Nasehat Kyai

58 0 0
                                    


dalam toreqoh itu di samping istiqomah menjalankan amaliyah, puasa siang hari, dzikir di malam hari, dilakukan dengan konsisten, sehingga menjadi suatu amal yang yg ikhlas,seperti membuang kotoran di kamar kecil, kebiasaan yang tidak dipikirkan, karena biasa, menjadi ikhlas dengan sendirinya, karena amal telah menjadi kebiasaan bukan suatu hal yang aneh yang menjadikan hati bangga, *lalu menjaga makan dari makanan haram dan subhat yang tak jelas halal haramnya, menjaga lisan dari perkataan yang sia-sia, lebih baik diam jika tidak bisa bicara yang tak ada manfaatnya*, *menjaga orang lain jangan sampai tersakiti, selalu berkasih sayang pada siapa saja, menghilangkan iri, dengki, hasad, sombong, loba, tamak, riak, ujub, membanggakan amal, buruk sangka, kikir, maka bisa mendapatkan anugerah dari Alloh*, dan semua itu tak bisa dicapai, jika tanpa ada yang mengarahkan dan membimbing, saya diarahkan oleh guruku, maka bapak ku arahkan, bukan saya lebih mulya atau lebih hebat, tapi hanya karena saya sudah pernah lewat jalannya, jadi saya bisa tau jalan daripada orang yang belum pernah melewati jalannya, jadi bukan karena saya lebih baik dari org lain, dan seorang murid itu harus takdzim, hormat kepada guru, bukan juga karena gurunya hebat, sekalipun guru itu anak kecil yang miskin dan yatim yang tak punya apa-apa, maka seorang murid tetap harus taat pada guru, takdzim, mengagungkan, bukan mengagungkan jasad guru, tapi mengagungkan ilmu yang dititipkan Alloh yang bersanad menyambung pada Nabi SAW, jadi bukan tentang siapa gurunya, kalau jasad lahir guru maka sama dengan jasad yang terdiri dari darah daging, tapi ilmu toreqoh itulah yang menjadikan guru itu utama, dan dihormati, sebab seorang guru itu dipilih oleh Alloh, tidak bisa ilmu toreqoh itu dititipkan kepada seseorang yang bukan di bidangnya, beda dengan ilmu IPA, biologi, sains, siapa saja mau mempelajari maka akan bisa mempelajari dan memperoleh predikat profesor, tapi kalau guru mursid toreqoh, tidak bisa semua orang menjadi seorang mursyid, walau puluhan tahun belajar, sebab yang menjadi mursyid dan kedudukan itu dipilih oleh Alloh, apa saya sendiri mengajukan diri untuk dipilih, la setitik debu saja saya tak ingin menjadi pemimpin dan punya kedudukan dalam toreqoh, sebab bagi saya berat, amanah yang sangat berat, tapi karena sudah diletakkan di pundakku, maka aliran darah saya, degup jantung saya, adalah toreqoh, setiap langkah saya adalah toreqoh, lihat saya sama sekali tak kerja apa-apa. Karena jika toreqoh itu ibarat air sungai yang mengalir, dan saya itu orang yang mandi, lalu hanyut dan menjadi ikan, sehingga jika saya dipisahkan dari air, maka saya akan megap-megap, sebab saya membutuhkan air.”

----------------------------------------------------------------------------

kita orang thoreqoh itu hati hati jika menyampaikan ajaran kita, karena ajaran thoreqoh itu bersanad, artinya tdk di sampaikan secara umum, tapi bersambung, kayak warisan saja, kita dapat warisan dari ayah, ayah dapat warisan ayahnya ayah, dan seterusnya, yang bukan anak tidak dapat warisan, ajaran thoreqoh jg bgt, orang umum yang bukan thoreqoh tdk dapat warisan, makanya ada baiat/sumpah, di sumpah untuk menjaga ajaran, tdk menyeleweng, kalau orang umum kan tdk bisa menjaga itu, makanya kalau menyampikan itu hati hati, sebab orang yang bersebrangan dengan kita misal wahabi, akan mengatakan thoreqoh itu sesat, sebab tdk ada ajaran secara umum yang di pakai patokan, ajaran dalam thoreqoh itu dr guru, guru dari gurunya guru, dan seterusnya, itu belum tataran haqiqat, kalau sudah haqiqat seorang guru bisa saja bukan bersifat jasmani, tapi ruhani, ruh, sudah tdk hidup dalam alam jasad ini, atau masih hidup tp gaib, karena tatarannya haqiqat, haqiqat itu tdk ada wujud kasarnya, kalau ada wujud kasarnya namanya sareat, atau jasad, jasmani, yg tdk terlihat namanya gaib, ruhani, jadi jika menyampaikan hal atau ajaran thoreqoh sebaiknya hanya kepada orang yang mau masuk ke dalamnya, seperti memberi tugas perusahaan kepada karyawan, ngapa memberi tugas perusahaan kepada yang bukan karyawan perusahaan, apalagi perusahaan listrik, apa gak plonga plongo? malah kamu menjelaskan soal listrik bisa di tuduh sesat.
semoga paham.

----------------------------------------------------------------------------

Ini untuk yang sudah menjalankan amaliyah puasa 41 ke atas, banyak banyak menolong orang, menyelesaikan masalah orang, agar langitnya di angkat oleh Allah,

kayak seorang tentara itu kalau banyak melakukan tugas, maka akan naik jabatan, jika tugasnya sukses dan berprestasi, tapi ketika akan naik jabatan maka akan di uji oleh Allah, kalau sudah di uji, itu tandanya akan naik jabatan, jadi jangan mengeluh ketika mengalami ujian, ujian itu selalu dalam bentuk sesuatu yang kita tidak prediksi kedatangan dan bentuknya. Kita tidak inginkan atau bukan keinginan kita, entah itu sakit, di musuhi orang, di hina, di fitnah dll.

Jadi awal mulanya membantu orang lain, entah mengobati atau menyelesaikan masalah orang lain, membantu orang lain juga bgt, bukan dengan kita memasang iklan atau woro woro hayo siapa yang mau di bantu? Bukan begitu, tapi biar Allah yang mendatangkan orang lain kepada kita, juga bukan dengan diam saja.
Tapi lakukan ini,  tetesi humidifier dengan minyak gaharu, ucapkan waktu nenetesi: Assalamualaikum malaikat di dalam minyak gaharu dengan ijin kyai nur, datangkan ribuan pasien ke rumah saya, agar saya bisa berjuang du jalan Allah, mengobati mereka, nanti kalau mereka datang, bantu saya mengobati mereka agar langit kalian juga naik.

lalu nyalakan humidifiernya tiap malam, lalu kalau besoknya ada yang datang di tangani, di obati dengan sama menyalakan humidifiernya dengan niat di ruqyah.

Ketika humidifiernya di nyalakan tiap malam itu, maka tiap hari akan makin banyak orang yang datang berobat, makin lama makin banyak....

ini bukan acara menjadi dukun atau paranormal, tapi hanya dengan menolong orang lain, kita itu akan di pandang oleh Allah, karena sudah beramal bukan hanya untuk kepentingan pribadi tapi untuk kepentingan orang lain.

Bagaimana kalau di beri uang oleh pasien? Ya di terima, asal tidak menentukan tarip, di terima bisa di makan atau du sedekahkan, kalau kita makan, maka akan mendukung pasien itu sembuh, karena uangnya kita makan, dan setelah masuk perut kita pakai beribadah, outomatis dia akan dapat pahala juga dari apa yang di berikan kepada kita.

Semoga paham.....

--------------------------------------------------------------------------

Bagi yang sudah punya jamaah dzikir di rumah, pakai humidifier, tetesi dengan minyak gaharu, waktu menetesi ucapkan: assalamualaikum malaikat di minyak gaharu, dengan ijin kyai nur, datangkan jamaah sebanyak banyaknya ke majlisku, ajak orang berdzikir bersamaku sebanyak banyaknya, dari segala penjuru delapan mata angin...

nah besoknya akan datang orang, datang dan datang, makin jamaah banyak yang datang insaAllah akan makin banyak rizqinya.

orang punya jamaah banyak itu saya umpamakan orang punya pabrik/perusahaan, yg punya perusahaan itu umpama manager, kalau karyawannya banyak maka si manager akan di beri rizqi/uang banyak untuk membayar sebanyak karyawan yang dia punya, artinya manager akan pegang uang banyak, untuk membayar karyawannya yang banyak, kalau karyawannya sedikir misal 1 orang, ya dia akan di beri uang untuk membayar karyawan yang satu orang itu.

sama jika seseorang itu punya jamaah yang banyak, maka Allah akan memberikan rizqi yang banyak sebanyak jamaah yang dia miliki, ya kalau karyawannya cuma 1, istrinya sendiri, ya cukup sego kucing lauk ikan pindang, sama kecap.  apalagi karyawannya cuma kucing meang meong yang ikut dzikir, ya cukup laron waktu musim hujan yang jatuh jadi makanan.
ingin banyak uang, jangan kerja sendiri, harus punya perusahaan, ingin di gaji Allah? harus punya jamaah, gak kerja di pabrik kok ingin dapat gaji dari pabrik, gak kerja pada Allah kok ingin di gaji Allah, mlakumu kurang adoh.....

.........

Kyai Nur CahyaningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang