~Putus!~

2.2K 1.3K 2.2K
                                    

Jan lupa vote sama komennya ya:)

*****

"ARSY!!" Suara melengking itu sangatlah memekikkan telinga. Pasti berasal dari dua sahabat orok Arsy. Perkenalkan, mereka adalah Anggun dan Mina.

"Ada apa sih woi?" Tanggap Arsy malas. Melihat sejenak lalu menrauh kembali kepalanya diatas meja.

"Ini gawat Sy!! PACAR LO! berantem hebat dilapangan!" Kata Anggun terengah-engah. Rasa ngantuk Arsy pun langsung hilang mendadak. Ia buru-buru berlaru kearah lapangan untuk memastikan. Diikuti Anggun dan Mina dibelakang.

Bugh! bugh! bugh!

Berkali-kali pukulan dihantamkan oleh Devan pada lawannya tersebut, yang tidak lain temannnya sendiri. Raut wajah laki-laki itu penuh dengan amarah. Siapa suruh memancing amarah Devan, dia kan kalau berkelahi seperti singa lawan singa. Endingnya Devan menang atau Devan mati. Mengerikan.

Bagaimana tidak marah? ia tidak peduli walau lawannya teman dekatnya. Semua bisa jadi musuh baginya jika menghina dirinya atau perempuan yang disayanginya.
Yaitu Arsy.

Semua orang mendekat untuk melerainya, namun jika Devan sedang marah besar siapapun itu yang menghadangnya bagai masuk ke kandang singa yang sedang mengamuk.

Tapi kok ketua OSIS bertengkar?

"STOP!" Teriak Arsy mengheningkan suasana. Akhirnya Devan menghentikan hantaman pukulannya lalu melirik Arsy selewat.

Tiba-tiba seorang guru perempuan dengan wajah garangnya menghampiri kerumunan. Dan berhasil membuat seluruh siswa kembali ke kelasnya masing-masing.

"DEVAN! ARI! Ikut keruangan saya sekarang!"

*****

Mampus. Lagi-lagi Devan memasuki ruangan yang lebih seram dari rumah angker disebrang sana. Kini ia berhadapan langsung dengan penghuninya, yang lebih seram dari gundoruwo mungkin.

"Kalian ini sudah besar masih suka bertengkar. Kamu juga Devan, sebagau ketua OSIS harusnya kamu memberikan contoh yang baik. Sekarang juga ibu panggilkan orang tua kalian,"

"Yah bu, janganlah," Rengek Ari.

"Napa lo? takut?" Pancing Devan.

"APA LO?" Rasanya Ari ingin memukul habis-habis muka curut ini.

"Heh?! mau berantem lagi? Silahkan keluar kalian!" Bentak Bu Guru.

Kedunya langsung tertunduk. "Maaf bu," Cicit mereka serempak.

Menuggu beberapa menit kemudian, ibunya Drvan dan ibunya Ari pun datang. Mereka semua berkumpul diruangan ini.

"Bu, ini apa-apaan anak saua samapi luka-luka seperti ini? Saya nggak terima!" Oceh Ibunya Ari.

"Sabar bu, ini baru saja hendak kita bicarakan. Sebaiknya kalian berdua jelaskan dan saling meminta maaf." Jelas bu Rina sang guru BK.

"Saya gak akan minta maaf, lah dia yang salah!" Seru Devan tidak terima.

"Heh kamu! gak punya sopan santun sama sekali ya. Dasar gak ber kependidikan orang tua. Kamu tau Ari ini anak siapa? saya tuntut kamu." Cerocos Ibunya Ari.

"Heh bu! orang tua mana yang ngajarin anaknya untuk merendahkan perempuan." Sentak Devan emosi.

"Devan, apa susahnya minta maaf?" Lerai mama Devan.

"Dia yang salah ma,"

"Bu! tolong ajarkan sopan santun ya sama anaknya! Saya nggak terima ini, minta maaf atau kamu keluar dari sekolah ini!"

"Devan tenang dulu, sekrang coba kalian jelaskan dulu masalah kalian apa? biar semuanya jelas," Lerai Bu Rina.

"Gak perlu bu, lebih baik saya keluar dari sekolah ini."

Tanpa disadari diluar ambang pintu, Arsy dan temannya mendengarkan semua. Kecewa. Arsy sangat kecewa mendengar semua jawaban dari Devan. Buru-buru Mina dan Anggun menyusul Arsy yang pergi begitu saja.

"Arsy, udah dong nangisnya," Lerai Mina sembari merangkul tubuh sahabatnya tersebut.

"Gue mau putus!"

"Hah?!" Anggun dan Mina pun terkejut mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Arsy. Untuk sekian kalinya Arsy meminta putus dari pacarnya.

"Sy, lo gila apa? masa udah hampir 2 tahun lo mau putus?" Tanya Mina mengebu-ngebu.

"Iya Arsy, semua masalah bisa diselesaikan kok," Lanjut Anggun.

"Lo berdua bisa gak diem? gak usah pada sewot dengan urusan gue, Devan pergi, yaudah tinggal cari yang baru." Kata Arsu dengan santainya.

"Lo jangan sombong-sombong gitu sy, lo belum tau rasanya cinta ditolak." Ujar Anggun.

"Duh kacian sahabat gue satu ini," Ledek Mina.

"Udah deh lo diem aja, mentanglah yang baru jadian tuh"! Balas Anggun pada Mina.

"Diem wooii! Gue ditolak? Gak akan! Gue kejer tu cowok yang nolak gue!"

"Serah lo deh," Ucap mereka berdua pasrah.

"Nggun ke kantin yuk! laper gue," Ajak Mina. Huh! Daripada ikut campur urusan Arsy mending makan."

"Ayo, Sy lo ikut nggak?" Tawar Anggun.

"Males," Lebih baik ia tidur saja dikelas. Arsy tudak mau ambil pusing dengan Devan. Biarkan saja dia pergi, toh stok cogan disekolah masih banyam kok. Tapi perlu kalian ketahui pacaran kali ini dengan Devan adalah yang paling lama. Biasanya baru sebulan sudah putus.

******

Akhirnya semua mata pelajaran hari ini berjalan dengan lancar. Kalau seperti biasanya Arsy pulang diantar Devan, tapi kali ini ia sangat tidak ingin bertemu Lelaki itu. Lebih baik Arsy pulang dengan ojek online saja. Jujur Arsy memang masih sayang sama lelaki itu, namun dia sudah membuat Arsy kecewa. Padahal dua bulan lagi aniversary nya yang ke dua tahun. Sayabg sekali.

Ojek yang dianaiki Arsy pun telah berhentu didepan rumahnya. Sial. ngapain lagi nih cowok ada di rumahnya?

"Makasih ya bang."

"Sama-sama neng,"

Setelah selesai urusan membayar dengan abang ojol barusan, Arsy buru-buru masuk tanpa melirik ke arah dia.

"Marah sih marah, tapi kalo mau pulang sendiri kabarin dong," Kata Devan mengikuti Arsy dari belakang.

"Arsy," Panggil Devan dengan menarik lengan Arsy.

"Lepas!" Bentak Arsy kesal.

"Arsy, aku minta maaf. A--"

"Apa susahnya sih minta maaf? pake sok-sok an pindah sekolah segala," Potong Arsy.

"Kenapa kamu bakal kangen sama aku ya?" Ledek devan.

"Asry serius Devan!" Bentak Arsy.

"Kenapa sih? kayaknya aku selalu salah dimata kamu. Kan kita masih bisa bareng walau gak satu sekolah,"

"Kenapa tanya Arsy? pikir aja sendiri, kita udahan aja sampe disini."

"Sayang kamu ngomong apaan sih?"

"Gue mau putus sama lo. Masih kurang jelas?"

"Arsy semua bisa aku jelasin, kenapa sih kamu gak pernah menghargai aku?"

"Terserah lo, gue capek." Arsy langsung membuang muka dan pergi meninggal kan Devan diluar.

"ARSY GUE SAYANG SAMA LO!"

"KASIH GUE ALASAN AGAR GUE RELA PERGI NGELEPASIN LO DARI HIDUP GUE SY!"

Tidak ada jawaban.

Arsy masih mendengar jelas suara Devan. Ia hanya menangis kecewa, sangat kecewa.


******

Oke terima kasih telah berkunjung

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang