~Teman~

413 303 246
                                    

"Arsy! Sy, bangun Sy. Asry!" Ucap Mina pelan yang membangunkan Arsy.

Mina melihat laki-laki itu tertidur disofa. Apalagi yang dilakukan Arsy dengan Raka? Pikirnya. Tadi ia tidak sengaja melihat Raka yang menggendong Arsy, makanya Mina membuntuti.

Setelah beberapa menit, mata Arsy pun mulai terbuka perlaha. Wajah pertama yang ditangkapnya adalah Mina. Dan ... dia. Raka.

"Mina? Kok gue disini?" Tanya Arsy bingung.

"Tadi, gue liat lo pingsan trus digendong Raka ke uks. Masih pusing?" Ujar Mina.

Arsy tersenyum berbinar-binar mendapati Raka yang tertidur. Sepertinya nyenyak. Ah mungkin dia bosan menunggu Arsy, hingga tertidur lelap. Senangnya. Apalagi Arsy digendong? Wah, hari yang sungguh beruntung.

Ditolongin, berangkat bareng, digendong, terus ditungguin lagi. Ternyata Raka perhatian juga ya? Oke, tak akan lama lagi Raka akan menjadi miliknya. Begitulah pemikiran Arsy.

"Astagaa! Raka mulu yang dipelototin," Gerutu Mina.

"Hah? Hehe iya. Dia tetep ganteng ya, walau lagi tidur."

"Basi." Ketus Raka tiba-tiba.

"Ih orang lagi tidur kok ngomong? Raka makasih ya," Ujar Arsy tersenyum.

"Hm,"

Eh makasih? Bukannya ini semua gara-gara Raka? Coba tadi dia bantu panjat pagar, kan nggak benjol ni kepala.

Entahlah, memang susah bicara dengan orang yang sedang jatuh cinta seperti Arsy.

Arsy beranjak dari tempat tidurnya. "Raka, ayo ke kelas!" Ajaknya.

"Males."

"Kok males? Raka gak boleh males dong. Kan seko--"

"Bawel." Potong Raka.

Arsy mencengkram lengan Raka. Menariknya pelan. " Raka ayo! Raka nggak boleh bolos loh," Rengeknya.

Raka memang ditakdirkan untuk banyak-banyak bersabar Apalgi dengan gadis gila ini. Raka menghempas kasar tangan Arsy. "Ribet bat hidup lo. Pergi sana! Jangan ganggu gue." Bentak Raka lalu kembali tidur.

Mina pun ikut geram, melihat sahabatnya yang terus terkekeh dengan Raka yang menyebalkan. Mina menarik paksa Arsy agar balik ke kelas.

Arsy terdiam setelah mendengar betakan Raka. Seakan-akan ada gempa dadakan dalam dadanya. Sesak. Ia mulai berpikir lagi.

Raka itu Jahat.

Raka itu tidak suka dengan Arsy.

Mengapa dirinya bisa dengan lelaki seperti itu?

Cinta tanpa alasan? Basi.

Cinta karena tampan? Masih banyak stok cogan di sekolah. Jangankan disekolah, diluaran juga lebih banyak.

Ya kan?

*****

Jam istirahat sedang berlangsung. Arsy memilih duduk diam dikursinya. Dengan tatapan kosong. Gadis itu menghela napas berat, lalu menopang dagunya diatas meja. Pikirannya entah melayang kemana-mana. Tentang Devan yang tadi pagi atau Raka yang membuatnya dag-dig-dug sepanjang hari.

Ah, sulit rasanya mengungkapkan rasa ini pada Raka. Atau cintanya kali ini terlalu ribet? Arsy larut dalam lamunannya. Raka menggendongnya. Membayangkannya, rasanya ingin memutar waktu itu.

Kemudian Mina datang dengan menempelkan punggung tangannya ke kening Arsy. "Gak panas kok," Gumamnya. " Eh woi! Masih sakit lo? Ngelamun terus, kesambet baru tau."

Dasar Mina bawel!

"Hm,"

"Keknya beneran kesambet deh Min," Ceplos Anggun.

"Oh gue tau, pasti kepala lo lagi mikirin Raka kan? Belum puas lo digendong Raka tadi pagi?" Cerocos Mina Sedikit berteriak.

"What?! O-M-G HAALLOOWW!! seriusan?!" Teriak Caca heboh.

Lah darimana datangnya nih manusia?

"Kebanyakan nonton sinetron GGS lo Ca!" Sambar Anggun sembari menutup telinganya.

"Jangan-jangan lo vampir ya ca? Datang tak diundang, pulang tak diantar." Curiga Mina.

"Itu jelangkung bego!" Seru Anggun dan Caca pada Mina.

Mulai deh, bagai dipasar loak!

"Tau aja lo, gue suka nonton sinetron," Jawab Caca merenges.

"Bacot lo semua!" Asry menggebrak meja, lalu pergi.

Sumpah, mereka semua bikin otak Arsy jadi tambah kacau. Padahal kan lagi enak-enaknya hayalin Raka. Lebih baik Arsy menenang kan diri diperpustakaan.

"Napa tu bocah?" Tanya Caca.

"Tau tuh, pms mulu dia dari tadi" Kata Mina.

*****

Eh ada calon pacar. Keberuntungan hakiki untuk Arsy. Tidak sia-sia juga ia pergi ke perpustakaan, ternyata kalau sudah jodoh itu memang tak akan kemana.

Lelaki itu sedang duduk, namun tidak membaca buku tapi tidur. Kepalanya disandarkan ke atas meja dengan kedua tangan dilipat untuk menopangnya.

Sungguh, Raka sangat tampan.

Buru-buru Arsy menghampiri Raka dan duduk didepannya "Jangan ganggu." Ucap Raka datar.

"Eh, nggak kok. Arsy mau temenin Raka doang"

"Gak butuh."

Oh iya ya, ngomong-ngomong selama Raka disekolah ini. Belum pernah lihat dia ngobrol dengan teman. Bahkan sepertinya Raka satu orang dikelasnya pun, tidak ada yang dekat dengannya. Arsy jadi penasaran.

"Hm ... Raka kok gak bareng temen? Teman Raka mana?"

"Gak ada."

"Kenapa?" Tanya Arsy lagi.

"Ribet,"

"Jadi ... Raka gak punya sahabat? atau ... Raka udah pernah pacaran belum? Masa iya sih, Raka belum pernah pacaran,"

Kok melenceng ke pacaran?

"Ribet."

Sumpah, seperti tidak ada kosa kata lain apa? Sudah bicara singkat, dan katanya itu-itu saja. Ribet?

"Arsy mau kok jadi teman Raka, selagi Raka belum suka sama Arsy. Gimana?"

"Ngarep." Ketus Raka lalu menenggelamkan kepalanya diatas meja.

"Gak mo tau. Pokoknya Arsy sekarang teman Raka. Jadi, Raka bisa ceritain semuanya kalo ada masalah."

"Bawel lo!"

Tak apalah teman dulu, baru pacaran.

******

Hai hai semuanya!!
Kembali lagi dengan author bintang!!!

Gimana? suka?
Komen dong yang banyak!!!

Salam manis dari auhtor paling manis🍩😘

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang