Perencanaan

2.3K 78 0
                                    

Keesokan harinya 03.02 dini hari

'Kringgg... Kringgg.... Kringgg.... '
"Uh... Siapa sih? Ganggu aja, " Kataku setelah menekan tombol hijau pada layar henfonku.

"Eh, lo dah bangun belum? Yuk ke villa paman gue" Tanya orang diseberang yang ternyata adalah teman gue sendiri (Ronny).

"Harus jam segini ya? " Tanyaku mengintimidasi, ini jam 3 pagi loh masih malem namanya ini.

"Gak juga sih😅😅, oh ya Raisa jadi ikut tidak? Kalau ikut dateng nanti jam 5 subuh, " Katanya memberi kabar.

"Yah, kalau Raisa gak ikut gue juga gak ikut, " Jawabku dengan putus asa.

"Lo itu gimana sih? Lo kan lakik jadinya harusnya yang ngatur dong, masak Raisa yang ngatur sih. Cupu amat lo, " Katanya mengejek gue lah ni anak.

"Iyh sih.... Tapi papanya melarangnya," Kataku, ya aku mengaku memang aku cupu berhadapan dengan calon mertuaku.
Juga aku tidak mau memaksakan kehendak dong, aku kan pacar yang baik juga cowok idaman.

"Lo ajak dia, paksa dia. Lo itu berkuasa bro, " Katanya selalu mempengaruhi gue untuk ikut ke jalannya yang sesat ini.

"Sampai lo gak ikut lebih baik kita gak temenan aja lah, lo lebih mementingkan pacar lo daripada sahabat SMA lo ini, " Katanya kesal lalu ia mematikan telepon sepihak.
Aku nyesel sih punya teman kayak Ronny yang gak peduli sama hubungan percintaan kawan sendiri.

Setelah aku bersiap - siap, jam telah menunjukkan pukul 04.58 a.m. Aku masuk mobil dan mengemudikan nya menuju rumah Raisa.

'Tok.... Tok... Tok.... " Aku mengetuk pintu rumah Raisa. Tak lama seorang wanita paruh baya keluar.

"Eh, nak Ray cari Raisa ya? " Tanyanya padaku.

"Iya tante, " Kataku dengan senyum - senyum wagu, hahaha ketemu calon menantu kuy.

Pendakian Berujung Maut Where stories live. Discover now