Aku dan chandra sedang bersantai di kamar dan aku memeluknya dari samping dan dia mengusap rambutku
"Pengen makan lonsay" ucapku tiba-tiba dan chandra menatapku heran
"Puasa gini ngak ada yang jualan lonsay tahu, mau aku bikinin pas buka?" ujar chandra dan aku menatapnya kesal
"Ih maunya sekarang tahu, kayaknya tuh enak banget si kuahnya terus ada kerupuknya gitu" ujarku dan chandra terkekeh
"Ingat puasa" ujar chandra dan aku tersenyum dan aku mendusel-dusel di lehernya dan dia memeluku erat dan aku merasa agak mual tapi aku tahan karena ku pikir ini hanyalah karena aku puasa saja
"Kamu enak, wangi dan empuk" ujarku dan dia mengusap punggungku dan aku ketiduran di lehernya
••°°••°°••
Aku terbangun dan aku lihat aku ada di kamar tapi aku tahu ini bukan kamarku dan chandra duduk di sebelahku sambil menggengam tanganku erat
"Dimana nih" tanyaku dan chandra menatapku
"Rumah sakit" sahutnya
"Hah, ngapain kita di sini" tanyaku dan chandra menatapku
"Permisi mau visit" interupsi suster dan aku lihat ada si leon dan dokter agus
Leon, oh kalian pasti sudah kenal dia SPpd
Tapi dr. Agus dia itu obgyn atau sp. Kandungan dan aku mengenal mereka berdua
"Wait ini kenapa ada obgyn?" tanyaku dan dr. Agus tersenyum
"Selamat ibu hamil 4 minggu" ucap dr. Agus dan aku kaget hingga speechless
"Hamil dok" tanyaku mengkonfirmasi ucapannya dan aku meraba perutku
"Iya, kamu harus jaga kandunganmu apalagi di usiamu yang sangat muda ini dan saya sarankan untuk tidak puasa karena kondisimu dan si bayi sama-sama rentan dan kalian berdua butuh banyak nutrisi" ujar dokter agus dan aku menangis dan tersenyum
"Ada si beruang merah di depan" ujar leon setelah dokter agus keluar dan aku menatapnya
"Anak gw" ujarku dan chandra memberikan aku segelas air
"Minum dulu, anak-anak di depan sama bapakmu" ujar chandra
Wait
Bapak
Ini perlu perjelas dulu, bapak biologisku ada di jogja sedangkan bapak tiriku alias si beruang merah ada di rusia
Bentar dulu, si leon bilang tadi si beruang merah ada di depan
Aku segera turun dari brankar dan mencabut asal infusku dan aku tidak peduli dengan darah yang merembas, aku berlari ke arah pintu kamar rawatku dan saat aku mau membukanya pintu itu sudah terbuka dari luar
"Putriku"
YOU ARE READING
My Husband Is Chef (End)
RandomTentang si laila nur ramadhani dan si duda juga kedua putranya Gambar bikin di canva. plagiat mohon menjauh jika ada kesamaan dalam cerita ini saya ngak tahu ini cerita saya tulis sendiri sampai sakit kepala.