10

12.8K 822 4
                                    

Regan menatap pantulan cermin di depannya. Dia tersenyum miring kemudian melirik ke arah pintu kamar yang sedikit terbuka dan memperlihatkan seorang wanita yang masih terlelap dengan tidurnya.

Regan membasuh wajahnya singkat, jam baru menunjukkan pukul empat pagi dan dia masih betah berada di apartemen wanita yang menjadi lawan mainnya tadi malam. Tidak terhitung lagi sudah berapa banyak wanita yang pernah ia tiduri, tapi itu tetap saja membuat anak semata wayang Maherza Putra tidak puas. Bagi Regan....wanita itu hanya mainan untuk memuaskan hasrat birahinya. Tidak lebih.

" Bego " Regan memungut pakaian yang berserakan di lantai lalu pergi begitu saja tanpa mau peduli dengan wanita yang sudah ia kenal beberapa bulan terakhir ini.

Sesampainya di rumah, Regan menghembuskan nafas gusar saat mendapati Lavisya tertidur di sofa ruang tamu. Sebenernya apa yang sedang wanita itu lakukan ?

Regan mematung sepersekian detik sambil menelisik setiap inci gurat wajah mamanya. Dia terlihat begitu cantik dengan bibir mungil, kulit putih dan bentuk tubuh yang proporsional. Tidak heran jika banyak laki - laki yang rela melakukan apapun demi Lavisya. Tapi sayang, bagi Regan.....Lavisya itu tidak lebih dari seorang jalang.

Regan berjongkok dan mengelus pipi Lavisya lembut. Jika boleh jujur.... ..Regan ingin sekali tidur dipangkuan mamanya dan menceritakan semua keluh kesah yang ia pendam.

Regan tau Lavisya membencinya.

Dia juga tau Lavisya tidak pernah peduli padanya. Tapi apakah salah jika laki - laki malang ini mengharapkan sesuatu yang sangat sederhana dari ibu kandungnya ?

" Apa yang kau lakukan ? " Lavisya beringsut dengan tatapan datar.

Regan hanya diam dan berjalan menuju kamar nya. Tidak akan berguna baginya meskipun ia menjawab pertanyaan Lavisya.

"Regan "

Regan berhenti saat Lavisya memangilnya. Ia masih sok tidak peduli, padahal hatinya mengharap jika wanita itu mengatakan sesuatu yang bisa membuat hatinya senang.

" Aku baru membeli mobil sport warna kuning "

Regan berbalik " Jika kau hanya ingin pamer kekayaan....lebih baik bicara saja pada tembok "

" Tidak. Mama liat mobil hitam kesayanganmu rusak, jadi mama belikan mobil baru untuk mu "

" Terlalu banyak mobil di rumah ini "  Regan berusaha menahan rasa senangnya saat Lavisya dengan terang - terangan mengatakan kata ' mama' pada dirinya. Regan harap ini bukan mimpi.

"Kau benar "

Regan menahan kedua sudut bibirnya  yang mulai terangkat. Gawat jika Lavisya melihatnya seperti ini, yang ada wanita itu hanya akan ke GR an.
Regan berbalik, tapi lagi - lagi Lavisya menghentikan langkahnya dengan satu pertanyaan yang membuat cowok itu melayang sampai angkasa.

" Kau tidak luka ? Kan ? " Pertanyaan Lavisya ini sudah membuat Regan gila. Mulai dari mandi, berangkat sekolah, sarapan di kantin, hingga saat Regan latihan Volly, dia tidak henti - hentinya mengumbar senyum. Bahkan kucing lewat saja ia sapa dengan ramah.

"Regan kamu kenapa? " Reina menarik lengan cowok itu prihatin.

"Emang gue kenapa ? "

"Dari tadi pagi kamu senyum senyum sendiri "

"Oh...gue kelewat seneng " Regan membungkuk kemudian mengecup pipi Reina singkat. Gadis itu langsung bersemu merah dan anehnya justru terlihat sangat lucu.

Reina menatap Regan tidak percaya, untung saja mereka berada di taman belakang sekolah " Re - re gan "

" Makasih " Regan mengacak rambut cewek didepannya singkat dan pergi berlalu. Sedangkan Reina masih tidak percaya dengan apa yang ia alami barusan. Regan adalah laki - laki pertama yang menciumnya.

"Gue semakin ilfil sama Lo " Darren lewat sambil menyemburkan minuman sodanya ke wajah Regan. Dua meter di belakang Darren, Alfan masih sibuk mengoda Mora untuk memancing emosinya.

" Untung gue sabar " Regan mengelap wajahnya tanpa keberatan. Dia kelewat senang hari ini.

" Lo baru dapet uang 1M? Bagi cuy " Darren memang mata duitan.

Alfan dengan tampang tidak berdosannya langsung menarik kerah baju Regan " Cerita...berapa banyak cewek yang pernah lo tidurin ?"

"Hmmmm.....kepo banget lo " Regan terkekeh

" Heh...Ngana jangan main - main ya ? " Alfan semakin erat mencengkram kerah baju Regan.

" Lo masih kecil buat tau soal urusan ranjang "

" Kita seumuran Pe' a " Alfan beralih merangkul Mora dan mengerling genit " Jadi...apa lo mau tidur sama gue ? cuma sekali "

" Tidur? Gak ah...gue cuma mau tidur sama kak Geral " Jawab Mora polos. Saking polosnya ingin sekali Darren membuang adiknya ke sungai.

"Lo sama Geraldin tidur bareng cuma bener - bener tidur gak ngapan- ngapain. Kalo sama gue nanti Lo bakal dapet pengalaman seru " Alfan mulai membisikkan niat bejatnya.

Regan hanya bisa tertawa melihat Alfan yang begitu teropsesi ingin meniduri seorang gadis.

Darren mengedikkan bahu acuh. Dia yakin sekali selama Geraldin masih hidup, tidak mungkin Alfan melakukan tindakan kriminal.

" Pengalaman apa ? " Mora ini memang masih terlalu muda untuk mengetahui niat bejad Alfan.

"Seger banget muka lo hari ini " Darren mengabaikan Alfan yang mulai meracuni otak kecil adiknya. Dia lebih tertarik kenapa sahabat misteriusnya ini terlihat sangat bahagia.

" Gue yakin lo gak mau tau alasannya "

"Lo main rahasia sama gue. Parah "

Regan merangkul leher Darren dan berbisik " Tadi malam gue....."

Darren mulai serius mendengarkan

"Gue ketemu cewek cantik "

" Terus? " Darren kian penasaran

"Dia sepuluh tahun lebih tua dari gue "

Darren mengangguk paham. Dia tau selera Regan itu tante - Tante.

"Terus ? "

Regan semakin mengecilkan volume suaranya " Terus?? Gue berhasil nidurin dia sampai malam suntuk "

" Bangsat " Umpat Darren penuh emosi.

Regan terbahak dan mengoyangkan jari telunjuk nya ke bibir Darren
"Calon TNI gak boleh ngomong kasar "

ANOTHERWhere stories live. Discover now