Part 32

4.2K 518 119
                                    

Author POV

Serangan tentakel dewa kematian nomor 2 yang akan melubangi perut Kayano justru berganti melubangi perut Haruka. Semua yang melihatnya hanya bisa terdiam terpaku.

'Aku berhasil...melindungi Kayano...' Batin Haruka sambil tersenyum lalu ia kehilangan kesadarannya.

Lalu saat tubuh Haruka akan jatuh ketanah, Karma dengan cepat menangkap tubuhnya. Mata Karma sudah berkaca-kaca.

"Baka! Kenapa kau melakukan hal itu? Kau bodoh!" Ucap Karma sambil memeluk tubuh Haruka yang masih berada di gendongannya. Karma pun akhirnya menangis.

"Nee-san, apa kau akan meninggalkanku? Kau berjanji tidak akan pernah meninggalkanku. Buka matamu, nee-san!" Ucap Itona sambil menangis.

"Gomen ne, Haruka-chan. Karena melindungiku kau jadi begini." Ucap Kayano sambil menangis.

Yanagisawa lalu tertawa.

"Dia seharusnya bergabung denganku bukannya melakukan hal bodoh seperti itu! Dia jadi menyia-nyiakan nyawanya sendiri!" Ucap Yanagisawa lalu kembali tertawa sambil memegangi perutnya.

Koro-Sensei lalu mendekati Karma untuk melihat Haruka, ia lalu mengeluarkan aura yang berwarna merah dan tubuhnya menjadi berwarna hitam tanda ia marah.

"Itu dia! Saat kau lupakan segalanya, emosimu akan meledak dan warna kulitmu akan menjadi hitam pekat! Kalau tidak begitu kau tidak akan mengeluarkan kekuatan terbesarmu! Dengan kata lain, hitam adalah warna sejati dari sosok monster sepertimu! Warna menjijikkan yang kau pasang selama satu tahun ini akan menjadi warna yang tidak bernilai! Aku benar-benar puas sekarang. Lalu untuk menandingi kekuatan dan emosimu..." Ucap Yanagisawa lalu mengeluarkan sebuah serum. "Biar nomor dua yang akan menyangkal semua tentangmu. Serangan terakhir."

Yanagisawa lalu menyuntikkan serum itu pada dewa kematian nomor 2. Kekuatan dewa kematian nomor 2 menjadi semakin bertambah.

"Ayo pergi dari sini!" Ucap Nagisa pada semua anak kelas E.

"Nagisa?" Ucap Karma.

"Ayo lari selagi perhatiannya teralihkan dari kita semua! Jika kita tetap ada disini kita akan terlibat dalam pertarungan mereka!" Ucap Nagisa.

"T-Tapi..." Saat Okuda akan membantah ucapan Nagisa, Karma menyelanya.

"Lari juga salah satu taktik dalam bertarung!" Ucap Karma lalu mereka pun berlari menjauh dari tempat itu dan pergi ke tempat yang lebih aman tapi mereka masih bisa melihat pertarungan antara Koro-Sensei dan dewa kematian nomor 2.

"Satu tahun yang layaknya neraka. Tapi semua akan berakhir sekarang." Ucap Yanagisawa.

Lalu dari tubuh Koro-Sensei muncul cahaya putih, lalu berganti menjadi kuning, lalu merah, hijau, biru lalu putih kembali. Koro-Sensei lalu menembakkan cahaya putih itu kearah dewa kematian dan Yanagisawa juga terpental lalu terkena perisai yang dibuat pemerintah. Yanagisawa pun mati begitu juga dewa kematian nomor 2 yang terkena cahaya putih milik Koro-Sensei secara telak ditambah Koro-Sensei yang menusuk jantungnya menggunakan pisau anti-sensei. Dewa kematian nomor 2 pun berubah menjadi serpihan-serpihan kecil dan kemudian lenyap.

Tidak ada yang bersorak kegirangan, semuanya hanya diam meskipun pertarungan sudah selesai.

"Haruka-san..." Ucap Koro-Sensei sambil menatap tubuh Haruka yang sudah tidak bernyawa.

Beberapa dari anak kelas E ada yang menangis, ada yang hanya bisa menundukkan kepalanya saja.

"Biarkan dia beristirahat." Ucap Chiba.

My New Life (Akabane Karma x Reader)Where stories live. Discover now