Chapter 19: Many Season were Pass

340 56 7
                                    

Jadi gini, aku udah ketik beberapa chapter untuk ff Hunhan yang genrenya YAOI itu.

Belum ada niatan publish, tapi mau kasih tau sesuatu

Sampulnya udah ready, nih penampakannya:

Sampulnya udah ready, nih penampakannya:

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Psst, aku gak pede ngepost ini wkwkwk. Soalnya ada yang bilang "Ya ampun nyai, lu bikin sampul atau promosi produk Made In China? Wokwokwokwok."

Ah kacrut.

Udah tau judulnya kan? Pokoknya dibayangin aja gimana ceritanya. Dan yang pasti, aku bakal kasih notifikasi untuk jadwal peluncuran bagian pertamanya.


Udah yu dibaca














Musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Semuanya berlalu dengan begitu cepat bagai angin yang berhembus di siang terik.

Tahun demi tahun telah terlewati. Tak terasa sudah, hari ini adalah hari yang sama dengan hari dimana Putri Luhan melarikan diri. Dan di hari ini pula, Luhan akan menggelar pernikahannya.

Semua memang berjalan begitu cepat. Gadis itu masih tidak percaya kalau lamaran Shixun tiga purnama yang lalu telah diterimanya. Pun dengan kedua orangtua Shixun yang menerimanya dengan tangan terbuka tanpa menyimpan sedikitpun rasa curiga terhadap seorang gadis yang mengaku diri sebagai kekasih Wang Shixun.

Terutama Chanli. Pria itu tanpa syarat apapun menerima Luhan sebagai menantunya. Ia begitu senang karena setelah lama waktu berlalu, anak tunggalnya akan melepas masa lajangnya. Dengan calon menantu yang cantik dan baik budi. Shixun berhasil memenuhi janjinya.

Sebuah pernikahan sederhana digelar. Itu adalah permintaan Luhan. Ia ingin pernikahannya diadakan dengan dihadiri beberapa keluarga dan warga sekitar. Dengan taman bunga sebagai latarnya. Tentu saja Shixun menyanggupinya. Pria itu meminta beberapa orang mengubah taman rumahnya menjadi taman bunga, dimana semua orang merasakan kedamaian ketika menginjakkan kaki di tempat itu.

"Nek, aku gugup sekali. Bagaimana jika nanti aku menjatuhkan gelasnya? Atau bagaimana jika nanti hanfu ini tersobek? Aku tidak mau itu terjadi, sungguh." Luhan berucap terburu-buru, ia mengusap-usap tangannya.

"Kenapa harus gugup? Kau seharusnya senang karena sebentar lagi kau akan menikah. Santai saja, jangan tegang begitu. Nenek mendoakan kebahagiaanmu selalu." Ujar Nenek Han.

Luhan tersenyum. "Terima kasih, Nek. Terima kasih karena sudah menerimaku dirumahmu. Terima kasih untuk tiga tahun yang damai ini. Aku juga mendoakan kebahagiaan untuk Nenek." Balasnya.

"Baba, Mama, semoga kalian selalu dilimpahi berkat setiap harinya. Aku akan menikah hari ini, maafkan aku yang memilih untuk menikah tanpa meminta restu kalian. Tapi aku berjanji akan menjadi istri yang baik untuk suamiku kelak."

𝐒𝐡𝐨𝐰 𝐘𝐨𝐮𝐫𝐬𝐞𝐥𝐟 «ʜᴜɴʜᴀɴ» ✓Where stories live. Discover now