia bertingkah sangat aneh?

--------------------

"Aku yakin kalian tahu cara menggunakan ini" Albert datang ke dapur membawa dua koper besar yang di taruh di meja. Kami semua saling memandang bingung sebelum dia membuka koper tersebut.

"Apakah perlu?" Tanya Daniel setelah melihat isi koper itu, pistol hitam dengan beberapa batang amunisi cadangan memenuhi koper membuatku sedikit ngeri, sudah begitu lama aku tidak menyentuh kawan lama ini.

"Mr.Constara ingin pengamanan lengkap jadi ambil saja untuk berjaga-jaga"

Kami semua mulai mengambil pistol itu untuk disesuaikan dengan tangan kami.

"memangnya ini red wedding?" Ucap Daniel lagi sambil mengunci senjatanya.

"Kau tidak pernah tau, bisa saja Bolton ingin membuat kejutan" balas Mike dengan cengiran bodohnya.

"Dan Lannister akan berkuasa!"

Aku mendengar mereka tertawa yang di sahuti oleh yang lainnya juga. Aku menggeleng sambil mengunci pistol ku dan menaruhnya balik jas.

"Dom Lady Diana meminta kau untuk mengantar mereka ke gedung, pakai Limosin putih oke"

"oke" Sahutku yang di balas anggukan oleh kepala pelayan tua itu.

Aku kemudian berjalan kegarasi untuk mengambil mobil itu dan memarkirkannya di depan pintu utama kemudian berjalan ke arah tangga untuk menunggu Lily dan orang tuanya.

Aku mendengar langkah sepatu menuruni tangga, aku melihat keatas dan aku yakin aku baru saja menjatuhkan lidahku.

Lily sangat cantik dengan gaun merah muda mengembangnya, rambutnya di sanggul longgar keatas dengan riasan wajah ringan yang menonjolkan tulang pipinya. Dia memakai anting berlian bening dan sebuah kalung berbentuk hati, Aku tidak dapat mengalihkan perhatianku dia benar-benar mempesona.

"Dominic?"

Aku segera tersadar dari lamunanku, aku harus ingat aku ini siapa.

"Yes my lady"

Dia sedikit terkejut karena suaraku membuat bibirku berkedut melihat ekspresi wajahnya.

"kau mengejutkanku!" Protesnya dengan wajah cemberut

"maaf"

"Ibu dan Ayahku akan turun sebentar lagi kau yang akan mengantar kami dengan limosin"

"baik" Jawabku singkat sebelum berjalan pergi membuka pintu mobil untuknya. Ini akan menjadi siksaan bagiku.







Tbc.

The Lady And The BodyguardWhere stories live. Discover now