Chapter 4: 5891

29 7 0
                                    

Alister berkeliling di area event bersama Rhizan. Mereka asyik mengobrol. Alister menghampiri stand makanan dan membeli 2 sosis telur.

“Kamu mau juga, kan?” tanya Alister.

“Boleh, Kak. Hehe.”

Sosis telur pesanan Alister sudah matang. Alister memberi satu sosis telurnya ke Rhizan.

“Makasih lho, Kak.”

“Santai.”

Alister dan Rhizan kembali berkeliling. Alister berpapasan dengan salah satu temannya—Lian. Lian juga sedang berkeliling dengan memegangi pundak perempuan yang bersamanya—Prima Madison (19).

“Pegang terus tuh pundak. Takut hilang?” ledek Alister.

Lian nyengir dan menunjuk Alister sebagai isyarat ‘awas kau’.
Alister tertawa dan lanjut berkeliling.

“Siapa itu, Kak?”

“Ohh … sobatku, Lian namanya. Bilangnya berangkat sendiri, taunya kesini sama Prima.”

“Hahahaha … ada-ada aja, ya.”

Rhizan celingak-celinguk dan melihat stand yang menjual kostum untuk cosplay. Rhizan menarik lengan Alister untuk mengajaknya menghampiri stand kostum itu.

“Kak, sini ikut!”

Alister kaget dan ia dibuat salah tingkah karena Rhizan menarik lengannya. Mereka berdua melihat-lihat kostum yang dipajang di stand kostum. Dipajang kostum-kostum untuk cosplay. Kebanyakan kostum model seifuku (sailor uniform) dan kostum dari karakter perempuan.

“Yah … nggak ada kostum cowok, ya,” ujar Alister kecewa.

“Itu ada tau, Kak.”

“Mana? Mana?”

Mereka asyik melihat melihat-lihat kostum. Rhizan melihat satu kostum perempuan. Ia terdiam sejenak.

“Ah … kostum itu,” ucap Rhizan lirih.

Alister menoleh ke arah Rhizan yang sedang memegang sebuah kostum seragam putih dengan dasi merah dan jaket warna cokelat karamel. Terdapat celana pendek hitam yang digantung di satu tempat dengan seragam itu.

“Ada apa, Rhizan?” tanya Alister.

“Nggakpapa. Aku Cuma teringat waktu cosplay pakai kostum ini.”

“Kamu punya kostum ini?” Alister memegang lengan jaket kostum itu.

“Iya. Aku pernah cosplay disini, sama di Depok.”

“Ohh iya aku tau. Event Depok yang 3 hari itu, kan?”

“Iya, itu. Kakak datang?”

“Datang dong. Tapi kok aku nggak lihat kamu?”

“Kan yang datang bukan kita doang, Kak. Ramai banget,” ujar Rhizan diiringi tawanya.

“Benar juga kamu. Makanya aku waktu di event itu diam di satu tempat. Sumpek banget saking ramainya, mau keliling juga udah keburu malas.”

“Aku juga. Oh iya, ini kostum punya Kakak?”

“Bukan. Ini dipinjamin Vania-senpai. Tadi kamu sempat kenalan, kan?”

“Ah, iya. Aku tau Vania yang tadi. Kakak lucu tau.”

“Bisa aja nih kamu, hahahaha ….”

“Ih, serius,” ujar Rhizan meyakinkan Alister.

Rhizan menarik-narik lengan kostum yang dipakai Alister. “Kakak lucu, ih!”

DEG! Jantung Alister berdegup kencang dan ia malu karena Rhizan lagi-lagi menarik lengannya.

As If It's Your LastWhere stories live. Discover now