~Kencan pertama?~

904 722 497
                                    


Tidak semudah itu.

Arsy bukanlah gadis yang pantang menyerah. Ia tidak akan biarkan Raka pergi begitu saja. Yang penting Arsy suka sama Raka.

"Ih Raka, kok mau pulang sih? kita makan bareng dulu yuk? Arsy laper nih, please ... Raka. Sekali aja deh," Rengek Arsy.

"Nggak." Buru-buru Raka menautkan kunci motornya. Akan tetapi dengan cepat gadis itu... "Balikin gak?!" Tegas Raka yang hampir kehilangan kesabaran.

"Iya dulu! Baru Arsy balikin. Ayolah Raka," Arsy kembali merengek.

"Kali ini aja," Jawab Raka.  Membuat mata Arsy berbinar-binar.

"Yeay! Beneran?!" Sorak Arsy.

"Iya Sy," Ucap Raka pasrah. Ah sudahlah, Raka sudah muak dengan kelakuan gadis ini. Mungkin, tidak ada salahnya ia turuti.

Hah?! What? Dia manggil apa tadi? Arsy? Ini lebih dari bahagia. Ini adalah hari bersejarah, dimana doi mampu memanggil namanya dan...kencan petamanya juga.

"Arsy siap!" Ujar Arsy semangat, setelah duduk bangga dimotor Raka. Sedangkan lelaki itu menatap sekilas.

"Eh, anjir tu curut! Ninggalin kita," Gerutu Mina yang tidak sengaja melihat Arsy. Si Arsy nya juga pakai pamer. Sombong.

*****

Ingin sekali Arsy memeluk pinggang Raka dengan erat. Agar seperti di film-film. Kan romantis. Ah Raka, tidak ada romantis-romantisnya. Tapi, tidak ada salahnya juga kan Arsy mencoba? Setidaknya Arsy telah berjuang.

Dengan ragu, Arsy mulai mendekatkan tangannya. Gunjangan jantungnya pun kian terasa. "Napa lo?" Tanya Raka menyadari.

Yahh, ketauan

"Ng ... nggak," Mata Arsy pun mendelik. "Em ... Raka, Arsy boleh peluk Raka nggak?"

Mampus! Matang sudah kepiting rebus. Jangan sampai ia dibuat malu.

"Boleh," Ujar Raka datar.

Hah?! Serius?! Demi apa? Ini tidak pakai alat ajaibnya Doraemon kan?

"Beneran?"

"Daripada lo jatoh,"

"Makasih Raka," Dengan kebahagiaan yang tiada tara. Langsung saja. Arsy melingkarkan tangannya pada pinggang Raka.

Sedangkan lelaki itu merasa bingung sendiri. Mengapa semudah itu ia menuruti keinginan gadis gila ini? Sepertinya Raka sudah mulai tidak waras. Ah entahlah. Mungkin efek lapar karena belum sarapan.

******

Raka menghentikan motornya pada sebuah warung kecil dipinggir jalan. Arsy kira akan disebuah restoran mahal. Eh ternyata, warung kecil seperti ini.

Alhamdulillah, yang penting bersama Raka yang tampan.

Raka dan Arsy berjalan beriringan menuju satu meja yang sama. "Mau pesen apa mbak? Mas?" Tanya Seorang pelayan yang tiba-tiba datang.

"Raka mau pesen apa?"

"Nggak,"

"Kok nggak?" Ulang Arsy.

"Kan lo yang mau makan,"

"Ih, jangan gitulah, Arsy traktir ya?" Tawarnya. "Bubur ayamnya dua ya mbak!" Ucap Arsy pada pelayan tersebut.

"Baik mbak, tunggu sebentar ya." Tidak lama kemudian pelayan yang lain datang dengan membawa dua mangkuk bubur ayam.

Ini yang dinamakan kencan? Sumpah. Garing dan bosen banget. Saling diam, hanya suara sendok saja. Tidak ada percakapan, apalagi romantis-romantisan. Ah, cukup menyebalkan.

"Udah belum?" Tanya Raka.

"Eh udah ya? Yaudah Arsy bayar dulu ya." Arsy segera bergegas ke penjaga warung tadi.

Arsy merogoh kantong celananya.

Mampus! Aduh! Arsy, lo bego banget sih. Batinnya cemas.

"Kenapa?" Raka menatap Arsy heran.

"Hm ... anu ... itu ... Raka--" Bagaimana cara menjelaskannya? Dasar bego kok dipelihara?! Buat malu saja didepan doi.

Tanpa jawaban, Raka langsung mengeluarkan selembar uang dan membayarkannya pada penjual tersebut.

"Lo nggak bawa dompet kan?"

Hahaha rasain tuh si Arsy! Lagian pake kebanyakan gaya sih.

Pengen tahu kelanjutannya?
Kuuyy komen sebanyak-banyaknya yaa!!! Vote nya jan lupa juga.
Bilang ya kalo ada typo wkwk

Salam manis dari author paling manis🍩😘

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang