Menemukan mayat mereka

492 30 2
                                    

"Oke lah, " jawab Bray dan Varo bersamaan. Walau Varo tidak bertanya tapi sebenernya pertanyaan Varo dan Bray sama, maka dari itu Varo ikut menjawab.

****

Malam telah menyapa, lampu di pinggir jalan mulai hidup. Rumah - rumah yang terlihat tua mulai menghidupkan lampunya. Kota mati seperti kota pada umumnya. Cuman ya penghuninya, penghuni di Kota Mati adalah orang yang telah Mati. Dan penghuni di kota metropolitan adalah manusia yang asli.

"Istirahat dulu lah, " Kata Ray sambil duduk di bawah tiang lampu jalan yang ada tepat di seberang kamar mandi.

"Udah jam satu lagi, sholat dulu lah, " Kata Varo sambil melihat jam tangannya.

"Gue kok ngerasa familiar ya dengan tempat ini, " Kata Ray sambil melihat lurus ke depan.

"Ya iya lah, lo kan udah ke sini, " Kata Yixing.

"Bukan, itu apa to? " Tanya Ray pada teman - temannya sambil melihat sesuatu yang mencurigakan dan sedikit familiar di mata Ray.

"Mayat, " Kata Bray langsung ceplas ceplos.

Lalu Ray berjalan sambil sesekali berlari karena jalan yang dilewati sangat lebar. Bray, Varo, Yixing , dan Tao mengikuti Ray di belakangnya.

"Ini..... Shinta, " Gumam Ray sambil melihat mayat perempuan yang perutnya sudah amburadul.

"Ya Allah, " Kata Bray lebay sambil menutup mulutnya karena kaget.

Di tempat lain

Reno, Nando, Hulgi, Dylan, dan Melia sedang dalam perjalanan pulang yang diantar oleh Raisa.

"Sa,bener nih pulangnya lewat sini?" Tanya Reno sambil menatap Raisa.

Reno merasa bahwa mereka tersesat, dari tadi mereka bukannya sampai di kaki gunung malah muter - muter di tempat itu. Harusnya perjalanan ini hanya memakan waktu sekitar 30 - 45 menit. Tapi ini sampai 1 jam belum juga sampai di desa yang tepat berada di kaki gunung.

"Ya menurutku sih bener. Tapi aku gak yakin, " Kata Raisa sambil mengamati keadaan sekitar.

"Lo gimana sih Sa? " Kata Melia dengan nada tinggi, entah kenapa Melia sanngat sebal dengan Ray maka dari itu ia melampiaskan kepada Raisa.

"Kok pakek nada tinggi sih, " Kata Raisa sambil menatap Melia.

"Kalo lo gak ikhlas, gak usah nganter. Biar kita pulang sendiri, " Kata Reni dengan nada tinggi ke arah Raisa.

"Emang gue mau nganter kalian? Kalo gak Ray yang nyuruh gue gak akan ada di sini, " Kata Raisa tak kalah emosi.

"Kalian pikir gue mau bantu kalian? Gak!! Kalian gak punya perasaan tau gak. Kalian hanya bisa nuduh Ray, kalian gak tau gimana perasaan Ray, gimana perjuangan Ray. Gue gak habis pikir ya, apa yang kalian inginkan? " Kata Raisa dengan nada tinggi plus marah marah.

"Kak Reno, Nayla belum ditemukan tapi lo gak mau bantu. Hulgi mentang - mentang Kyla udah di temuin lo mundur. Melia, Walo lo dan Varo udah putus, tapi dia menganggapmu adiknya loh. Nando, lo gak mau temuin Bang Jeon? Dylan, Dion masih di sana, " Kata Raisa dengan emosi yang sudah memuncak.

"Ah udah lah, percuma bicara sama kalian, " Kata Raisa yang beranjak pergi.

"Kak, mau kemana? " Tanya Hulgi sedikit berteriak.

"Udah deh biarin aja, " Kata Reno.

"Tapi dia gak tau jalan, " Jawab Nando sambil menatap Reno.

"Kita yang gak tau jalan, bukan dia, " Balas Reni dengan nada tajam.

Di Kota Mati

Tempat dimana Ray berada. Setelah menguburkan jenazah Shinta yang dibantu oleh Bray dan Varo mereka kembali melaksanakan sholat Dzuhur.

Setelah sholat Ray dkk melanjutkan perjalanannya untuk mencari mayat dari Si pemimpin. Siapa lagi kalo bukan Jeon orangnya. Sebenarnya jarak mayat Shinta dan Jeon gak terlalu jauh, tapi ya memang membutuhkan waktu.

"Gue capek, " Keluh Tao.

"Lo kan setan o²n, " Kata Varo dengan nada menusuknya.

"Lo ngatain gue o²n, lo nantang hah! Mau baku hantam? Hayuk, " Kata Tao sambil merengangkan jari tangannya.

"Serah, " Kata Varo berlalu begitu saja.

"Lo ada bau sesuatu gak sih? " Tanya Yixing pada ke empat orang yang ada di sampingnya.

"Ya iya, gue kira sundel bolong, " Kata Bray sambil melihat sekeliling.

"Kayaknya di balik pohon itu deh, " Kata Tao sambil menunjuk sebuah pohon dengan dagunya.

"Yang bener aja lo, " Kata Varo.

"Gak percaya? Yok kita buktikan, " Kata Tao sambil menggandeng Varo. Entah kenapa Tao bisa menyentuh Varo dan Varo merasakan sentuhan itu.

"Eh, napa lo tarik - tarik, " Kata Varo yang berusaha melepaskan genggaman tangan Tao.

"Tengok tu, " Kata Tao.

"Mayat!? " Kata Varo terlihat sedikit kaget, tapi dia kembali memasang wajah cool.

"Sok cool lo, " Kata Tao dengan nada mengejek.

"Lah emang gue cool, " Balas Varo, masih aja 2 pemuda dari dunia yang berbeda terus berdebat untuk memperebutkan kebenaran.

"Bang Jeon!!!! " Pukulan telak berhasil menghantam sudut hati Ray. Setelah melihat korban yang sedikit amburadul, antara organ dalam dan potongan tubuh yang bercecer.
Entah siapa yang mengumpulkan potongan tubuh Jeon, tapi nyatanya potongan tubuh itu telah menjadi satu bersama pemiliknya.

"Sabar Ray, kita kubur dulu mayatnya. Kasihan, " Kata Bray sambil menepuk punggung Ray.

Lalu Bray, Varo, Ray, dan Yixing berusaha untuk mengubur mayat Jeon.

Setelah selesai

"Selamat, kalian sudah sampai di sini," Kata seorang pemuda yang memiliki suara familiar di telinga mereka berlima.

"Lo!! Ngapain disini?!! " Bentak Yixing pada roh pemuda yang tak lain adalah Beni.

"Ini tempatku, tempat kekuasaanku. Dan kalian sedang ada di wilayah ku," Kata Beni dengan nada tajam.

"Maksudmu, kami tidak akan bisa keluar dari tempat kekuasaanmu?" Tanya Tao dengan nada mengancam.

"Sadar diri lah, kalian tidak akan berhasil untuk membodohi ku, " Kata Beni dengan nada kasar.

"Gue gak peduli sama lo, dan lo denger gue ke sini ingin menemukan temen - temen gue. Jadi lo jangan ganggu kami, " Kata Ray menatap inteks Beni.

"Ya, berusahalah. Semoga berhasil, " Kata Beni bersamaan dengan hilangnya roh Beni.

"Gue harap lo gak menyulitkan kami," Gumam Tao sambil melihat ke arah hilangnya Beni.

Tbc.......

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan like/vote dan komennya yah.... Terimaksih 🙂🙂🙂

Mungkin cerita ini akan ku selesain bulan Desember ini. Jadi cerita pendakian berujung maut akan tamat di akhir 2020. Kita akan sambut tahun yang baru dengan cerita yang baru

Terimaksih.....

Pendakian Berujung Maut जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें