Part 9 || Revisi✅

894 121 11
                                    

Janlup Vomment gaes!

Happy Reading♡

*****

Saat sampai dikamar Rara masih senyum senyum sendiri, mandi pun tersenyum bahkan sampai saat ini dia masih tersenyum lebar saking bahagianya.

Apa nggak pegel tuh bibir :v

"Demi celana kolornya bang Ardan, Gue seneng banget!" Ucapnya sambil menerawang kejadian saat Arga memintanya menjadi pacarnya.

"Walau nggak romantis dan terkesan to the point tapi gue bahagia banget, akhirnya perjuangan gue cari jodoh, nggak sia sia." Rara berjalan menuju meja belajar dan mengambil buku Hariannya, seperti biasa Rara akan mencurahkan semuanya pada buku tersebut.

Hari ini,
Rasa bahagia itu datang tiba tiba
Membuatku merasakan rasa senang yang menjalar didada.

Aku tau ini awal dari semuanya
Perjuanganku belum selesai begitu saja
Banyak penghalang pada setiap hubungan.
Konflik asmara pasti terjadi kan?

Aku belum tau alasan dia menerima hadirku
Bukankah dia membenciku?
Bahkan dia mencaciku.
Tapi bagaimana bisa dia memintaku menjadi kekasihnya?

Aku tak ingin memusingkan hal itu.
Harusnya aku senang bukan?keinginanku menjadi nyata?
Ya!aku bahagia

Aku gila.
5 kata yang amat sangat bermakna
5 kata yang akan merubah segalanya
5 kata yang menimbulkan rasa bahagia yang membucah hingga ingin terbang rasanya.

Dia bermakna
Dia istimewa
Dia segalannya.

Setelah mencurahkan semua pada buku hariannya Rara turun untuk melihat apakah Ardan sudah pulang apa belum, dia akan membagikan cerita bahagia ini pada abang tersanyangnya.

Jika bukan pada abangnya pada siapa lagi dia akan bercerita? orang tua? mengingat itu membuar Rara tersenyum miris. dia ingin sekali bercerita pada mamanya kemudian bersandar pada papanya dan mendapat elusan sayang keduanya.

Bisa kah seperti itu? nyatanya dia sama sekali bukan prioritas mereka. Kedua orang tuanya hanya sibuk dengan pekerjaan dan uang, Harusnya anak kan yang jadi prioritas? Hah sudahlah dia sedang tidak ingin mengingat itu, karena hari ini malam ini dia sangat bahagia.

"Abang udah pulang bi?" Tanya Rara pada bi Sumi yang sedang berada di dapur.

"Oh udah non, baru aja paling Den Ardan lagi dikamar nya." Jawab Bi Sumi sopan.

"Oh yaudah bi Rara samperin abang dulu ya."

"Loh non Rara teh nggak makan dulu?"

"Nanti aja bi sekalian mau manggil abang." Rara kembali menaiki tangga dan menuju kamar abangnya.

Rara memasuki kamar Ardan dan terdengar gemercik air dari kamar mandi, itu artinya Ardan sedang mandi, Rara dengan iseng menjelajahi kamar abangnya berharap ada sesuatu yang bisa menjaili abang tampannya itu.

Rara membuka laci nakas disamping ranjang Ardan dan menemukan kotak merah berukuran sedang dengan hiasan yang indah.

"Apaan nih? bagus banget"ucap Rara sambil membolak balikkan kotak itu, karena penasaran akhirnya Rara membuka kotak itu dengan perlahan setelah terbuka sempurna mata Rara terbelalak dan sedetik kemudian tawanya pecah.

"Pftt.. Bwahaha! apaan nih?Abang nyimpen kek gini? hahaha!" Rara menatap kotak itu dengan tidak percaya sekaligus merasa geli.

"Heh ngapain tuh!" Rara berhenti tertawa dan berbalik, seketika Ardan langsung melotot kaget dengan wajah memerah malu melihat Barang berharganya berada di tangan sang adik. Rara kembali melihat kotak itu dan tawanya kembali pecah.

Struggle and End!! (Proses Revisi)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن