Part 18

4.5K 568 30
                                    

Author POV

Saat ini Haruka, Nagisa, Kayano, Maehara, Kataoka, dan Okajima pergi ke cafe tempat Isogai sedang melakukan pekerjaan paruh waktu. Isogai bekerja paruh waktu disana sebagai seorang pelayan karena keluarganya yang miskin sehingga ia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Mereka terus memperhatikan Isogai yang sedang bekerja hingga tiba-tiba saja goeiketsu datang ke cafe tempat Isogai bekerja.

"Oya oya ternyata memang benar ada seorang siswa yang bekerja disini." Ucap Araki saat baru saja memasuki cafe dan melihat Isogai.

"Ternyata kau nakal juga, Isogai-kun!" Ucap Natsuhiko.

"Ini kali kedua kau melakukan pelanggaran berat terhadap tata tertib sekolah. Aku salah menilai mu, Isogai-kun." Ucap Asano.

Haruka sudah berdiri di depan Isogai dengan tangan terlipat di dada.

"Lebih baik kita bicarakan ini diluar, Asano-kun." Ucap Haruka lalu mereka pun keluar dari cafe.

"Terakhir kali saat kami tau tentang pekerjaanmu, kau langsung dipindahkan ke kelas E. Namun sepertinya kau sama sekali tidak merasa bersalah ya." Ucap Asano.

"Asano, tolong rahasiakan hal ini. Sebulan saja, dengan itu aku bisa mendapatkan uang yang kuperlukan." Ucap Isogai.

"Bagaimana ya, sebenarnya aku juga ingin memberimu kesempatan." Ucap Asano sambil tersenyum licik saat memikirkan suatu rencana. "Baiklah, dengan satu syarat. Kalau kau menunjukkan semangat juangmu, aku akan pura-pura tidak melihat semua ini."

"Semangat juangku?" Ucap Isogai yang tidak mengerti.

"Kau tau tradisi sekolah kita, yaitu menghargai orang yang memiliki semangat juang yang tinggi untuk terjun ke masyarakat lebih dari siapapun. Semangat juang yang cukup untuk menghapus pelanggaran tata tertib sekolah. Untuk menunjukkan hal itu, kita akan melakukan boutaoshi di festival olahraga sekolah." Ucap Asano. "Kalau kalian bisa mengalahkan kami, kami akan tetap merahasiakannya."

"Sepertinya tidak ada cara lain." Ucap Haruka.

Mereka pun menyetujuinya.

Setelah itu, mereka membahas tentang perlombaan itu dikelas tapi hanya ada anak laki-laki disana dan Haruka sendiri yang merupakan anak perempuan. Ia sebenarnya hanya ingin pulang bersama Itona, tapi akhirnya ia jadi ikut-ikutan mendengarkan percakapan mereka tentang boutaoshi.

"Cih, sudah jelas kalau mereka ingin mempermalukan kita." Ucap Terasaka.

"Apa yang harus kita lakukan? Sudah pasti Isogai akan dihukum lagi?" Ucap Sugino. "Mungkin saja dia akan dikeluarkan dari sekolah."

"Tidak, kalian tidak perlu melakukan hal ini. Kita tidak pernah tau apa yang Asano rencanakan. Lagipula akulah penyebabnya, jadi aku yang harus menanggung resikonya. Aku tidak takut dikeluarkan dari sekolah! Lagipula aku masih bisa melakukan pembunuhan diluar sekolah." Ucap Isogai dengan penuh keyakinan.

"Apa kau bodoh? Tentu saja mereka tidak akan membiarkan itu terjadi." Ucap Haruka dengan kata-kata yang tajam.

Kata-kata yang tajam dari Haruka membuat mereka terkejut karena Haruka tidak biasanya seperti ini.

"Jangan dipikirkan Isogai, kita hanya perlu mengalahkan mereka di boutaoshi, kan?" Ucap Maehara. "Itu mudah!"

Yang lain pun ikut menyetujui dan membuat mereka semakin kompak.

Melihat kekompakan mereka Haruka pun tersenyum, begitu juga dengan Koro-Sensei yang saat ini sedang berdiri di pintu melihat kekompakan mereka.

Saat hari festival olahraga telah tiba, mereka mengikuti berbagai macam lomba yang sebagian besar dimenangkan oleh kelas E. Hingga tiba saat nya boutaoshi.

Hal yang tidak terduga terjadi, kelas A menggunakan murid dari luar negeri yang memiliki tubuh yang kekar dan juga tinggi.

Meskipun begitu, kelas E akhirnya berhasil menang berkat strategi dan kerja sama tim yang baik.

Asano dan keempat murid yang berasal dari luar negeri saat ini berada di ruang kepala sekolah dan sedang menghadap Asano Gakuhou.

"Secara ajaib, kelas E berhasil memenangkan pertandingan yang dianggap orang mustahil untuk mereka menangkan. Sederhananya, ini adalah kekalahan telak kalian. Isogai-kun memanfaatkan strategimu sendiri untuk melawanmu dan memastikan kemenangan dengan senjata rahasia. Berdasarkan informasi pertandingan, kalian sudah kalah. Sebagai pemimpin kau sudah gagal." Ucap Gakuhou.

"Tuan kepala sekolah, anak anda memiliki kemampuan." Ucap Kevin salah satu murid dari luar negeri yang berbicara dalam bahasa Inggris.

"Hentikan, Kevin!" Ucap Asano mencoba menghentikannya tapi tidak dipedulikan oleh Kevin.

"Sebagai seorang ayah, anda seharusnya mengatakan 'ada banyak hal yang bisa dipelajari dari kekalahan.' " Ucap Kevin.

"Begitu, pendapatmu itu sedikit membuatku terharu, Kevin. Apa kau bisa memberitahu ku apa yang bisa dipelajari?" Ucap Gakuhou lalu berdiri dan melepaskan jasnya. "Jika aku yang kalah, mungkin aku bisa belajar dari kekalahan itu. Kalian berempat sekaligus, majulah."

Mereka berempat pun melawan Gakuhou tapi hasilnya sungguh mengejutkan, mereka dikalahkan oleh Gakuhou bahkan sampai ruangan itu terdapat beberapa bercak darah. Sedangkan Asano terduduk dipojokan dengan wajah yang ketakutan.

Tok tok tok

Seseorang mengetuk pintu ruang kepala sekolah lalu masuk tanpa peduli mendapatkan izin atau tidak.

Haruka masuk dan sedikit menatap ngeri keempat murid dari luar negeri itu lalu ia melirik Asano yang terkejut melihatnya. Ia lalu berjalan mendekati Gakuhou.

"Maafkan atas kelancangan saya, kepala sekolah. Tapi bukankah Anda sedikit keterlaluan?" Ucap Haruka dengan wajah tenangnya.

"Ah, Haruka-san kau datang untuk bertemu denganku? Ada apa?" Tanya Gakuhou sambil tersenyum dan seolah tidak ada yang terjadi.

"Tidak ada, saya hanya ingin memastikan mereka baik-baik." Ucap Haruka sambil menunjuk keempat murid yang berasal dari luar negeri itu dengan dagunya.

Haruka lalu menatap Asano dan berjalan mendekatinya. Ia lalu merendahkan tubuhnya agar sejajar dengan Asano yang berada di depannya.

"Apa kau tidak apa-apa? Apa kau terluka?" Ucap Haruka dengan wajah khawatir sambil meneliti tubuh Asano apakah ada luka atau tidak.

Haruka masih bisa melihat raut wajah ketakutan di wajah Asano. Ia pun menyentuh pipi Asano dan tersenyum.

"Tenang saja, kau tidak perlu takut. Kau tidak sendiri." Ucap Haruka sambil tersenyum.

Haruka lalu berdiri dan menggunakan ponselnya untuk melakukan panggilan darurat.

"Kau tidak berniat menelepon polisi kan, Haruka-san?" Ucap Gakuhou masih dengan senyumannya.

"Ie, saya hanya menelepon ambulans takutnya mereka mengalami luka yang serius." Ucap Haruka.

Setelah melakukan panggilan telepon, Haruka kembali mendekati Gakuhou dan berdiri di depannya.

"Rasa takut dan frustasi bukanlah segalanya, kepala sekolah." Ucap Haruka sambil menatap mata Gakuhou dengan penuh keyakinan.

"Jadi kau ingin mengatakan bahwa didikanku salah?"

"Saya tidak benar-benar berpikir seperti itu, tapi setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda begitu juga dengan sistem belajarnya. Asano-kun memang berkembang pesat dengan rasa takut dan frustasi yang ia dapatkan darimu, tapi...." Haruka menjeda ucapannya sebelum melanjutkan. "Bukankah anda adalah ayahnya? Seharusnya anda lebih menyayanginya layaknya orang tua kepada anaknya. Asano-kun itu tidak sama denganmu, kepala sekolah."

Haruka lalu kembali melihat Asano yang hanya diam terpaku mendengarkan percakapan mereka berdua. Haruka kembali menghadap kepala sekolah.

"Kalau begitu saya permisi." Ucap Haruka kemudian menunduk dan keluar dari ruang kepala sekolah.

"Gadis yang sungguh menarik. Benarkan, Asano-kun?" Ucap Gakuhou sambil melihat anaknya yang masih menatap kepergian Haruka bahkan setelah pintu ruangan ditutup.

'Kenapa dia datang? Kenapa dia menolongku? Aku sama sekali tidak mengerti.' Batin Asano.

To be continued

My New Life (Akabane Karma x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang