[17]

352 18 0
                                    

Jan lupa follow ig author @amllrsln_4436 ;)

Vote dan komen jugaa

Selamat membaca

***


"Enak ya bisa deket sama banyak cowok."

"Maksud lo apa?" tanyanya karena merasa tersinggung dengan nada sinis orang itu.

"Emang maksud gue apa?"

"Nggak jelas lo." Melodi mencoba menghiraukan makhluk yang tiba-tiba ada di dekatnya.

"Lo gak boleh deket sama cowok lain."

Melodi menatap orang itu tak suka. "Lah emang lo siapa, terserah gue lah."

"Gue mantan lo kalo lo lupa."

Melodi memutar bola mata malas. "Apalagi si ini, kemarin 'kan udah baikan!"

"Ohh iyaa gue lupa yaa kalo kemarin gue bilang temenan, jadinya 'kan lo bebas deket sama cowok lain." Melodi tak tahan lagi, ia tidak tahu kenapa cowok ini berlaku seperti ini lagi kepadanya.

Lebih baik ia pergi saja. Tapi sebelum itu, ia merasa pergelangan tangannya dicekal kuat.

"Lo apaan sih!" Melodi menyentak kasar cekalan di tangannya. Namun naas, cekalan itu begitu kuat hingga rasanya tangannya ingin patah.

"Udah ya kak, gue nggak mau ribut sama lo, mending gue ngalah," katanya seraya melepas cekalan di tangannya namun nihil, ia malah tertarik hingga menubruk dada Arthur.

"Lo apa-apansih!" sentak Melodi dan menjauhkan dirinya dari Arthur. Namun tetap saja cekalan di tangannya semakin menguat

"Kak! Ini di sekolah ya, jangan macem-macem!"

"Lo-" tunjuk Arthur di depan wajah Melodi
"harus jadi milik gue!"

Melodi terperangah, "Nggak!"

"Tinggal bilang iya aja susah banget, jangan sampe harus gue paksa!"

Melodi menggelengkan kepalanya heran, tak mengerti perilaku orang di depannya ini

"Gue heran deh sama lo, sebelumnya kita baik-baik aja, dan sekarang... pagi pagi lo udah kayak orang jahat tau nggak, nggak gue kenal, pliss lepasin gue, jangan ganggu hidup gue!" sentak Melodi dan dengan sekuat tenaga melepaskan cekalan Arthur di tangannya.

Setelah terlepas, Melodi berlari ke kelasnya, ia tidak mau menjadi bahan tontonan di parkiran

Sampai di kelas, Melodi langsung duduk di bangkunya. Siska tidak terlihat di kelas berarti ia belum datang. Melodi menelungkupkan wajahnya di antara lipatan tangannya di atas meja. Ingin sekali ia mengutarakan semua unek unek nya ke seseorang, namun ia tidak tahu siapa. Rasanya sesak sekali, marah, kesal, bingung, dan segala rasa yang meresahkan hati bersarang di hatinya.

Merasa ada pergerakan di kursi sebelahnya, ia mendongak, melihat siapa yang datang dan ternyata Siska. Siska duduk dan menghadap Melodi, mengusap tangan Melodi, "Melll, gue emang nggak sedekat itu sama lo, tapi kalo lo butuh orang buat dengerin curhatan lo, gue siap buat jadi orang itu, gue nggak tahu masalah kalian, tapi lo bisa cerita perasaan yang lo rasain sekarang"

Melodi diam, ia masih menekan rasa ingin menangis di hatinya, namun karena ia tak bisa mengontrol diri, Melodi hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum paksa, "Gue nggak papa kok"

Siska memutar bola mata malas, kesal dengan sifat Melodi yang satu ini, namun ia harus menekan rasa kesalnya, karena ini bukan waktunya untuk marah.

Menghela napas, Siska berkata, "Yaudah kalo lo nggak mau cerita sekarang, its oke, tapi jangan sungkan buat cerita ke gue, gue juga temen lo, kodrat temen ini saling mengerti, berbagi cerita, lo jangan lupa itu.

Melodi tersenyum, "Makasih ya Sis" Siska pun hanya mengangguk

Dari arah belakang, Daniel diam diam mendengar obrolan mereka, sejak Melodi masuk kelas, ia sudah heran, kenapa Melodi pagi pagi sudah beraut marah, marah akan sesuatu hal. Ingin Daniel menghampiri Melodi, namun ia tidak mau menambah masalah kalo ia mendatangi Melodi.

"Melodi kenapa ya?" batin Daniel.

🌟🌟🌟

Drtt...Drtt...

Getaran ponsel di atas kasur mengagetkan Melodi. Penasaran siapa yang menghubunginya, ia membuka ponsel, lalu terpampang notifikasi dari Whatsapp.

"Iza?" katanya dalam hati. Sungguh malas rasanya, namun ia tak tega membiarkan pesan dari Iza

Izaa terunyuuuu

P
P
Mel??


MldiSyhran

Kenapa Za?


Setelah mengirim, tanda langsung berubah centang 2 biru lalu telepon berbunyi menampilkan foto profil Iza, Melodi bingung mau menjawab atau tidak, sekian berfikir ia memutuskan untuk menjawab telepon dari Iza, begitu tersambung dan muncul foto Iza yang sedang di kamar, dengan suaranya yanb memekakkan telinga

"Mellllllll!"

"Ishh apaansih? Budegg guee bisa bisa!"

"Hehe maaf Mel, Mel katanya tadi lo sama Kak Arthur ribut ya?"

Memutar bola mata malas Melodi membatin, "Hahh Arthur lagi!"

Tak ada jawaban lagi lagi Iza meneriaki nama Melodi dengan kencangnya, "Melllll, jawab!"

"Iya! Nggak usah bahas itu deh!"

"Yahh Mel, maaf ya atas kelakuan Kak Arthur, emang dia apain lo?" Menyembunyikan raut kesalnya, Melodi berusaha tersenyum

"Enggak papa!"

Mendengar jawaban dari Melodi, Iza menghela napas, "Mel, gue tau ya lo bohong, cerita sama gue, atau gue ke rumah lo sekarang!"

"Zaa, pliss ini nggak perlu di bahas lagi! Udah ya gue di panggil ibu nih, dahh!" buru buru Melodi pun mematikan sambungan video call ini sebelum Iza memaksanya.

#tbc

See you......

EffortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang