Bagian 17 ~ Sepupu

119 29 0
                                    

Hari ini hari minggu, hari dimana orang orang berlibur melepas penat setelah satu minggu bekerja atau belajar.

Berbeda dengan Karina yang memilih untuk jogging keliling komplek di pagi yang cerah ini.

Ia mengenakan celana training hitam panjang dipadukan hoodie kuning dengan sepatu putih, ditambah lagi bando pink yang ia kenakan dirambut lurus sebahunya itu.

Ia sudah berkeliling sekitar 3 putaran, membuat nafasnya ngos ngosan, dan memilih untuk istirahat di rerumputan taman komplek.

"Huft capek juga!" ujarnya dengan mengusap peluh yang ada di dahinya.

Kemudian ada seseorang yang menyodorkan air mineral dari arah belakangnya.

Sontak Karina mendongak keatas dan mendapati lelaki berkulit putih yang berlinang keringat diwajahnya dengan hidung lumayan mancung, tengah tersenyum kearahnya.

"RADO!!" pekiknya keras hampir teriak, membuat sang lawan bicara menutup telinganya.

Sontak Karina berdiri dan memeluk sepupu yang lama tak dijumpainya itu.

Ya, Karina dan Rado adalah sepupu dari ibu mereka, Sinta ibu Karina merupakan adik kandung dari Santi mama Rado, Santi pindahan dari Jakarta karena ikut suaminya, ia kembali ke kota kelahirannya dan berniat untuk menetap disini.

Keluarga Rado tinggal di Perumahan Komodo juga, deket dengan rumah Karina kalau rumah Karina nomor 123 rumah Rado nomor 128, Mama Rado sengaja membeli rumah itu biar bisa deketan sama adiknya, ibu Sinta maksutnya.

Jangan tanya dimana kakek nenek mereka, mereka berdua tinggal di Kampung Asri agak jauh dari kota, lebih tepatnya desa dipelosok, oke lanjut ke mereka!

"Ya ampun gue kangen banget sama lo!" ujar Karina yang masih dengan posisi berpelukan.

"Iya aku juga kangen banget sama kamu!" balas Rado juga dalam posisi berpelukan.

Karina melepaskan pelukannya dan beralih menatap jengah sepupu nya ini, pasalnya dia itu anak yang sangat baik sekali, tidak neko neko dan sangat sederhana, berbanding terbalik dengan yang orang bayangkan tentang anak muda di kota metropolitan itu.

"Ish lo mah gak asik pake aku-kamu segala! Kan gue selalu ngajarin pake lo-gue kalo lo pulkam! Heran deh dikota kok gak gaul!"

Rado hanya tersenyum mendengar celotehan sepupunya yang satu ini, ia sudah kebal dengan kata seperti itu, karena setiap pulang kampung Karina selalu mengajari hal yang sama setiap tahunnya dan itu sama sekali tidak berpengaruh pada Rado yang memang bawaan dari lahir tidak suka dengan hal yang neko neko.

Karina lantas duduk kembali direrumputan dengan posisi kaki lurus, diikuti Rado yang duduk disampingnya "Btw lo kesini kapan kok gue gak tau?"

"Rabu siang" ujar Rado santai dengan sorot mata kedepan.

"Haa!! Lo kesini Rabu tapi gue baru tau sekarang! Wah parah lo Do sepupu macam apa kau ini!?"

"Ya emang sengaja aku gak ngasih tau kamu, biar surprise gitu ceritanya" ujar Rado diakhiri dengan kekehan kecil.

"Terus lo kesini sama siapa aja?"

"Semuanya"

"Semuanya? Budhe Santi? Pakdhe Anang? Mbak Salma?" tanya Karina kegirangan, pasalnya keluarga mereka sangat dekat sekali dan pulang kampung hanya sekali waktu lebaran saja, jadi wajar jika Karina sangat antusias.

Rado membalas dengan anggukan kepala "Rencananya sih kita mau menetap disini"

Gembira satu kata yang menggambarkan perasaan Karina saat ini "Beneran? ayah sama bunda gue udah tau tentang semua ini?"

"Udah" jawab Rado santai sekali.

Tiba tiba tangan Karina terulur untuk menoyor kepala Rado "Awwh, salah aku apa?" rintih Rado sambil memegangi kepalanya yang habis kena toyoran sepupunya ini.

"Salah lo itu karena gak ngasih tau gue awal awal!"

"Kan aku udah bilang, biar surpres" ujar Rado dengan senyum manisnya.

"Sebenernya juga aku mau ngasih tau kamu itu kemarin, sekalian aku ajak jalan-jalan keliling kota" sambungnya.

"Oh ya!?"

"Iya, tapi kata tante Sinta kamu lagi keluar, ya udah deh gak jadi. Terus pagi tadi aku juga udah nyamperin kamu kerumah, rencananya aku mau ngajak kamu jogging juga, tapi kata Kevin kamu udah jalan duluan, gagal 2 kali deh aku ketemu kamu"

"Nerasa kek artis gue, di cari in mulu" ujar Karina diakhiri kekehan kecil.

"Sini minumannya" ucap Karina langsung merebut air mineral ditangan Rado, dan langsung meneguknya dengan sangat tidak elegan.

Kaya orang gak pernah di kasih minum aja Rin Rin!! batin Rado dengan geleng geleng kepala melihat tingkah sepupunya itu.

"Aku juga sudah pindah sekolah lho"

"Siapa?"

"Aku"

"Yang tanya, bwhahahaa" ujar Karina disambung gelak tawa yang menggelegar, membuat Rado mengerucutkan bibirnya kesal dengan jawaban sepupunya ini.

~~~

Di kamar yang bernuansa hitam putih, seorang pemuda tengah terlelap didalam mimpi indahnya.

Oh see, bagaimana lekuk wajahnya yang sangat tentram tertidur seperti itu, pahatan sang maha kuasa begitu indah dengan hidung tidak terlalu mancung, kulit sawo matang. Oh ya! jangan lupakan lesung dipipinya itu.

Saat ini ia sedang bermimpi indah, yaitu lagi perang dengan para kurcaci untuk merebutkan sang putri, putri kodok maksudnya!

Jam weker yang berada dinakas juga kalah tanding dengannya, ia sempat berfikir ini hari minggu ngapain bangun pagi, hanya orang profesional yang bisa bangun pagi dihari libur!

"HAHAHA DASAR KURCACI JELEK!, BERSIAPLAH UNTUK MATI!!" suara lantang itu terdengar menggelegar dikamar hitam putih itu.

Saat ia ingin bersiap membunuh kurcaci itu, terdengar suara nyaring dari belakang nya membuat para kurcaci bersigap mengambil pedang dan ditusukannya pedang itu diperutnya, alhasil ia pun kalah perang.

Tok tok tok

"Aish siapa sih ganggu aja" gerutu nya dengan mata masih terpejam.

"Den udah siang, bangun!" suara lembut nan memerintah itu berasal dari balik pintu kamar yang ber-stiker Naruto.

Sayup sayup ia melihat jam yang melingkar ditangan kirinya itu mendapati jarum menunjukkan pukul 08.00 Pagi, tak ada niat sedikitpun untuknya beranjak dari kasur super besar itu.

"Den Bagas?"

"Den, bibi masuk ya?" tanya bibi yang masih didepan pintu kamar, karena sedari tadi belum juga mendapat respon dari sang pemilik kamar.

ceklek

Pintu terbuka menampilkan perempuan paruh baya, yang kemudian mendekat kearah ranjang tempat tidur majikannya ini.

"Den bibi udah siapin sarapan dibawah"

Sedetik kemudian Bagas menggeliat, meregangkan otot ototnya sehabis bangun tidur, dasar kebo jam 8 baru bangun!

Dengan nyawa yang belum terkumpul Bagas beranjak dari kasur menuju ke kamar mandi dan jangan lupakan dengan langkah gontainya.

Bersambung...

Terimakasih sudah mampir

Jangan lupa klik bintang di pojok kiri bawah ya, gratis kok

Ig nya aku @suryani_iiii

Selamat menunaikan ibadah puasa

KarinaWhere stories live. Discover now