speechless

3K 135 5
                                    

ayah banna pov

rasanya duniaku hacur berkeping-keping saat aku lihat putriku kesakitan dan aku lihat air ketubannya pecah beserta darah mengalir di kakinya, jangan kau rebut putriku dari diriku lagi tuhan cukup dulu saja jangan kali ini.

rasanya aku ingin segera mengeluarkan bayi itu agar laila selamat, di perjalanan aku menelpon rumah sakit sofia internatiola hospital. rumah sakit miliku.

setibanya di rumah sakit aku dan chandra,suami laila. segera membawa masuk laila ke UGD dan sudah ada brankar,perawat juga dokter yang standby. ayah laila dan ayah chandra segera mengabari orang rumah

"selamatkan putriku dan cucuku atau kalian yang akan menjadi gantinya jika gagal" ancamku dan mereka segera membawa laila ke ruang perawatan

aku lihat laila sudah tidak sadarkan diri dan darah yang keluar sangat banyak, putriku pendarahan dan itu bahaya. pilihannya hanya 2 putriku atau cucuku

ayah banna end pov

chandra pov

ya allah laila, istriku

dia ada di dalam ruang perawatan dan kami semua menunggu di luar dan sekitar 6 orang datang dengan pakaian seperti pengawal dan mereka menghampiri ayah banna dan ayah banna melirik mereka sekilas dan menatap pintu di mana laila berada

"jaga koridor ini dan siapkan ruang perawatan intensif vvip dan jaga rumah putriku dan kedua cucuku juga" ujar ayah banna pada pengawal itu dan mereka mengangukan kepala dan berpencar dan aku fokus pada laila

chandra end pov

3 jam kemudian

author pov

pintu ruang perawatn terbuka dan dokter keluar dan mereka ber-4 segera menghampiri dokter dan dokter menghela nafas

"mereka berdua selamat, si ibu dan bayi selamat tapi ada berita buruk tentang si ibu" ujar dokter lemas karena yang dia hadapi ini alexander banna kuryenko manusia kejam yang tidak segan membunuh

"ada apa dengan putriku?" tanya ayah banna

"si ibu koma karena pendarahan dan kondisinya yang tidak stabil" ujar dokter dan ayah banna menatap kalung salib pemberian laila saat dirinya ulang tahun

"selamatkan dia bagaimana pun caranya atau aku akan membuatmu menemui tuhan lebih cepat" ancam ayah banna

"baik pak, pasien akan kami pindahkan ke ruang perawatan" ujar dokter dan si dokter segera masuk dan oma datang bersama anak-anak dan di kawal oleh para bodyguard ayah banna

"gimana laila? udah siuman?" tanya oma dan chandra menatap oma lesu dan dia menundukan kepalanya

"heh. kok kamu diam sih? jawab oma chandra" ujar oma dengan suara parau menahan tangis dan opa segera memeluk oma

"sabar ma laila pasti kuat dia pasti bisa" ujar opa

"ya allah putriku,menantuku" lirih oma dan keandra juga keano duduk di kursi tunggu dan mereka berdua menangis

"permisi suami bu laila bisa mengadzankan bayinya" ujar suster dan chandra ikut bersama suster ke ruang inkubator dan dia lihat bayinya, putranya

perlahan di buka jendela kotak inkubator yang hanya muat untuk tangan dan di kumandangkan lah adzan pada putranya itu,setelah selesai dia keluar menemui keluarganya

"gimana bayinya sehat kan?" tanya ayah laila dan chandra mengangukan kepalanya

"aku belum memilih nama dengan laila" lirih chandra dan opa segera memeluk chandra,mengutkannya

"dia cuma bilang namanya harus bagus dan ada bau-bau rusianya dan di akhiri dengan nama keluarga kita" ujar chandra

"dima liev ramadhan" ujar ayah banna menyahut pembicaraan chandra seraya menggengam erat kalung salib yang laila buatkan dulu

"laki-laki yang kuat dan berani" lanjutnya dan chandra mengangukan kepalanya

"setuju" ujar chandra

2 jam kemudian mereka sudah ada di kamar rawat intensif laila dan anak-anak sudah tidur di sofa dan chandra,oma,opa,ayah laila sholat malam meminta segalanya untuk laila dan ayah banna terus berada di samping laila melantunkan doanya agar putrinya segera sadar dan baik-baik saja

bayi laila, dima liev ramadhan juga sudah di ruangan yang sama dan bayinya tidak rewel hanya saja si bayi tidak bisa tidur di baby box tapi jika di taruh di samping laila bayi itu baru bisa tidur

"makan dulu yuk" ajak oma dan mereka semua makan bergantian dan ayah banna benar-benar ngak bergerak dari sisi laila

"permisi pak, ada leon di depan" ujar voight tangan kanan ayah banna

"suruh dia masuk" ujar ayah banna dan voight keluar dan tidak lama kemudian leon masuk

"ayah, kenapa laila kayak gini?" cicit leon dan ayah banna menghela nafas dan menatap laila sendu

"dia pendarahan dan koma tapi bayinya sehat dan berhasil lahir dengan normal" ujar ayah banna dan leonn menatap dima yang tidur di samping laila dan leon menangis melihat kondisi laila

"aila, bangun dong anak loe udah lahir mirip banget sama loe" ujar leon dan dia menggengam tangan laila dan menatap dima

My Husband Is Chef (End)Where stories live. Discover now