Chapter 22: Tears About To Come

331 52 8
                                    

Welcome to the Semi-mature chapter!

Btw kemarin kalian komenannya mengerikan semua ya. Sampe terbawa suasana begitu hahaha.

Ada pesan dari Sehun buat kalian:

"Kalian kalo baca cerita ini bitha gak gauthah terbawa thuathana? Kan Thehun cuma dithuruh meranin karakter Thixun yang jahat ke Kaka Rutha. Jangan thumpahin Thehun plith."

Thintherely
Mas Ganteng dari Negeri Ginseng.

















Perawat Xiao dengan hati-hati memeriksa ke area dalam hidung Luhan. Ternyata terdapat luka yang cukup besar di dalam sana. Wanita tua itu melihat sebentar lalu sedikit meringis.

"Bagaimana keadaan menantu kami?" Tanya Baixian tidak sabaran.

Sementara itu, Perawat Xiao hanya menggeleng lemah. "Ada yang bisa jelaskan kenapa menantu kalian memiliki luka yang cukup besar di dalam hidungnya?"

Chanli berikut Baixian hanya bisa saling pandang. Sadar kalau memang Shixun sudah banyak menyakiti Luhan semenjak ia tahu mengenai identitas asli menantunya itu. Namun luka di dalam hidung? Itu mengerikan sekali.

"Itu karena anak kami yang sengaja menyakitinya karena alasan yang tidak bisa kami mengerti. Mereka baru saja menikah kemarin, tapi anakku sudah menyiksanya. Belum lagi trauma yang dimiliki menantu kami. Aku yakin itulah penyebab pendarahan hebat pada hidungnya." Ucap Baixian, tetap merahasiakan nama Luhan di hadapan Perawat Xiao.

"Anda benar, Yang Mulia. Trauma yang menantumu alami benar-benar merusak kinerja organ dalamnya. Dia tidak perlu dilakukan pengobatan, istirahat yang cukup sepertinya mampu mengembalikan keadaan menantumu. Tapi jika boleh, aku mohon agar nantinya menantumu jauh dari semua hal yang kembali memicu ketakutannya." Ucap Perawat Xiao kemudian.

Chanli mengantar Perawat Xiao untuk keluar rumah. Disana, ia hendak mengatakan sesuatu yang sudah menjadi kesepakatannya dengan Baixian.

"Nama menantuku itu adalah Wu Luhan. Dialah yang selama ini menghilang dan kita cari-cari ke segala penjuru negeri. Tapi kumohon, rahasiakan ini dari semua orang. Berapapun aku akan membayarmu agar kau menutupi rahasia ini." Mohonnya lalu mengeluarkan dua kantong emas dari sakunya.

Perawat Xiao menggeleng, mengembalikan kantong-kantong emas itu kepada Chanli. "Tidak perlu seperti itu, Menteri Wang. Anda tidak perlu membayar saya untuk menyembunyikan rahasia ini. Pekerjaan saya untuk mengabdi kepada keluarga anda itu adalah alasan saya menerima permintaan anda. Kalau begitu, saya permisi. Selamat malam." Ucapnya lalu berlalu dari rumah Keluarga Wang.

🌟

🍁

🍂

"Bagaimana?"

Baixian bertanya ketika derit pintu terbuka terdengar. Suaminya masuk lalu ikut melihat keadaan Luhan yang sudah sedikit membaik. Kemudian wajahnya ia hadapkan kepada Baixian yang sudah penasaran.

"Perawat Xiao menerima permintaan kita. Namun ia menolak bayaranku. Apa kita tambahkan saja upah kerjanya? Aku sedikit kasihan dengan kehidupannya jika kita memberi upah yang sama sementara kita memegang sebuah kesepakatan dengannya?" Usulnya.

"Lakukan saja semaumu. Aku hanya berharap Luhan baik-baik saja sekarang. Dimana Shixun?"

Chanli hanya menghembus nafasnya pasrah. "Anak itu pergi. Aku sempat melarangnya, namun dia cepat-cepat memacu kudanya. Entahlah, sepertinya Shixun tidak jauh berbeda dengan laki-laki lainnya. Pengecut dan tidak menyayangi istrinya."

𝐒𝐡𝐨𝐰 𝐘𝐨𝐮𝐫𝐬𝐞𝐥𝐟 «ʜᴜɴʜᴀɴ» ✓Where stories live. Discover now