Part 14

5K 647 63
                                    

Author POV

"Ini adalah pembalasan untuk pertarungan kita sebelumnya." Ucap Takaoka lalu menunjuk Haruka. "Meskipun aku tidak mengetahui tentang kemampuanmu, tapi aku pasti akan membalas mu juga karena sudah berani mengusirku."

"Sebelum kita bertarung, aku ingin kalian melakukan sesuatu untukku. Minta maaflah. Bersujudlah. Aku ingin kalian meminta maaf dengan tulus yang sudah melakukan serangan tiba-tiba yang pengecut itu karena tak punya kemampuan. Dan karena telah mengusirku seenaknya padahal aku adalah guru kalian." Ucap Takaoka.

Nagisa pun bersujud.

"Aku tak mempunyai kemampuan, jadi aku menyerangmu dengan tiba-tiba. Gomennasai." Ucap Nagisa.

Haruka yang melihat hal itu mencengkeram tangannya sendiri hingga memutih, ia benar-benar kesal.

Takaoka lalu melihat Haruka yang menatapnya dengan pandangan tajam.

"Apa yang kau lakukan?! Cepatlah bersujud dan minta maaf!" Ucap Takaoka.

Haruka menggigit bibirnya sendiri lalu ikut bersujud di sebelah Nagisa.

"Aku telah mengusirmu seenaknya padahal kau adalah guru kami. Gomennasai." Ucap Haruka.

Terasaka yang melihatnya begitu geram, begitu juga dengan Karma.

"Bagus, kalian berkata dari lubuk hati yang paling dalam. Ayah senang mendengarnya. Sebagai hadiahnya, aku akan memberitahu kalian sesuatu." Ucap Takaoka sambil tersenyum puas dan mengambil koper yang berisi obat penawar itu. "Aku bertanya pada Smog tentang apa yang terjadi pada orang yang terkena virus tersebut dan dia menunjukkannya padaku. Itu lucu sekali! Tubuh mereka akan dipenuhi tumor. Wajahnya membengkak seperti sekumpulan anggur! Apa kalian ingin melihatnya?"

Takaoka lalu melemparkan koper itu ke udara dan meledakkannya dengan bom plastik.

Haruka dan Nagisa berusaha meraih koper itu, tapi terlambat. Koper itu sudah meledak dan obat penawarnya hancur.

Takaoka tertawa puas melihat ekspresi wajah Nagisa yang terlihat putus asa. Sedangkan Haruka memasang wajah penuh kebencian pada Takaoka.

"Kau sejak awal memang tidak pernah berniat menyerahkannya, kan?!" Ucap Haruka.

Takaoka masih saja terus tertawa. Sedangkan Nagisa kembali berdiri dengan pisau ditangannya dan aura membunuh yang begitu pekat.

"Aku akan membunuhmu!" Ucap Nagisa.

Haruka lalu mengeluarkan pisau lipat yang ia simpan sejak tadi di saku celananya.

"Kau akan merasakan rasa sakit yang tidak pernah kau rasakan sebelumnya!" Ucap Haruka dengan aura membunuh yang sama dengan Nagisa.

"Ya, begitu seharusnya." Gumam Takaoka. "Kemarilah dan bunuh aku!"

Terasaka dengan tiba-tiba melemparkan stun gun miliknya pada Nagisa.

"Jangan terhasut olehnya, Nagisa! Saat dia meledakkan obat penawarnya, kau menatapku dengan rasa iba, kan?" Ucap Terasaka. "Seharusnya kau mengkhawatirkan dirimu sendiri, sialan! Aku hanya butuh tidur saja untuk sembuh dari virus ini!"

Terasaka juga terinfeksi virus yang sama dengan yang lain, tapi karena tubuhnya kuat, ia bisa menahannya dalam waktu yang lama. Nagisa memang sempat menoleh padanya sesaat saat obat penawarnya diledakkan.

"Bahkan jika kau membunuh sampah seperti dia, pembunuh tetaplah pembunuh! Apa kau ingin melepaskan kesempatan untuk mendapat 10 milyar yen hanya karena kau marah?!" Ucap Terasaka.

Nagisa terdiam cukup lama, sedangkan Haruka melihat Terasaka dan teman-teman nya yang lain. Lalu ia melihat pada Karma yang masih memasang wajah khawatir seperti tadi. Haruka lalu menundukkan kepalanya dan terdiam seperti Nagisa.

My New Life (Akabane Karma x Reader)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ