You Are Doing Well

2.5K 362 25
                                    

Kurasakan handphone-ku bergetar namun kemudian berhenti sendiri. Mungkin penelpon tersadar kalau ini masih jam kantor sehingga aku belum bisa mengangkatnya sekarang, terlebih memang aku masih ada rapat. Begitu selesai rapat kusempatkan melihat nama penelpon sebelum keluar ruang. Panggilan tidak terjawab dari Bhiyan dan ada juga dari Nanda. Tumben.

Aku berjalan menuju mejaku saat kemudian handphoneku bergetar lagi, kali ini Kevin.

"Halo."

"Halo, Na. Sorry ganggu. Udah kelar kerjaan lo?"

"Udah jam pulang kantor sih tapi mungkin belum langsung pulang, ada apa Vin?"

"Oh," kata selanjutnya hanya terdengar seperti bergumam.

"Vin? Ada apa sih?" Aku penasaran karena nggak biasanya mereka membombardir handphoneku kalau bukan untuk sesuatu yang penting.

"Itu.. Arsya bilang nggak sama lo pergi kemana?" Aku menaikkan alis sedikit bingung. Hari ini Arsyaka belum menghubungiku apa-apa baik via pesan ataupun telepon.

"Enggak, emangnya kenapa?"

"Oh, gapapa."

"Vin?" Enggak mungkin nggak ada apa-apa kalau nyariin sampai begini kan.

"Mmmmm gini.. Arsya tadi pamitnya pulang cepet tapi pas kita sampai apartemen dia nggak ada. Kirain pulang ke rumah Mamanya tapi barusan Mamanya tanya ke Nanda gimana kabar Arsya. Trus kita pikir dia jalan sama lo, ternyata enggak juga. Udah kita coba hubungi tapi nggak ada yang diangkat."

Jantungku sedikit berdebar. Tidak biasanya Arsyaka pergi tanpa pamit.

"Udah lama?"

"Dari kemarin."  Aku terkesiap. Dari kemarin Arsyaka nggak pulang? "Eh  tapi paling dia lagi main ke rumah siapa gitu sih. semoga dia nanti balik." Aku tahu Kevin berusaha tidak terdengar panik. Bagaimana pun aku sepertinya juga akan resah kalau tahu Arsyaka menghilang seperti ini. 

"Yaudah aku coba hubungi dia juga, nanti kalau ada kabar aku kasih tahu kalian."

"Makasih ya, Na."

Arsyaka kemana? Bukan maksudku untuk cemas berlebihan karena aku juga tahu Arsyaka sudah dewasa, tapi aku ingin setidaknya ada yang tahu keberadaannya. Memang baik dewasa atau anak-anak selalu punya masanya untuk merasa hilang dan barangkali Arsyaka juga. Aku hanya tidak ingin ia berlama-lama hilang dari kami.

Aku menghubunginya sekali tetapi tidak ada jawaban meski terdengar nada sambung, handphone-nya tidak mati. Mungkin ia perlu waktu maka kemudian aku membereskan sisa pekerjaanku karena rekan kantorku juga sudah mulai meninggalkan ruangan. Meski fokusku banyak terpecah, satu jam kemudian pekerjaanku hari ini akhirnya terselesaikan.

"Ayakaa.." Saat berjalan ke parkiran aku mencoba meneleponnya sekali lagi dan tersambung.

"Halo, Na."

"Kamu di mana?"

"Di jalan." Memang terdengar bising kendaraan.

"Kamu lagi pergi? Ke mana?"

"Enggak tadi lagi nyari angin aja bentar, ini udah mau balik. Kenapa nelpon?"

Aku menghela napas lega. Setidaknya dia ketemu. Aku tidak ingin bertanya ke mana semalam ia tidak pulang, takut ia tidak mau terbuka padaku.

"Kamu mau makan malam di tempatku nggak?"

"Hmm?"

"Iya, kamu mau mampir dulu nggak ke tempatku sekalian makan malam."

Dari JanuariWhere stories live. Discover now