Rayuan Jems

21.5K 1.9K 63
                                    

Wajah angkuh Jamal menatap kosong ke arah depan. Punggungnya ia sandrakan pada tembok, dekat pintu masuk ke toilet siswa. Ia masih terlihat kesal lantaran teman satu kelas mentertawakan dirinya, karena tulisannya yang tidak lebih bagus dari cakar ayam.

Membuang napas kasar, Jamal mengambil bungkus rokok yang ia simpan di saku baju seragamnya. Setelah mengambil satu batang, Jamal menggigit rokok tersebut, lalu membakarnya menggunakan pematik. Setelah ujung rokok terbakar, Jamal menghisap lalu menahan asap di tenggorokan selama beberapa detik. Kemudian ia mendongakan kepala lalu mengeluarkan asap rokok melalui hidung dan mulutnya. Rasanya nikmat sekali.

Jamal mengurungkan niatnya yang akan menghisap kembali rokok yang terselip di jarinya. Secara tidak sengaja, ia menoleh ke arah pintu masuk toilet murid perempuan. Senyumnya menyeringai saat bola matanya melihat seorang siswi sedang berjalan ke arah toilet tersebut. Melihat cewek cantik yang memakai rok di atas lutut, otak mesum Jamal langsung bekerja dengan sendirinya.

"Psst... psst...!!"

Suara desisan Jamal membuat siswi berambut ikal terurai itu menghentikan niatnya yang akan masuk ke toilet perempuan. Siswi tersebut berdiri mematung, menatap heran ke arah Jama yang sedang menatap nya penuh arti.

"Pesst... sini...!"

Cewek yang belum diketahui namanya oleh Jamal menunjuk dirinya sendiri menggunakan tenjuknya. "Gue...?"

"Iya..." jawab Jamal sambi menaik turunkan kedua alisnya.

"Ngapain?" Heran sisiwi tersebut.

"Sebentar..."

Setelah diam beberapa saat, meski dengan perasaan ragu, namun pesona ketampanan Jamal mampu membuat siswi tersebut berjalan mendekat padanya.

"Ada apa ya? Jems." Tanya siswi itu setelah ia sudah berada di hadapan Jamal.

Mendengar namanya disebut, senyum Jamal menyeringai. Apa iya se-terkenal itukah dirinya?

"Lu tau nama gue?" Heran Jamal.

"Ya-iya-lah... Jems. Siapa sih yang gak tau Jems? murid baru yang punya tenaga kuat. Terus langsung bikin gang di SMA GLOBAL. Gue juga liat pas lu dihukum push up sama Rio." Ujar siswi tersebut. Bola matanya menatap kagum ke arah wajah tampan milik Jamal.

"Oh, gitu." Jamal menenggelamkan kedua telapak tangan di kantung celana abu-abunya__membuat bagian pantat menjadi ketat, sehingga cetakan celana dalamnya dapat terlihat jelas. Menggunakan lidahnya Jamal membasahi bibir bawah. Senyumnya menyeringai, mata elangnya menatap intens bagian dada siswi tersebut.

"-bagus deh. Berarti gue nggak perlu ngenalin diri gue. Trus nama lu sapa?" Lanjut Jamal.

"Gue Kiki. Kelas sebelas ipa dua. Emang ada apa lu manggil gue?"

Manik mata Jamal menelusuri tubuh mungil namun padat dan menggoda milik Kiki, membuat yang diperhatikan mengrenyit heran. "Kenapa?" Tegur Kiki sambil memperhatikan dirinya sendiri. Takut ada yang salah dengan penampilannya.

"Eh, nggak papa." Gugup Jamal. "Tadi dari jauh gue penasaran pas liat elu. Apa iya ada cewek secantik itu di Sekolah ini. Terus pas lu deket ternyata malah lebih cantik."

Gombalan Jamal sukses membuat Jantung Kiki berdetak lebih kencang, dan senyumnya melebar. Dipuji cowok sekeren Jamal, itu sesuatu banget. Rasanya seperti melayang di udara. Menggunakan telunjuknya, Kiki mengulung-gulung ujung rambut ikal nya.

"Ah, lu bisa aja. Nggak usah gombal deh..." ucap Kiki dengan rona wajah yang sudah bersemu mereh.

"Eh serius kali. Gue tuh orangnya realystis. Cantik gue bilang cantik, jelek juga gue bilang jelek. Dan menurut gue, lu itu cantik. Istimewa."

Hamil {Cowok Hamil}Where stories live. Discover now