Sleepy Hug

3K 376 27
                                    


"Besok libur nggak, Na?"

"Ya libur, tapi nggak senggang."

"Sama dong." Aku mengangkat alis heran meski dia nggak melihatnya.

"Emang kamu tuh punya hari libur?"

"Punya ya enak aja!" Balas Arsyaka nggak terima. "Cuma nggak mesti aja. Sama kadang libur ya diisi buat bikin lagu."

"Sama aja boong," cibirku.

"Enggak ya!" Aku kemudian diem. Karena udah capek banget juga pengen tidur cepet aja bawaannya kalo jumat malem.
"Kamu nggak senggangnya kenapa?"

"Bikin laporan besok, Senin mau dikumpul." Emang ya pekerjaan kuli berkas tuh begini aja sehari-hari. Report report and report.

"Hmmm." Rasanya hmmm nya tuh ada nada ragu-ragu gitu yang hendak diungkap Arsyaka.

"Kenapa?"

"Temenin aku yuk? Ke studio. Bawa aja kerjaan kamu. Sendiri nih." 

Tumben. "Emang yang lain kemana?"

"Kevin mau ngedate, Nanda lagi balik ke rumah, Arkan latihan drum dia sama les vokal."

"Lha Bhiyan kemana?" Ada satu yang belum kesebut dari lima member.

Terdengar suara helaan napas. "Bisa sih dia cuma...cuma aku bosen ditemenin cowok mulu. Masa dia lagi dia lagi." Lucu banget nggak sih ngakunya Arsyaka tuh.

"Hahaha yaudah. Siang ya tapi?"

"Pagi mau kemana?"

"Tidur lah! Udah jadwal wajib hari Sabtu." Kali ini aku nggak lihat langsung tapi pasti Arsyaka lagi eyeroll.

"Yaudah iya, siang aku jemput."

***

Jadilah hari Sabtu itu sekitar pukul 1 siang aku duduk di sofa pojokan sebuah studio musik. Aku jujur baru pertama kali kesini. Agak-agak katrok gitu ngeliatin barang-barang yang ada. Di sana ada satu gitar, piano, sama nggak tahu namanya ada alat digital gitu deh yang buat ngeluarin suara.  Sanitizer? Synthizer? Susah lah pelafalannya.

"Jadi kamu kalo latihan di sini?"

"Beda ya, latihan mah di ruang band sana."

"Ooo." Bibirku membulat. "Kalau rekaman?"

"Kenapa? Ya di ruang rekaman lah."

O lagi maaf ya pemirsa, aku tuh dungu masalah beginian.

"Trus di sini ngapain?"

"Buat bikin lagu, namanya tahap songwriting. Sama aransemen lagu. Jadi part-part yang udah ditulis tadi digabung, diatur biar enak flownya." Dia menjelaskan dengan bahasa yang paling mudah buat aku mengerti.

"Hooooo. Oke oke." Udah cukup lah informasinya segitu aja daripada aku tambah pusing.

Arsyaka lalu menaruh tasnya dan mulai menyalakan komputer dengan monitor yang layarnya super lebar itu.

"Eh makan dulu, Ayaka." Aku kan ngebekalin nasi goreng tadi.

"Kamu masak sendiri?" Ia mengikutiku yang sudah duduk di bawah duluan sambil membuka kotak makan. Sekalian menunggu komputernya untuk booting.

"Iya. Cobain deh." Ia menyendokkan satu sendok full nasi goreng itu dan memasukkan ke mulutnya. "Enak gak?"

"Hmmm." Ia masih mengunyah sambil nebak nebak rasanya. "Ini bumbu instan nasi goreng yang mana, Na?"

Dari JanuariWhere stories live. Discover now