Belum damai

23.6K 2.8K 442
                                    

Di dalam kamarnya, ibu Marta sedang duduk menyandar di kepala dipan. Kakinya ia selonjorkan bebas, semantara ibu jarinya sedang sibuk menggeser-geser sesuatu di layar ponselnya.

Malam ini ibu Marta terlihat sangat cantik memakai baju tidur model piyamah, berbahan satin.

"Pah... papa," panggil ibu Marta, kepada suaminya yang sudah tidur meringkuk memunggungi dirinya.

"Hem..." sahut pak Tama.

"Jamal sama Rio kalo make baju pengantin kayak gini cocok nggak ya?" tanya ibu Marta setelah ia menerima kiriman gambar rancangan pakaian pengantin dari designer langganannya.

"Masak tanya papa sih? papa nggak ngerti apa-apa."

Pak Tama menarik selimut tebal, menutupi tubuhnya sampai kebagian leher. Ia masih tidak habis pikir dengan jalan pikiran istrinya. Bisa-bisanya ibu Marta nekat menikahkan Jamal dengan seroang laki-laki. Selain itu, usia Jamal masih belum cukup untuk menikah. Tidak hanya usia, dalam hal apapun pak Tama merasa jika Jamal belum siap untuk membina rumah tangga.

"Dasar laki-laki, papa ini nggak bisa diajak kerja sama." Ibu Marta mendengkus kesal, kemudian ia kembali melanjutkan chatingnya dengan designer langganannya.

Layar HP ibu Marta.

#gambar
Ses, kalo pakaian buat mempelai pria ini berapa harganya?

#My designer
Murah bu, untuk pakaian mempelai pria 75 juta. Kalo pakaian wanitanya 125jt.

Aku suka ini ses... bikin dua ya, modelnya seperti ini semua. Ukurannya punya anaku Jamal aja.

#My designer
Lho kok dua? Yang satunya kenapa nggak model lain aja?

Udah bikin aja dua yang itu.

#My designer
Yaudah deh, aku bikinin dua. Terus buat mempelai wanita apa harus sama juga?

Mempelai wanitanya enggak usah ses.

#My designer
Lho? Kok...?

Udah jangan banyak nanya ses. Kerjain aja!

#My designer
Yaudah deh...

😊

Selesai urusan chating dengan designer langganan nya, ibu Marta menekan tombol power, guna mematikan HP canggih miliknya.

Membuang napas lega, ibu Marta merapihkan posisi bantal, lalu membaringkan dirinya sambil menarik bedcaover untuk menyelimuti tubuhnya. Dilihat dari bibirnya yang tidak berhenti tersenyum, sudah bisa dipastikan, kalau ibu Marta sedang merasa sangat bahagia.

Bagaimana tidak bahagia? Pertama ia sudah berhasil memaksa Jamal supaya bersedia menikahi Rio__walaupun harus dengan sedikit ancaman. Kedua urusan baju pengantin untuk Jamal dan Rio juga sudah ceklis. Ibu Marta tinggal mendaftarkan Jamal dan Rio ke KUA, lalu menetukan tanggal pernikahan mereka.

"Ma..."

Ibu Marta membuka mata yang baru saja terpejam, saat mendengar suaminya memanggil.

"Eem..." sahut ibu Marta tanpa menoleh ke arah suaminya. "Apa pah?"

"Mama udah pikirin lagi, rencana mama mau menikahkan Jamal sama Rio? apa mama benar-benar serius?"

Hamil {Cowok Hamil}Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin