Chapter 6: That's Isn't Mine. Trust Me

427 58 11
                                    

Yang ini ngilang ya? Ya ampun jahat banget sih ini wattpad. Kaga tau aja aing bikin cerita ini dengan setengah hati ;(

Awokwokwok

Rombongan pengawal telah tiba di paviliun utara. Mereka tanpa rasa hormat menyeret Luhan yang merintih sakit karena kerasnya lantai yang menggesek kakinya tanpa ampun.

"Salam hormat untuk Anda, Kaisar!"

Yifan berbalik, mendapati para pengawal kepercayaannya yang telah berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik.

"Minggir! Aku ingin melihat rupa orang yang ingin membunuh istriku!"

Tiga pengawal di barisan depan bergeser. Yifan maju, ia sangat terkejut saat melihat siapa pelaku yang selama ini diincarnya.

"Luhan?! Tunggu, kenapa Putri Luhan ada disini?"

Salah satu pengawal menjawab pertanyaan Yifan. "Kami menemukan botol racun untuk meracuni Permaisuri berada di kamar Putri Luhan. Jadi benar atau tidak, Putri Luhan bersalah."

Yifan masih tidak percaya, menatap putrinya dengan pandangan yang cukup sulit dipahami.

PLAK!

Tanpa komando, Yifan menampar keras pipi Luhan hingga memerah. Dirinya tersulut emosi yang membara kala mendengar tuturan pengawal kepercayaannya barusan.

"Kurang ajar sekali kau! Sebenarnya apa maumu sampai kau mencelakai ibumu sendiri?! Sekarang ibumu terbaring koma dan kau tidak peduli dengan keadaan ibumu?! Dasar anak tidak tahu diri!" Bentak Yifan.

"Gege, ada apa ini?" Junhui mendatangi serombongan orang itu. Ketika ia mendengar suara iparnya di tengah keributan, dirinya semakin yakin ada sesuatu yang terjadi di paviliun utara.

"Junhui, kau bisa lihat sendiri siapa orang yang meracuni kakakmu. Kau punya kesabaran, bukan? Akan kau apakan orang yang telah hampir membunuh orang yang kau sayangi?" Tanya Yifan tajam.















"Ambilkan aku sebuah alat cambuk."

🌟

🍁

🍂

"Yang Mulia, gawat!"

Dayang Hua berteriak kalut. Dengan sangat ketakutan ia berusaha menyampaikan sebuah kabar buruk kepada Nenek Suri.

"Mengapakah engkau terburu-buru, Dayang Hua? Ada apa gerangan terjadi?" Tanya Nenek Suri perlahan.

"Kaisar Wu dan Tuan Huang, mereka.. mereka.."

"Apa?"

"Mereka menemukan botol racun itu di kamar Putri Luhan. Sekarang mereka hendak menghukum putri!" Sergah Dayang Hua.

Nenek Suri terkejut. "Menantuku sudah bergerak cepat ternyata."

"Lalu apa yang harus kita lakukan, Yang Mulia?"

"Kita tidak bisa melakukan apa-apa jika tidak mempunyai sebuah bukti. Kita hanya bisa menunggu sampai Permaisuri sadar, karena hanya dialah yang bisa bersaksi atas apa yang terjadi padanya." Ucap Ibu Suri.

"Cepatlah sadar, Permaisuri Wu. Hanya engkaulah yang bisa bersaksi dan menyelamatkan putrimu dari segala kesalahpahaman ini."

𝐒𝐡𝐨𝐰 𝐘𝐨𝐮𝐫𝐬𝐞𝐥𝐟 «ʜᴜɴʜᴀɴ» ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang