31. Akan Bertemu Lagi (?)

1.1K 60 6
                                    

Hai..!!!

Happy Reading..!!!!

.

Sekarang adalah empat hari setelah bertemunya Hizla dengan Meira waktu itu. Sungguh, gadis ini ingin bertemu lagi dan mengobrol. Mungkin terdengar aneh, mengapa Hizla sangat ingin mengenal Meira. Apa alasannya? Entahlah, Hizla tak mengerti.

Sembari berjalan di koridor sendirian. Hizla bersenandung kecil. Disini sudah sangat sepi. Sejak setelah bel pulang tadi, Hizla pergi ke perpustakaan untuk membaca novel yang ia bawa sendiri. Gadis itu tak sendiri. Ia bersama Nevin. Namun karena Nevin akan latihan basket, Hizla jadi sendiri sekarang.

.

Hizla tak langsung pulang, ia duduk di tribun untuk menunggu Nevin. Iya, dirinya akan pulang bersama Nevin nanti.

Baru sebentar menonton, tapi ternyata mereka sudah selesai latihan.

"Mau langsung pulang?" Tanya Nevin, seraya berjalan mendekati Hizla.

Gadis itu hanya menggeleng kecil.

"Lo kenapa jadi suka bikin orang rumah khawatir sih?" Tanya Nevin lagi, kemudian cowok yang mengenakan baju basket itu duduk samping Hizla. Gadis itu tak menjawab.

Hizla menengok kesekeliling lapangan ini, ia hanya melihat penjaga sekolah yang tengah bersih - bersih. Gadis itu berdiri, kemudian mengambil bola basket yang berada di dekat ring. "Kok ini nggak dimasukin?"

"Itu punya gue."

"Kayaknya Nevin nggak bawa bola deh waktu berangkat."

"Ya tadi gue tinggal di mobil."

"Oh." Balas Hizla kemudian gadis itu mencoba untuk men-dribel bola yang ia pegang itu.

Nevin hanya menonton dan tersenyum tipis. Hizla berusaha memasukan bola ke dalam ring, namun tak kunjung berhasil. Karena kesal, Hizla berkacak pinggang dan menatap bola basket dengan wajah marahnya. "Bola kenapa sih? Nggak mau temenan sama Hizla? Iya? Tadi perasaan waktu dilempar sama Nevin, bola mau masuk ke situ. Kok sekarang, giliran Hizla yang nyoba nggak mau masuk?!" Maki Hizla pada bola basket itu.

Nevin terkekeh, kemudian ia mengambil bola itu dan melemparnya ke ring yang berada didepan Hizla. Bola itu berhasil masuk, hal itu membuat Hizla melongo dan terkejut.

"Pilih kasih banget jadi bola." Ujar gadis itu, lalu ia mengambil bola yang sekarang sudah berada di tangan Nevin. Hizla kembali mencoba untuk memasukan bola itu ke ring. Dan ia gagal lagi.

"Lo berdiri disini, megang bolanya yang bener kayak gini." Nevin mengarahkan Hizla. "Lempar, arahin ke kotak itu."

"Iya iya ngerti, Hizla udah di ajarin sama pak Bonbon waktu kelas sepuluh. Cuma lupa aja tadi."

"Siapa pak Bonbon?"

"Guru olahraga lah, sekarang udah nggak ngajar lagi."

Nevin hanya ber-oh-ria dan mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. "Yaudah, coba masukin."

Hizla mengangguk, gadis itu sedikitl melompat sambil melempar bola itu. Ia berhasil memasukan bola ke ring. Hizla langsung tersenyum cerah. "Yashh."

"Sekarang, coba rebut bola dari gue."

"Aih, nggak bisa gitu. Nevin kan udah jago main basket, sedangkan Hizla?"

"Coba."

Ok, baik. Hizla menerima tantangan Nevin. Cowok itu memantul-mantulkan bola ke lantai lapangan ini, sambil menghindar dari Hizla. Dengan semangat, Hizla terus berusaha merebut bola dari Nevin. Ia berlari mengejar cowok itu.

HizlaWhere stories live. Discover now