Mursyid & Murid

33 0 0
                                    

Mursyid = sopir bus
Murid = penumpang.

Pernah kan naik bus, yang tak pernah naik bus mungkin bisa bertanya pada orang yang sudah pernah naik bus.

Seorang yang naik bus itu harus percaya pada sopirnya. Bagaimanapun dan belok ke manapun bus dibawa oleh sopir, misal bus belok kiri, lalu belok kanan lalu kiri lagi, kenapa bus tak lurus terus jalannya, kenapa belok-belok mulu, jangan bertanya pada sopir, bahkan di belakang sopir biasanya kalau busnya keren, ada tulisannya DILARANG BICARA DENGAN SOPIR. La apa sopirnya lagi puasa bisu? kok dilarang bicara, bagaimana kalau mau kencing? e'ek? apa gak ijin sopir supaya busnya berhenti dulu? tanya orang yang gak pernah naik bus.
Ya kalau busnya bagus, ada tempatnya sendiri di belakang, kalau mau kencing atau e'ek, gak usah ijin, gak perlu ngisi kotak amal,

Seorang sopir bus itu memikirkan semua penumpangnya, walau kelihatannya dia cuek, cuma melihat depan saja, bahkan sekalipun perjalanannya malam, semua penumpang pada tidur, sopir bus itu dilarang ikut tidur, harus melek, dan tetap melihat jalan kalau nyopir. Kalau perjalanan malam seorang sopir bus kok enak-enakan tidur, waktu nyopir ya busnya kecelakaan. Jika tidur saat menjadi sopir, sebaiknya jangan jadi sopir, pilih saja kerjaan lain, misal jadi tukang angon kambing kan bisa.

Di setiap perjalanan itu akan banyak kejadian yang dialami, dilihat oleh semua penumpang, ada nenek lewat, ada kambing, kerbau, ada anak kecil, dan berbagai kejadian namanya juga lewat jalan, ya terang akan banyak yang dilihat, jangan bertanya, misal kamu melihat anak kecil, jangan bertanya pada sopir, itu anak siapa, namanya siapa ?
Jika kamu melihat nenek-nenek jangan bertanya pada sopir nenek-nenek itu umurnya berapa? Sudah mengalami apa saja?
Jika lihat kambing, jangan bertanya pada sopir itu kambing milik siapa? harganya berapa? ditawar boleh gak?
Kalau sopir itu harus meladeni semua tanya penumpang, dan apa saja yang dilihat penumpang, dia harus pindah beberapa profesi, mungkin jadi tukang sensus penduduk melihat pertanyaan soal nenek nenek itu, atau pindah jadi perangkat desa, atau pindah jadi tukang jual kambing.

Lama-lama kalau yang kamu lihat selalu kamu tanyakan pada sopir, bisa saja kamu diturunkan di jalan. Dianggap penumpang cerewet dan meresahkan dan membahayakan penumpang lain, kalau sopirnya agak iba paling-paling kamu diikat ke kursi, dan mulutmu dilakban, biar tidak membahayakan dan sampai di tujuan dengan selamat.

------------------------------------------------------------------------

dalam TQNS juga ada namanya jalur kewalian, dan jalur kemursyidan, ada jalur yang bisa di tempuh bagi siapa saja yang menjadi murid. lalu apa maksud jalur kewalian, dan apa maksud jalur kemursyidan, lalu bagaimana amaliyahnya?

jalur kewalian, maksudnya yg di tempuh murid, maksunya untuk menjadi wali, soal nanti jadi wali atau tidak, itu urusan Allah dan keistiqomahan dan kesungguhan murid itu sendiri menempuh menjalani amaliyah yang di berikan.
jalur kewalian itu di tandai jika murid menjalankan amaliyah yang di berikan tapi menjalankan amaliyahnya tidak berkumpul dg guru, di jalankannya di rumahnya masing masing, itu namanya menempuh jalan kewalian, jalur kewalian ini namanya warosatul ambiya/warisnya nabi, bukan rasul, jadi jika mendapatkn apa juga ilham dan pengetahuan tidak boleh di ajarkan kepada orang lain, jika di ajarkan kepada orang lain, maka tidak ada manfaatnya, efek yang di timbulkn.  dan murid yang menempuh jalur kewalian ini bebas, misal tak pernah ke majlis juga tidak apa apa, karena dia menempuh itu tidak harus dg bimbingan guru. apa yang di lakukan amaliyah yang di istiqomahkan itulah yang di dapat.

lalu jalur kemursyidan, ini namanya warosatul mursalin, warisan dari para rosul, menjalankan amaliyahnya harus di majlis, atau menjalankan seminimnya harus setiap ada dzikir akbar, wajib datang, jika tidak datang maka masuk ke jalur kewalian, kalau hanya datang sekali dua maka kemajuan keilmuannya lambat.
jalur kemursyidan, soal nanti jadi mursyid atau tidak itu urusan Allah, sebab seribu wali belum tentu satu menjadi mursyid.

setiap orang bebas berhak menempuh jalur kewalian dan kemursyidan.
jika menempatkn salah satu cara di atas itu, dg sendirinya sudah memposisikan jalur yang di tempuh.
..........

Kyai Nur CahyaningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang