Nadya menggedikkan bahu berupaya melepas cekalan tangan Shireena yang ada di sana. "Shireen, lo apa-apaan sih? Lo kira gue takut sama Abangnya?" Berkata sedemikian padahal kemarin jelas-jelas Nadya tak bisa menghadapi Kakak laki-laki Moza. Juga Galang sudah memberi pelajaran untuk mereka bertiga saat jam pulang sekolah kemarin.



Shireena mendengus kasar. Otaknya berusaha untuk mencari cara agar temannya tidak lagi mengerjai gadis polos ini. "Nad, lebih penting ngurusin cewek gila kayak dia atau ngurusin Liam?"

Mendengar itu, Nadya berdesis. Ia menatap tajam ke arah Moza yang nampak tidak perduli atas kehadirannya. Bahkan Moza malah bersenandung kecil seraya menggoyangkan kepalanya pelan.

Tahu sedang diperhatikan Nadya, Moza langsung terdiam. Dia menerjab bingung beberapa sekon sebelum menunjukkan sedikit kotak makannya.





"Kamu mau?"






Nadya memutar bola matanya malas. Bersedekap dada sambil pergi dengan langkah angkuh. Oleh karena itu, Raisa yang membalas pertanyaan Moza. "Lo nawarin kita bertiga? Bahkan kucing aja gak mau makan makanan kayak gitu, bodoh!" Setelah itu dia menarik tangan Shireena dan menyusul langkah Nadya.

Baru lima langkah berjalan, bahu Shireena sudah ditabrak oleh seorang pemuda. Dia ditatap tajam olehnya. Shireena membalas tatapan itu lebih tajam. Dikira dia takut apa pada pemuda ini?







"Gak usah ganggu dia," kata pemuda itu membuat Shireena dan Raisa berdecih bersamaan. "Ada urusan sama lo?" Tanya Raisa. Gadis itu tak sempat menunggu jawaban dari pemuda tampan ini sebab tangannya terlebih dahulu ditarik oleh Shireena.







Bibir Moza yang tengah menampung sendok jadi tergerak untuk membuat senyuman amat lebar setelah melihat sosok pemuda di sana. Ia bersorak heboh memanggil nama pemuda itu, memanggil namanya bertujuan untuk menyuruhnya makan bersamanya.






"ARKAN!" Tangannya melambai berulang kali. Wajahnya begitu ceria setelah mendapati kehadiran sosok Arkan.









Angga jadi tertarik untuk menoleh ke arah gadis itu, kemudian membuang mukanya sambil mendengus tak suka.









••••🌈••••




••••🌈••••

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.









"Anying lah! gue minta
follback sama Sasya tapi ga difollback-follback." Marsel mendesah kecewa setelahnya. Pemuda yang menyandang status sebagai murid kelas sebelas itu jadi uring-uringan di lantai. Tak menghiraukan tatapan-tatapan dari seluruh murid Horius High School yang tengah melewati kelas mereka.


3 WISHESМесто, где живут истории. Откройте их для себя