Thoreqoh itu tidak berat

60 0 0
                                    


amaliyah thoreqoh itu tdklah serumit yang orang perkirakan yang kata kebanyakan orang itu berat.

thoreqoh itu ya hanya menjalankan amaliyah sareat, cuma bedanya amaliyah hakikat di bawa beserta ketika mengamalkan sareat itu.

misal dalam sholat, ketika orang mengamalkan sareat maka syarat rukun perbuatan dan ucapan itu di kerjakan, sebagaimana orang itu mengerjakan sholat biasa, dan ketika orang itu menyertakan hakikat, maka fokus akal hati di fokuskn mengingat Allah, akal dan hati tidak kemana mana, tapi masuk ke dalam diri sendiri mengkonsentrasikan lafadz Allah di titik titik latifah.

lalu apa itu titik latifah? titik latifah itu titik penghubung antara manusia dengan Allah melewati 7 pratala lapis langit, di titik latifah itu ada lubang, lubang itu mengarah ke dalam keghaiban ruhani, menuju alam ruh yaitu alam langit, dan melintasi pintu pintu langit.

makanya manusia harus mengetahui di mana tempat titik latifah robbaniyahnya, karena di titik latifah itu terdapat kotoran, dan kotoran itu yang menghalangi manusia untuk sampai kepada Allah, jika kotoran di titik latifah itu masih ada, maka manusia tidak bisa mencapai keikhlasan, ikhlas itu murni, jika masih kotor maka namanya tidak murni/ikhlas

kotoran kotoran itu yang mengotori keikhlasan, seperti ujub, sombong, tidak bisa terima, riak, sum'ah, ghibah, ragu, was was, semua kotoran itu adanya di titik latifah, dan kita membersihkn kotoran itu namanya nadhofah, makanya kata kata nadhofah di sangkut pautkn dengan iman, bukan islam, annadzofatu minal iman, bukan annadzofatu minal islam, karena yang di maksudnya di hadits itu adalah pembersihan titik latifah kita, makanya rasulullah saw mengisyaratknnya dengan iman bukn dg islam.

jika titik latifah kita belum bersih dari kotoran, maka pintu 7 langit belum bisa di lewati oleh amal ibadah kita, artinya, amal ibadah kita tak sampai pada Allah, bukan hanya amal ibadah kita tertolak, kalau tertolak itu kan sudah sampai kepada Allah, sampai lalu di tolak, ini malah belum melewati langit, ya jelas belum sampai.

apalagi amal ibadah kita bermanfaat atau ada manfaatnya, bermanfaat itu kan kalau sudah sampai kepada Allah, ini smpai saja tidak, bagaimana mau bermanfaat.

jika titik latifah kita bersih, bersih dari semua penyakit, baru amal ibadah kita akan melewati langit, dan sampai kepada Allah, dan akan menjadi ada manfaatnya, jika kita menjalankan hanya sareat saja, ya tidak ada apa apa yang keluar dari tubuh kita ketika kita beribadah.

kita itu kalau sudah menggabungkan ibadah kita antara sareat dn hakikat singkron bersama sama, maka akn keluar malaikat sebentuk cahaya yang akan ke langit, mengahadap kepada Allah, peewujudan ibadah kita. malaikat serupa cahaya itu yang akan menghadap Allah. makin serasi dan sejalan antara hakikat dan sareat, maka akan makin banyak cahaya yang keluar dari tubuh kita.

tapi ini soal bisa menembus 7 langit sekalipun ibadah kita sudah ada bentuk cahayanya, menembus langit itu masih berhubungan dg kebersihan latifah kita dari kotoran ruhani, selama latifah kita belum bersih dari kotoran, maka belum bisa cahaya yang keluar dari ibadah kita itu akan bisa menembus langit.
makanya hanya ibadah yang ikhlas saja yang akan smpai kepada Allah.

---------------------------------------------------------------------------

Salah satu yang menghalangi datangnya rizqi adalah, karena dosa kita, kita tak sadar setiap hari berbuat dosa, dan dosa itu menumpuk tanpa kita sendiri menyadarinya, dan dengan sendirinya dosa yang menumpuk itu menjadi dinding atas terijabahnya doa, dan menjadi penghalang datangnya karunia dari Allah, agar karunia dari Allah itu sampai pada kita dengan cepat tanpa dihalangi oleh dosa kita maka sebaiknya kita bertaubat, banyak-banyak bertaubat dan mengistiqomahkan bertaubat kepada Allah, sesuai firman Allah :

“Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu’, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai’.” (Nuh: 10-12).

“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadaNya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari Kiamat.” (Hud: 3).

Diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas ia berkata, Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitan-nya kelapangan dan Allah akan memberinya rizki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka”.

---------------------------------------------------------------------------

semua orang itu akan di uji, kayak kita mau memasuki ketentaraan atau masuk pegawai negeri, jika ujian gagal, maka akan mengulang ujian lagi, gagal, nengulang lagi, gagal mengulang lagi, terus, dan terus mengulang.

sama ketika kita hidup, maka akan di uji,  contoh misal di uji kemiskinan, yang menguji itu Allah, maunya Allah dalam ujian itu agar kita sabar, menerima, dan menerima terhadap ketentuan Allah, batin kita itu yang di lihat oleh Allah, setelah menerima keadaan lalu menyelesaikan ujian, yaitu aktif mendekatkan diri kepada Allah, Allah itu suka kalau kita merayu rayu, minta kepada Allah, menunjukkan kehambaan kita, kepapaan kita kepada Allah, menunjukkab kefakiran kita kepada Allah, dengan setiap waktu merayu rayu, meminta minta kepada Allah, setelah kita lakukan maka Allah akan mengangkat ujian itu, dan membuka pintu pintu rizqi dan keberkahan.

tapi sebaliknya, jika kita tidak terima dengan keadaan dengan kemiskinan, selalu mengeluh, maka ujian akan di datangkan lagi, karena kita di anggap gagal oleh Allah, besok mengeluh lagi, artinya gagal lagi, maka akan di datangkan ujian yang sama, setiap hari, setiap waktu di datangkan ujian yang sama, sampai kita mengerti dan paham, kalau terus mengeluh, ya namanya terus gagal.
dan akan di datangkan ujian yang sama yaitu kemiskinan, akhirnya seumur hidup di uji miskin, ya akhirnya jadi orang miskin selama lamanya.

Kyai Nur CahyaningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang