22. Toko buku

1.4K 57 8
                                    

Hai, aku kembali lagi.. and hope you guys still enjoy this story.

Selalu jaga kesehatan. Ok?!

Happy Reading!!!!

.

"Lo blokir nomor gue ya?"

Nevin mendengar pertanyaan itu, ia pun balik badan dan langsung melihat cewek dengan rambut yang diikat menjadi satu. Nevin ingin menyusul yang lain ke kantin sekarang, tapi malah bertemu makhluk ini.

"Nggak suka?"








"Suka dong."





Heran.







Tentu saja Nevin merasa heran.







"Ayolah, gue pengen jadi temen lo."

"Tapi gue enggak."

Hal apa yang bisa menghentikan gadis ini? Untuk tidak mengajak Nevin menjadi temannya lagi.

"Emang apa sih salahnya berteman."

"Enggak, nggak ada yang salah dari berteman. Cara lo yang salah." Nevin menekankan kata 'berteman' yang baru saja ia ucapkan.

Ia meninggalkan Steffany di koridor yang lumayan ramai. Mereka juga sempat jadi pusat perhatian. Cowok ini sebenarnya penasaran dengan apa tujuan Steffany ingin sekali berteman dengan dirinya. Apa ada maksud tertentu?

"Nevin!"

Nevin menengok ke sumber suara. Itu adalah salah satu anggota tim basket.

"Apa?"

"Mau ngingetin aja besok latihan mulai rutin, jangan bolos lo."

"Iya gue inget. Gue duluan."

Lawan bicara Nevin mengangguk, lalu Nevin kembali melanjutkan jalannya.

Oh iya, ia ditinggal oleh teman - temannya karena mengulang pelajaran dulu tadi. Namun sekarang, ia merasa lapar jadi ia ke kantin saja. Iya, Nevin tau di lantai dua juga ada kantin tapi ia merasa kurang lengkap jika makan tanpa mengobrol atau sekedar mendengarkan obrolan teman - temannya.

"Nah kan, kelaperan juga ni anak." Ujar Kennan yang melihat Nevin baru tiba.

Nevin hanya tersenyum miring. Ia melihat Hizla yang terlihat kembali murung. Kemudian ia menatap teman-temannya. "Heran gue, cewek itu masih ganggu gue."

"Siapa si S?" Kennan memastikan. Nevin hanya mengangguk.

"Dikira penjual bakso borak segala pake inisial." Sahut Luna.

"Kalian ngomongin siapa sebenernya?" Tanya Leo yang memang tak mengerti apa yang teman - temannya bicarakan ini.

"Jadi ya Le, suatu hari.." Devan hendak menceritakan.

"Nggak usah gitu juga... oppa glowing!" Seru Kennan sambil menoyor kepala temannya itu.

"Ini Le, si Nevin lagi dideketin sama cewek."

"Ceweknya naksir?"

"Bukan gitu, jadi cewek itu ngajak Nevin temenan."

Hizla yang sekilas mendengar percakapan teman - temannya pun mendongak, sepertinya menarik. Ia melanjutkan mendengarkan obrolan mereka.

"Apa masalahnya?"

"Ya lo bayangin aja Le, ini cewek ngajakin anak baru temenan. Dan cara dia itu maksa, kayak dia tuh harus banget temenan sama Nevin karena ada suatu alasan. Semalem cewek itu ngehubungin Nevin kan? Dari mana coba dia dapet nomor Nevin, sedangkan Nevin anak baru belum banyak yang punya nomornya. Berarti seniat itu dia berusaha buat jadi temen Nevin."

HizlaWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu