MALAIKAT SEBAGAI KHODAM

171 7 1
                                    


Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kpd para malaikat,
”Sesungguhnya Aku hendak menciptakan manusia dari tanah liat kering yg berasal dari lumpur hitam yang telah diberi bentuk. Maka apabila Aku telah membentuknya dengan sempurna dan Aku telah meniupkan ruh- ciptaanKu ke dalamnya maka sujudlah yakni patuh-taatlah kamu kepadanya.” Maka malaikat-malaikat itu sujud semuanya bersama-sama, kecuali iblis, ia menolak bersujud bersama malaikat yang sujud itu." (Al-Hijr [15]:28-31).

Dalam perintahnya Allah memerintahkan malaikat sujud kepada Nabi Adam itu BUKAN SUJUD MENYEMBAH , tapi sujud TA'DHIM dan MELAYANI, karena Adam adalah sebagai khalifah di bumi, dan malaikat diperintah melayani Adam dan anak turunnya termasuk kita sebagai manusia, di dalamnya terkandung banyak manfaat dan maksud tersembunyi dari Allah, kita bahas dulu, kita ini sadar tidak sadar sebenarnya semuanya serba dilayani malaikat, dalam artian umum, bukan khusus, misal kita mau mencatat amal buruk dan baik kita, sudah ada malaikat Rokib dan Atid yang mencatatkan amal kita, misal kita mau diberi hujan maka ada malaikat yang menggiring mendung dengan angin, dan memisah-misahkannya dengan petir, jadi kita tak usah repot-repot, misal kita menanam tanaman, maka ada malaikat yang menjadikan perkawinan serbuk sarinya, menumbuhkan tanamannya agar tumbuh, bahkan jika kita akan meninggal, kita tak usah repot-repot mencabut nyawa kita sendiri, sudah ada malaikat maut yang mencabutkan nyawa kita.

Jadi secara umum, sebenarnya kita sudah dilayani oleh malaikat agar memudahkan keperluan kita, tapi malaikat itu tunduk hanya kepada Allah, soal sujud taat melayani Adam itu malaikat murni karena taat kepada Allah.

Sebelum adanya ibadah, malaikat itu diciptakan dari cahaya, ada yang diciptakan dari cahaya matahari, rumput, daun, air, dari cahaya apa saja, bukan dari cahaya ibadah, tapi setelah ada perintah ibadah, malaikat itu diciptakan dari ibadah orang yang ibadah, malaikat itu tidak ada perkawinan, tidak ada nafsu, tapi mereka berfikir, dan teliti, dan mereka diciptakan dari ibadahnya orang yang beribadah, dari dzikirnya orang yang dzikir, dari sholatnya orang yang sholat, dari ibadah apa saja yang dilakukan manusia, jadi mereka diciptakan dari ibadah apa saja yang dilakukan manusia.

Abu Hurairah ra. berkata : Rasulullah Saw. bersabda : “ Pada malam mi’raj, aku melihat lautan besar yang luasnya hanya diketahui oleh Allah. Pada tepi laut itu terdapat seorang malaikat berbentuk burung dengan 70.000 sayap . Jika seorang hamba Allah membaca “Subhaanallah”, malaikat berbentuk burung bergerak dari tempatnya dan jika diteruskan dengan membaca “Alhamdulillaah” maka terbukalah sayapnya kemudian jika diteruskan dengan membaca “Laa ilaaha illallaah” malaikat berbentuk burung tersebut terbang kemudian jika diteruskan dengan membaca “Wallaahu Akbar” malaikat berbentuk burung tersebut menceburkan dirinya ke dalam laut dan jika diteruskan dengan membaca “Wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adziim" malaikat berbentuk burung tersebut keluar dari dasar laut sambil mengibaskan sayapnya dan bertetesanlah dari tiap sayapnya 70.000 tetes air dan dari tiap tetes air Allah menciptakan seorang malaikat yang bertasbih, bertahlil dan memohon ampunan bagi pembaca “Subhaanallaah wal hamdulillaah wa laa ilaaha illallaah wallaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adziim” hingga hari kiamat”.

Dari Dhahhak dan Abi hurairah. Nabi SAW. Bersabda: setiap hamba laki-laki dan perempuan berwudhu kemudian ia menyempurnakan wudhu’nya dan setelah itu membaca “Innaaa anzalnaahu filailatilqodri………dst", maka setiap huruf yang dibacanya, Allah akan memberikan seratus derajat dan setiap tetesan air wudhu’ akan menjadi malaikat yang memintakan ampun kepadanya sampai pada hari kiamat.

"Tiada seorang hamba yang berwudhu, kemudian dia menyempurnakan wudhunya, melainkan Allah swt akan menciptakan dari setiap tetesan air wudhunya itu, seorang malaikat yang memohonkan ampun padanya sampai hari kiamat." (HR bukhori Muslim)

Jadi itu hanya contoh nabi menggambarkan kalau malaikat itu diciptakan dari amal perbuatan ibadah seseorang, jadi mereka diciptakan dan terus tercipta selama ada hamba yang ibadahnya benar LAHIR BATIN.

Saya pernah bertanya kepada malaikat, ada berapa malaikat yg keluar dari dzikir? penggambarannya begini:
Dzikir itu umpama kran, dan amaliyah yang bersifat perbuatan ibadah secara sunnah yang berupa gerak lahir batin seseorang itu umpama paralon, jadi orang yang ikhlas, ridho, amanah, tawadhu', syukur, qona'ah, sabar, dan lain lain persifatan mulia itu semua mengeluarkan bakal malaikat, juga hilangnya sifat sombong dengki, ujub riak, pemarah, semua juga menjadi bakal malaikat, diumpamakan paralon yang menyambung ke lisan orang yang dzikir, ketika orang itu dzikir, maka akan keluarlah dari banyak paralon itu menuju kran lisan orang yang dzikir, makanya jika seseorang itu sudah ikhlas ridho, tawakal pada Allah, sabar menghadapi ujian, qona'ah terhadap rizqi yang diberikan Allah, dan sudah hilang semua sifat buruknya, hilang sombongnya, iri dengkinya, dll, itu akan mengeluarkan ribuan malaikat dari lisannya ketika dzikir.

Saya bertanya, kalau Rosululloh sendiri itu keluar berapa malaikat ketika dzikir? dijawab ada milyaran sampai trilyunan malaikat ketika dzikir.
Lalu Sayyidina Ali? dijawab, beliau keluar malaikatnya ada jutaan sampai milyaran.
Kalau Syaikh Abdul Qodir Jailani? dijawab, beliau keluar malaikat sampai jutaan.
Nah itu bukan hanya keluar saat dzikir saja tapi juga ketika wudhu, sholat, membaca qur'an, bahkan hanya menggerakkan jari tangan itu akan keluar malaikatnya, saya bertanya pada malaikat, coba lihat dari jari saya yang saya gerakkan ini, ada berapa malaikat yang keluar? dia jawab, ada 7 sampai 8 ribu malaikat. Jadi gerakan jari sekalipun dari orang yang ingat Allah di hatinya itu akan keluar malaikat.

Lalu malaikat ku tanya: jika seseorang itu masuk wali abdal, wali pemula dan pengganti itu harus berapa malaikat yg keluar ketika dzikir, dia jawab, Kyai, setiap manusia yg dzikir jika menjadi wali abdal itu setidaknya keluar malaikat dalam setiap dzikirnya harus ada 15 malaikat, itu baru akan masuk ke tingkatan wali abdal, jika belum maka belum, dan setiap orang yg menyetorkan malaikat kepada Allah 15 ribu, akan mendapatkan malaikat 1 yang menempati pori-porinya, sampai pori-pori penuh tertutup semua oleh malaikat, jika seseorang itu dalam setiap pori-porinya ada penjaga 2 malaikat setidaknya, maka manusia itu sudah masuk dalam golongan maksum/atau dijaga oleh malaikat.

Dan perlu digaris bawahi, jika seseorang itu banyak malaikat di dalam dirinya, di tubuhnya, itu seperti membawa kantong yang banyak, ilmu itu cahaya, maka penyimpannya adalah cahaya, seperti air itu penyimpannya adalah barang yang bisa menyimpan air, file penyimpannya di penyimpan file, nasi penyimpannya di penyimpan nasi, tidak bisa ilmu disimpan di penyimpan air, atau air disimpan di penyimpan file, semua ada tempatnya masing-masing, dan ilmu itu cahaya, al-ilmu nurun, jadi ilmu itu cahaya maka penyimpan yang paling cocok adalah sesuatu yang diciptakan dari cahaya, yaitu malaikat.

Seperti teori khodam malaikat itu tidak beda dengan penyimpan file ilmu, misal kita punya hp, maka malaikat bagi hp itu umpama memory card, atau memori external, di memori itu kita isi apa saja, ketika kita masukkan ke HP misal isinya lagu mp3 atau isinya video dengan sendirinya akan bisa langsung kita putar, tanpa harus transfer data dengan bluetooth, dan tanpa kabel lagi, sama ketika malaikat itu diisi ilmu lalu dimasukkan ke manusia dengan sendirinya orang yang dimasuki malaikat itu akan bisa berbagai ilmu yang ada di dalam diri malaikat itu, tanpa harus belajar, nah ini teorinya ILMU LADUNI.

Kyai Nur CahyaningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang